Baru update lagi :')
Ternyata antusiasme kalian untuk sequel ini membuatku terharu. Terimakasih banyak♡
Happy reading!^^
~°~°~
"Sayang! Di mana mantelku?!"
"Di gantung di balik pintu!"
"Tidak ada!"
"Cari dengan mata! Jangan dengan mulut!"
"Aku sudah mencarinya dengan mata dan tangan!"
"Pakai saja yang ada!"
"Tidak mau! Aku mau yang coklat!"
"Kau punya banyak mantel coklat! Dasar oranye menyebalkan!"
Jangan mengharapkan pagi yang romantis di kediaman keluarga Jung yang sejak sembilan bulan lalu telah bertambah satu anggota baru, Hong Jisoo tentu saja. Jangankan romantis, menemukai kedamaian yang bertahan lama saja rasanya mustahil. Apalagi di pagi ini, setelah dua orang yang saling mengasihi sibuk semalaman karena trimester pertama kehamilan dan berujung kesiangan, rumah besar itu sudah seperti kapal pecah.
Jung (y/n) sibuk menahan pusing juga mual luar biasa yang dilandanya dan berkutat di dapur dengan kemampuan seadanya. Hong Jisoo sibuk memikirkan alasan yang harus dia utarakan atas keterlambatannya pada rekan bisnis yang sebenarnya merupakan teman dekat di bangku SMA dan menahan kesal karena tidak menemukan mantel keberuntungannya. Sementara Nyonya Jung, hanya tertawa sambil menyeruput teh kala melihat kekacauan antara anak dan menantunya. Bagi Jung (y/n) dan Hong Jisoo, pagi hari adalah wakti yang memusingkan. Tapi, bagi Nyonya Jung, pagi hari adalah hiburan yang dinanti.
"(Y/n)... Mantelku mana...?"
Jisoo yang baru saja turun langsung menghampiri istrinya dengan bibir mengerucut setelah sebelumnya memberi sapaan hangat pada Nyonya Jung. Ia memasang wajah memelas terbaiknya dan bergerak memeluk istrinya dari samping. Ia menaruh kepalanya di bahu (y/n) untuk mencuri perhatian. Tapi, bukannya mendapat apa yang ia inginkan, wanita itu justru mendorong kepalanya menjauh.
"Diam kalau kau mau sarapan sebelum berangkat," ujarnya dengan nada mengancam.
Jisoo mendengus keras. Wajah manisnya lenyap begitu saja, bergantikan dengan tatapan jengkel. Ia memutar bola matanya ketika menjauh.
"Tidak bisakah kau mencarikan mantelnya untukku?"
"Tidak bisakah kau membuatku fokus untuk memasak?" tanyanya menyerupai nada bicara Jisoo. Tangannya terus bergerak mengaduk masakan di dalam penggorengan. "Aku memasak untukmu, Jisoo. Jadi cari mantelmu sendiri atau gunakan yang ada dan duduk manis di meja makan. Okk?"
Jisoo mengerucutkan bibirnya. Tidak puas dengan jawaban dari wanitanya. Menyadari bahwa Jisoo kecewa, wanita itu berhenti mengaduk. Ia menatap Jisoo. Bergerak mendekatinya dan mengecup bibirnya singkat.
"Hari ini gunakan dulu yang lain dan aku akan mencarinya supaya bisa kau pakai besok ya?"
Jisoo terlihat enggan. Tapi melihat sikap wanitanya yang mendadak manis membuat Jisoo mengangguk dan berbalik untuk duduk di meja makan, di sebrang mertuanya.
Ia menunduk di depan Nyonya Jung ketika berujar, "Jeosonghamnida, Eomeoni. Kami membuat keributan."
Nyonya Jung menanggapi perkataan yang selalu ia dengar di pagi hari dengan senyuman tipis. Jisoo menghela napas sebelum akhirnya mengambil teh hangat yang sudah tersedia di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sequel of GOMH [Love Story is Not Over Yet!]
Short StoryNote: Baca dulu Ghost of My Heart supaya mengerti alurnya^^ Tidak pernah ada makhluk sempurna. Paras yang indah, tubuh yang bagus, proporsi tubuh yang pas, kondisi ekonomi yang tinggi, dan kehidupan yang bahagia. Tidak akan pernah ada seorang pun ya...