Allen Hwang

4.2K 509 86
                                    

Waktu itu, saat ia dan ibunya masih tinggal di desa di Korea Selatan, seekor burung hantu berwarna putih salju memasuki rumahnya sedikit brutal, dan kaki si burung terikat oleh sesuatu, semacam surat.

Minhyun kecil yang saat itu sedang menyusun buket bunga pesanan orang berpikir kalau burung hantu itu terluka di bagian kakinya. Sontak saja, ia meminta tolong ibunya untuk mengobati si burung yang -katanya- terluka itu.

"Sayang, sepertinya ia tidak terluka. Ia membawa pesan untukmu," Sang ibu yang tadinya sedang mencuci piring, segera mengambil gunting dan memotong tali yang mengikat kaki si burung.

Begitu suratnya terlepas, si burung langsung terbang begitu saja melewati jendela dapur yang terbuka.

"Dari... Hogwarts? Apa ini, bu?" Dahi sang ibu mengerut saat Minhyun mengambil dan mulai membaca satu persatu huruf yang tertera di kertas lusuh kecoklatan itu.

 Hogwarts? Apa ini, bu?" Dahi sang ibu mengerut saat Minhyun mengambil dan mulai membaca satu persatu huruf yang tertera di kertas lusuh kecoklatan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Allen Xaverian Hwang,

Desa Areumdal no. 22
Busan, Korea Selatan.

HOGWARTS SCHOOL OF WITCHCRAFT AND WIZARDY

Tuan Hwang, dengan senang hati kami mengabarkan bahwa kami menerima Anda untuk bersekolah di sekolah sihir Hogwarts. Terlampir segala peralatan dan kebutuhan yang akan Anda pakai nantinya. Tahun ajaran baru akan dimulai 1 September. Kami menunggu burung hantu Anda paling lambat 31 Juli.

Hormat,
Minerva McGonagall
Kepala Sekolah

"Ibu, apa ini surat terror? Surat ini tau alamat rumah kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ibu, apa ini surat terror? Surat ini tau alamat rumah kita. Dan siapa Allen? Apa di dalam namaku ada kata Allen, bu?"

"Eh, bagaimana bisa kamu berpikir ini surat terror, sayang" sang ibu mengelus kepala si bungsu dengan lembut, bermaksud menenangkan, tanpa menjawab pertanyaan terakhir yang dilontarkan Minhyun. Sembari tersenyum manis, sang ibu terlihat berpikir keras.

"Sejujurnya, ibu juga tidak tahu apa itu, bagaimana kalau kita telepon saja Paman Aron, beliau pasti tahu tentang ini." Sesaat Minhyun kecil terdiam, tetapi kepalanya mengangguk. Ia yakin Paman Aron-nya tau dan akan membantu.

Karena setelah kepala keluarga Hwang alias ayah dari Minhyun meninggal di medan perang, Paman Aron-lah yang membantu keluarga kecil Hwang. Mulai dari memberi sedikit bantuan dana untuk membangun florist kecil di depan rumah mereka, sampai membantu Sujin; anak sulung keluarga Hwang, bersekolah di universitas ternama di Seoul.

Minhyun kecil sangat berterimakasih atas apa yang Paman Aron berikan pada keluarga-nya. Dan ia berjanji, akan membalas kebaikan dari Paman Aron, tidak sekarang, jelas. Karena ia masih punya misi penting; mengetahui apa itu Hogwarts.

---

Minhyun kecil begitu shock, waktu ia diberitahu Paman Aron kalau ia adalah penyihir. Terlebih lagi, Hogwarts mengundangnya untuk bersekolah disana. Padahal ibu dan ayah Minhyun bukanlah seorang penyihir.

