Matahari di ufuk timur meninggi. Cahayanya menerobos masuk melalui jendela membuat sang ratu penghuni kamar membuka matanya silau. Namun sayang pergerakannya terkunci oleh tangan kekar yang melingkar manis di perutnya.
Yoonbi memutar badannya dan menemukan Jungkook yang sedang terpejam.
"Kapan kau pulang Jung" tanya Yoonbi. Ia tahu Jungkook sudah pasti sudah terbangun saat Yoonbi membuat pergerakan tadi.
Benar saja Jungkook tidak tertidur ia malah menarik bibirnya ke atas.
"Semalam. Kau benar-benar menikmati mimpimu sampai tak menyadari kedatanganku" ucap Jungkook dengan nada sedih.
"Maafkan aku" balas Yoonbi sambil memegang pipi Jungkook.
"Aku merindukanmu" ujar Jungkook
"Apa? Aku tak mendengarnya" Yoonbi tersenyum jahil ke arah Jungkook. Berniat menggodanya.
"Aku merindukanmu sayang"
Jungkook mengecup bibir Yoonbi sekilas membuat pipinya menjadi merah merona.
Jungkook beralih menindih tubuh mungil gadis itu. Mengelus lembut rambutnya dan jari jempolnya menelusuri pipi glowing khas bangun tidur.
Fokus Jungkook hanya ada pada bibir merah muda basah milik Yoonbi. Ia mendekatkan wajahnya pada Yoonbi. Mencuri kecupan manis bibir gadis itu. Pipi Yoonbi sukses memerah. Ia bahkan memejamkan matanya lagi, pertanda jika bibirnya masih ingin disambut. Tentu saja itu membuat Jungkook tersenyum dengan senang.
Jungkook meraih bibir gadis itu melumatnya lembut, bergerak ke kanan dan ke kiri mencari kenikmatan. Perang lidah pun terjadi disana. Jungkook benar-benar tak mau melewatkan sedikit pun bibir mungil gadis itu sampai membuatnya kebas setelah di lepas.
Jungkook melepas kancing atas Yoonbi perlahan. Merasakan sesuatu sedang menegang di bawah sana, Yoonbi melepas tautan bibirnya dengan Jungkook.
"J- Jung ak.. aku harus mandi"
Yoonbi mendorong tubuh Jungkook menjauh dari tubuhnya. Lalu pergi ke kamar mandi meninggalkan Jungkook yang tengah frustasi secara seksual.
***
"Bi apa menurutmu aku harus bicara pada Jungkook tentang kehamilanku?" Ujar Yoonbi pada bibi Han.
Setelah mandi ia segera menuju ruang makan dan meminta bibi Han untuk menemaninya selagi menunggu Jungkook selesai mandi.
"Tentu saja dia yang membuat anda hamil nyonya"
"Kau benar"
Yoonbi meneguk air yang berada di depannya tak lama Jungkook muncul kemudian ia duduk bersebrangan dengan Yoonbi.
"Kau tidak ke kantor?" Tanya Yoonbi yang mendapati Jungkook memakai kaos berwarna hitam dengan celana pendek selutut khas pakaian rumah.
"Karena aku merindukanmu jadi aku meliburkan diri" celetuk Jungkook yang sukses membuat semburat merah terlukis di pipi Yoonbi.
Mereka berdua melanjutkan acara sarapannya. Bahkan Jungkook dengan begitu lahapnya menyantap makanan yang ada di depannya sampai tak tersisa.
Huekk..
Yoonbi berlari menuju kamar mandi dan memuntahkan sedikit apa yang ia makan.
Jungkook menjadi panik dan menyusul Yoonbi.
"Noona kau baik-baik saja?" Tanya Jungkook
Yoonbi berkumur dan membersihkan mulutnya dengan tissue.
"Aku baik-baik saja" ucap Yoonbi seraya tersenyum pada Jungkook.
Yoonbi berjalan menuju kamarnya lalu berbaring karena kepalanya mendadak menjadi pusing.
Jungkook ikut berbaring di samping gadis itu. meraih tubuh mungilnya masuk ke dalam dekapannya.
"noona aku ingin bertanya" ujar Jungkook
"Hmmm? katakan saja Jung" balas Yoonbi masih terpejam
Jungkook menyentuh perut gadis itu. Mengusapnya dengan lembut.
"Apa disini ada anakku?"
Yoonbi membelalakkan matanya. Ia menatap Jungkook dengan banyak tanda tanya di kepalanya. Bagaimana Jungkook bisa tahu? Apa seorang laki-laki punya firasat ketika istrinya sedang hamil?
"Da.. darimana kau tahu?" Yoonbi bertanya dengan terbata-bata.
"Aku menemukan test pack di kamar mandi" Jungkook tersenyum ke arah Yoonbi. "Jadi ini alasan kau menolakku tadi pagi?" Jungkook menaikkan alisnya satu, menggoda Yoonbi.
Yoonbi mengangguk pelan.
"Serius noona aku senang sekali"
Jungkook bangkit dari berbaringnya lalu ia mencium perut Yoonbi.
"Ibu mu benar-benar tega membiarkan ayahmu tidak tahu mengenai keberadaan anaknya" Jungkook berbicara di perut Yoonbi membuat gadis itu tertawa geli.
"Jungkook maafkan aku" Yoonbi pun ikut bangkit lalu memeluk Jungkook. Menikmati aroma tubuh pria itu yang menenangkan.
"Aku menyukaimu noona" ujar Jungkook tiba-tiba.
Yoonbi melepas pelukannya. Kaget dengan apa yang baru saja pria di depannya katakan. Apa Jungkook benar-benar menyukainya? Secepat itu?
"Kau? Menyukaiku? Serius Jeon" Yoonbi malah tertawa dengan keras. Membuat Jungkook keheranan.
"Kenapa? Apa kau juga tidak begitu noona? Kau tahu selama perjalanan bisnis ku aku hanya memikirkan dirimu"
"Tapi kau baru saja putus dengan Eunji. Atau kau hanya menjadikanku pelampiasan?"
"Tidak noona. Sungguh aku menyukaimu. Bahkan sekarang hatiku bergemuruh. Ya sudah jika kau tak percaya tidak apa-apa" Jungkook mengerucutkan bibirnya dan mengembungkan pipinya. Persis seperti anak kecil ketika merajuk.
Yoonbi malah dibuat gemas sendiri. Ia menertawai Jungkook yang sedang merajuk.
"Lihatlah ayahmu. Dia seperti anak kecil kan? Tidak pantas jadi ayah kan? Ckck"
Yoonbi berbicara sambil mengusap perutnya yang masih datar. Menahan tawa melihat ekspresi Jungkook yang terlihat kesal.
"Yak noona aku yang membuatmu hamil tentu saja aku sudah pantas jadi ayah" Sarkas Jungkook tak terima.
"Iya iya utuk utuk suamiku marah" Yoonbi malah menggoda Jungkook. Mengusap-usap rambut Jungkook seperti anak kecil.
Jungkook merebahkan dirinya lalu menarik Yoonbi sehingga gadis itu jatuh tepat di dada bidang Jungkook. Mendengarkan suara degub jantung Jungkook yang begitu kencang.
"Aku serius ingin kau selamanya berada di sisi ku noona"
***
Akhirnya update jugaaaa 😊
Maafkanlah diriku yang update terlalu lama 🙏
Terimakasih untuk yang masih setia baca ff ini 😍😍
Big laf ya💜

KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY ✔
Fanfiction[COMPLETED] Jungkook x OC Fanfiction You're my serendipity I wasn't looking for you I wasn't expecting you but I'm very lucky I met you Andromeda, 2018. ©oneside_