Apa masih ada yang nunggu? Hehe
---
"Aku senang sekali, O.W.L telah selesai dan hasilnya tidak terlalu mengecewakan!"
"Me too! Walaupun semua nilaiku, yah, Exceeds Expectations."
Murid tingkat 5 baru saja mendapatkan kertas penilaian mereka selama mereka mengikuti O.W.L. Beragam ekspresi dapat ditemukan di Aula besar yang kini sesak itu; bersyukur karena usaha tidak sia-sia, tidak peduli dengan hasil, dan ada yang berdiam diri karena mendapat nilai tidak sesuai dengan harapan.
Slytherin manis bermarga Hwang ini menjadi salah satu dari rombongan berdiam diri. Kertas penilaian itu ia genggam dengan erat dan wajahnya tampak kentara bahwa ia kecewa dengan hasil ujiannya kali ini. Kaki jenjangnya ia bawa ke luar Aula besar, bergerak menuju lapangan latihan terbang.
"Aku tak bisa menunjukkan ini." Ia menggembungkan pipinya. Mendudukkan diri di ujung lapangan sembari bersandar di salah satu dinding tua kastil.
"Menunjukkan apa?" Hyunbin -yang datang dari arah tengah lapangan terbang, dengan menenteng broomstick miliknya- mendudukkan dirinya disamping sang kekasih.
Minhyun menunjukkan kertas hasil ujiannya dengan wajah tertekuk, persis anak kecil yang mengambek karena tidak dibelikan mainan.
Huruf demi huruf Hyunbin baca di perkamen lusuh itu. Matanya yang sipit terlihat semakin sipit. Kertas itu berisi nilai yang hampir semuanya Outstanding.
"Hey, honey. Nilaimu tampak baik." Minhyun menggeleng, ia menjulurkan telunjuknya di salah satu tabel yang tertulis EE. "Ada Exceeds Expectation di nilai ramalanku."
"Itu karena kau tidak menyukai ramalan." Hyunbin berujar santai, sangat santai sembari membaringkan dirinya di salah satu paha milik Minhyun tanpa izin.
Beruntung, Minhyun tidak marah. "Tapi, aku belajar mati-matian, Nael. Ibu akan kecewa melihat nilaiku seperti ini setiap tahunnya, selalu cacat di pelajaran Ramalan. Ugh. I hate divination."
Nael adalah panggilan khusus untuk Hyunbin dari Minhyun -sebenarnya, Minhyun hanya ingin memanggil Patrick seperti biasa, tapi Hyunbin terus merengek-. Tolong jangan menyuarakan protesan kepada Hyunbin.
"Kau belajar, tapi hatimu tidak menyukainya, bagaimana menurutmu?"
"Tidak akan bagus..." Minhyun menjawab sambil merengut. Kekehan pelan keluar dari belah bibir Hyunbin sesaat setelah ia menusuk-nusukkan jarinya ke buntalan pipi Minhyun.
"You know it, dear." Hyunbin mencubit pelan pipi Minhyun, "Lagipula, aku yakin ibumu tidak akan marah hanya karena satu nilai yang bahkan masih bisa dibilang bagus."
Desing angin yang berhembus lembut menjawab perkataan Hyunbin. Tak lama, ia bangkit dari posisinya. "Dear." Ucapnya serius tiba-tiba.
Minhyun tak menjawab, hanya menaikkan alisnya.
"Want to meet my parents this summer?"
---
Sujin tengah membereskan florist yang selama ini membiayanya pergi berkuliah di Seoul. Kini, ia bekerja sebagai salah satu pegawai di instansi pemerintah Busan.
Berbagai kerangka bunga dan bibit-bibit bunga ia susun dengan rapi dan cantik. Kertas warna dan pita sudah selesai digunting, hanya tinggal menunggu pesanan buket.
TRAK!
"Winter!" Sujin hafal betul dengan burung hantu putih salju milik adik -angkat- nya itu. Segera, ia mencari gunting dan melepaskan surat yang terikat di kaki Winter.

KAMU SEDANG MEMBACA
─; Flower-ian [MinhyunBin] [✔️]
FanfictionIni tentang Allen Hwang dan Patrick Kwon Si Manis dari Slytherin, dan Si Urakan dari Gryffindor. Dengan Hogwarts dan Bunga, yang menjadi saksi bisu kisah mereka. Start : 19-06-18 Finish : 26-08-18 [260818] #8 in Nuest [191018] #13 in JBJ [241218] #...