Ia ditemani oleh Paman Aron berbelanja kebutuhannya di Diagon Alley, karena sang ibu tidak mengerti sihir. Paman Aron bahkan mau pergi jauh dari Inggris ke Korea hanya untuk menjemput Minhyun dan mengajari Minhyun berbagai hal tentang sihir. Dan Minhyun baru tahu, ternyata Paman Aron juga seorang penyihir dan alumnus dari Hogwarts.

 Dan Minhyun baru tahu, ternyata Paman Aron juga seorang penyihir dan alumnus dari Hogwarts

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hogwarts adalah salah satu sekolah sihir ternama, Minyeo." Paman Aron bercerita selagi mereka membeli kebutuhan Minhyun, "Sekolah itu terbagi atas 4 asrama, dan kau akan diseleksi menggunakan topi seleksi." sembari memilih bahan yang bagus untuk jubah dan seragam Minhyun, dan mencocokkannya di badan Minhyun.

"Apapun asrama-mu, berbanggalah, Minyeo. Mungkin sebagian orang akan memandangmu aneh karena kau adalah manusia biasa, tidak terlahir dari ibu dan ayah yang penyihir, tapi, itu tak boleh menghambatmu untuk belajar."

"Memangnya pembagian asrama itu mirip seperti pembagian kasta di kerajaan ya, paman?" Tanya Minhyun polos, ia bingung mengapa pamannya mengatakan hal itu. Pamannya hanya tersenyum dan mengacak surai platina Minhyun.

"Tak usah dibahas. Ayo kita cari tongkat yang cocok untukmu." Setelah itu, Paman Aron menggandeng tangan Minhyun keluar dari Toko Jubah Madam Malkin dan mengajaknya masuk ke Ollivanders.

---

Tepat 1 September, Minhyun diantar oleh Paman Aron ke King's Cross, peron 9¾. Ternyata, anak Paman Aron, Aiden, juga bersekolah di Hogwarts. Ia siswa tingkat 3 dan berada di asrama Ravenclaw. Minhyun sangat senang sekaligus gugup, ini pertama kalinya ia akan sendirian, selama setahun di ranah orang, tanpa ibu dan kakak disisinya.

Suasana Hogwarts Express sangat ramai, banyak sekali orangtua yang sedang mengantar anaknya. Ada yang berjalan bergerombol dengan teman-temannya, sepertinya itu siswa tingkat 5 keatas. Minhyun sendiri sedang mendorong troli-nya untuk dibawa kedalam kereta, berhenti sebentar didepan pintu gerbong, mengikuti Aiden dan Paman Aron.

"Minyeo," Paman Aron menyamakan tingginya dengan tinggi badan Minhyun, mengelus pipi gembil Minhyun yang sedikit kemerahan, "ingat kata paman, apapun asrama-mu nanti, itu tak boleh menghambatmu belajar. Kirimi paman dan ibumu surat sesaat urusanmu sudah selesai disana, kau bisa mengirimi paman surat, kan?"

"Bisa, paman. Kalau tidak, aku akan meminta tolong Aiden hyung melakukannya." Si pemilik nama sedikit mendelik, menatap Minhyun tajam, dan dibalas cengiran oleh Minhyun.

"Enak saja minta tolong padaku, lakukan sendiri, bocah salju." seketika Minhyun merengut. Ia selalu diejek si sepupu bocah salju lantaran kulit pucat dan rambut anehnya ini. Kalau Minhyun bisa memilih, ia juga tidak mau punya kulit pucat seperti ini, ia mau kulitnya seperti kulit Harry Style -Member One Direction yang kakaknya suka-.

"Jangan dengarkan Aiden, Minyeo. Ah, Kereta sudah mau berangkat, lekas naik, dan bersenang-senang lah." Minhyun segera memeluk erat Paman Aron, mengucapkan terimakasih secara nonverbal. Minhyun dan Aiden pun naik ke dalam kereta, melambaikan tangan ke Paman Aron dengan bahagia.

Perjalanan Minhyun di Hogwarts pun dimulai.

---

─; Flower-ian [MinhyunBin] [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang