Masih menunggu?
Happy reading!^^
~°~°~
Seungchol menatap sendu wanita di depannya. Keadaannya memprihatinkan. Wajah sembab, mata memerah, kantung mata bengkak, juga tampak berantakan. Air mata wanita itu seakan tak pernah habis. Terus menetes, tak membiarkannya tenang.
"Kenapa kau-"
Tak sampai pertanyaannya usai, Seungchol menghela napas dan menjatuhkan diri di sofa yang berhadapan dengan wanita itu. Seungchol ingin marah, tetapi rasa bersalahnya jauh lebih besar.
"Mianhae," ujarnya setelah terdiam cukup lama, "seharusnya aku berada di sisimu. Harusnya aku tahu tentang ini lebih awal. Aku terlalu fokus pada diriku sendiri. Mianhae."
Wanita itu menutup wajahnya dengan telapak tangan. Perasaannya sudah tak karuan sejak ia dilarikan ke rumah sakit dan sekarang bertambah buruk karena ia melupakan satu sahabat baiknya, orang yang sejak kecil selalu menemaninya kecuali ketika kejadian buruk itu terjadi.
Ia tak tahu lagi bagaimana harus meminta maaf atau menjelaskan rasa bersalahnya. Ia memang bersalah, bahkan sangat. Lantas, apa yang bisa ia lakukan selain menerima konsekuensi dari keputusannya?
Seungchol menghela napas. Ia beranjak dari sofa itu dan bergerak mendekat, memeluk wanita itu dan mengecup puncak kepalanya.
"Tenanglah, aku tidak papa. Aku akan mencarinya sekarang. Kalau perlu, aku akan menyeretnya untukmu." Seungchol kembali mengusap kepala wanita itu dan beranjak. "Woozi, kau pulanglah... Kau harus beristirahat untuk besok, sudah terlalu malam juga. Bukankah kauperlu mengantar Hyunji pulang?"
"Bagaimana dengan (y/n)? Aku tidak mau dia sendirian," debat Woozi. Ia sama sekali tak setuju. Melihat (y/n) membuatnya terluka, tapi ia tak bisa meninggalkan wanita itu begitu saja.
"Aku akan meminta Yeonjung menemaninya sampai aku berhasil menemukan Joshua," sahut Seungchol.
Woozi mau tak mau menyetujuinya. Bagaimanapun juga, ia tak bisa egois. Ia bertanggungjawab atas Hyunji yang telah dititipkan padanya, juga bertanggungjawab atas dirinya sendiri untuk tampil esok hari.
"Aku pulang dulu, (y/n)." Dengan berat hati, Woozi pamit dan pergi bersama Hyunji, meninggalkan wanita itu berduaan saja dengan Seungchol.
"Jangan khawatir, aku takkan lama," ujar Seungchol. Tangannya mengusap kepala wanita itu sebelum akhirnya berbalik pergi menuju pintu keluar.
Ceklek...
Pintu kayu itu terbuka sebelum Seungchol berhasil meraihnya. Pria itu bergerak mundur untuk memberi jalan orang yang hendak masuk.
"Jun?" tanya Seungchol, sebelah alisnya terangkat. Lalu, matanya terfokus pada sosok pria satunya dengan posisi lengan ditarik Jun.
(Y/n) yang semula termenung segera bangkit dari tempat duduknya dan menghadap ke arah pintu setelah nama Jun disebutkan Seungchol. Lalu, tubuhnya mematung setelah menangkap objek yang sama dengan yang Seungchol lihat.
"Jisoo?" gumamnya.
Jun –yang kedua lengan kemejanya tergulung hingga sikut– sedikit mendorong Jisoo masuk. "Selesaikan masalah kalian sekarang juga atau aku akan membawa (y/n) jauh darimu sampai kaumenyesal dan (y/n) berhenti terluka karenamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sequel of GOMH [Love Story is Not Over Yet!]
Short StoryNote: Baca dulu Ghost of My Heart supaya mengerti alurnya^^ Tidak pernah ada makhluk sempurna. Paras yang indah, tubuh yang bagus, proporsi tubuh yang pas, kondisi ekonomi yang tinggi, dan kehidupan yang bahagia. Tidak akan pernah ada seorang pun ya...