Great Hall and Tulip

1.8K 333 240
                                    

CKLEK!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CKLEK!

Pintu Hospital Wings terbuka saat sore bersalju itu. Hyunbin -yang harusnya ada di kelas susulan Arithmancy- masuk kedalam. Kaki panjangnya melangkah tergesa ke salah satu kasur Hospital Wings.

Netranya menangkap sesosok pria berambut platina yang tengah duduk melamun.

"Al?"

Sepertinya teguran Hyunbin mengagetkan pria itu. "Patrick... Kau kabur dari kelas susulan?" Pria dengan tinggi hampir 190 sentimeter itu mendudukkan dirinya di dekat kasur si pasien.

"Apa kau sudah baik?" Ia seolah tuli mendengar pertanyaan yang Minhyun -si pasien- lontarkan.

"Hm.. Sudah, madam telah memberiku ramuan." Si cantik tahu kalau Hyunbin tak ingin membahas kelasnya. Jemari Hyunbin mengelus lembut kepala Minhyun yang sedikit tertutup perban.

"Pasti sakit sekali, ya." Hyunbin meringis, mengingat kembali bahwa ia pernah mengalami hal yang sama, tetapi karena ia dilempari bludger saat bertanding Quidditch. Saat itu tahun ketiga, yang berarti tahun pertama Hyunbin masuk ke dalam tim inti olahraga sihir itu.

"Sedikit, tapi ini sudah jauh lebih baik dari kemarin." Hyunbin hanya mengangguk mendengar Minhyun berkilah, malas berdebat. 

"Patrick, ada yang ingin kukatakan." Suara halus itu terdengar.

"Tentang?" 

"Pengirim bunga. Mereka bilang kau-lah pengirimnya."

"Mereka?" 

"Hu'um, Seongwu, Wonwoo, Taeyong. Mereka bilang mereka ikut andil dalam misimu memberiku bunga. Mereka ternyata pengkhianat, mereka memaksaku untuk tidak memercayai itu adalah kau. Elena juga mengatakan padaku sebelum ia merapal mantra."

"Jeff juga ternyata tahu, dan kalian semua menyembunyikan-"

"Ya, aku mengaku, aku orangnya." Hyunbin dengan rileks memotong ocehan Minhyun. Tangan besarnya menggenggam erat tangan Minhyun. "Aku pikir aku sudah menaruh samaran yang jelas di tiap suratku."

"Kan, benar! Aku juga sudah curiga itu kau dari nama samaran itu, tapi-"

"Aku terlihat tidak tertarik padamu, kan? Maaf. Aku hanya takut kau tidak menyukai orang yang urakan sepertiku." Kekehan berat terdengar dari mulut Hyunbin. 

Jemari mereka tertaut erat, ibu jari Hyunbin mengelus punggung tangan Minhyun, kemudian ia mencium pelan punggung tangan putih pucat itu.

Astaga, kalau tahu Hyunbin akan berlaku agresif seperti ini, Minhyun tak mau membahas soal bunga! Ia yakin sekarang wajahnya pasti seperti stroberi matang, merah sampai telinga!

"Bicara soal Jeff, aku dan dia berkelahi beberapa hari yang lalu." Hyunbin melihat manik rubah itu membola lucu.

"Ia mengataiku pecundang, aku sempat marah padanya, tapi setelah kupikir, ia ada benarnya. Aku selalu bersembunyi di balik kiriman bunga dan surat." Minhyun melepas tautan tangan mereka dan menangkup wajah Hyunbin.

─; Flower-ian [MinhyunBin] [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang