Yuhu~
Siapa yang nungguin? Ada kan? :(
Happy reading!^^
~°~°~
Jemarinya mulai bergerak. Matanya perlahan terbuka, lalu mengerjap pelan. Kedua bola matanya mulai bergerak, menyusuri ruangan serba putih dengan aroma terapi yang cukup menusuk bagi orang-orang yang tak terbiasa. Tapi, bagi dirinya rumah sakit sudah seperti rumah kedua. Berkali-kali terbaring di sana dalam kurung waktu yang panjang sudah membuatnya terbiasa.
"Ohh! Eonni sudah sadar?"
Pergerakan matanya terhenti pada sosok wanita dengan rambut cokelat yang dikucir di bagian bawah. Wanita itu tersenyum lebar, lalu bergerak lebih dekat ke arahnya. Sirat kekhawatiran tergambar jelas pada kedua bola matanya yang hitam.
"Apa ada yang sakit?"
Ia menggeleng pelan. Ia melanjutkan pemantauannya pada ruangan kecil itu. "Di mana Jun?" tanyanya pelan. Ia tahu Hong Yeonjung seharusnya saat ini bersama dengan Jun. Jika Yeonjung ada di sini, Jun juga seharusnya ada di sini. Tapi, sosok pria itu sama sekali tak tertangkap inderanya.
Perubahan raut wajah Yeonjung yang begitu kentara membuat keningnya berkerut. Apalagi, wanita itu gelagapan ketika menjawab, "Oppa membawanya keluar. Katanya mereka harus bicara."
Matanya terbuka lebar. Ia segera beranjak duduk, melupakan rasa pening yang menderanya. Dan tanpa mengatakan sepatah kata pun, ia menarik selang infus dari lengannya dan berlari ke luar ruangan.
"Eonni!"
Yeonjung memekik. Ia segera berlari, mengikuti sang kakak ipar yang tampak tergesa. Wanita itu terus berlari, mencoba mencari keberadaan suami dan juga sahabat baiknya.
.
.
.
.
.Hang Jisoo meraih tangan Jun dan menaruh sebuah amplop putih pada telapak tangan pria itu. Mulanya Jun mengerutkan dahi. Namun, kemudian ia mengerti ke mana percakapan yang belum dimulai ini akan mengarah tanpa melihat isi amplop tersebut.
"Ya, aku tahu," ujar Jun, seolah menjawab pertanyaan yang masih tersembunyi dalam benak Jisoo.
Bruk!
Jisoo tiba-tiba saja menyudutkan Jun pada tembok. Wajahnya benar-benar datar, sama sekali tak menunjukkan reaksi. Pria itu tak melawan. Ia diam, mencoba memahami situasi Jisoo.
"Wae?" tanya Jisoo datar. "Wae?!"
Jun tak menjawab, membuat Jisoo tak lagi bisa menahan amarah yang bercampur kekecewaan dalam benaknya. Ia menatap tajam ke arah Jun ketika kembali bersuara, "Kenapa kau tidak mengatakan apa pun? Kenapa kau bisa tahu sedangkan aku yang lebih berhak atasnya sama sekali tidak tahu apa-apa?!"
"Kau pasti bisa menebak alasannya, Hyung. Kau tahu wanita seperti apa (y/n) itu," sahut Jun.
"Tapi aku suaminya! Kalian seharusnya memberitahuku!"
"Justru karena kau suaminya, (y/n) jadi tidak bisa mengatakannya padamu!"
Bugh!

KAMU SEDANG MEMBACA
Sequel of GOMH [Love Story is Not Over Yet!]
Short StoryNote: Baca dulu Ghost of My Heart supaya mengerti alurnya^^ Tidak pernah ada makhluk sempurna. Paras yang indah, tubuh yang bagus, proporsi tubuh yang pas, kondisi ekonomi yang tinggi, dan kehidupan yang bahagia. Tidak akan pernah ada seorang pun ya...