Jam terus berdetik, berjalan bersama dengan waktu yang terus bergulir seiring dengan bumi yang terus berputar.
Tengah malam sudah terlewati. Tapi Jungkook masih saja berkutik dengan laptop dan kertas-kertas yang berada di meja kerjanya. Sedang Yoonbi hanya duduk santai menemani Jungkook dengan mulut yang menggigiti kuku jempolnya.
Yoonbi adalah tipe orang yang gampang bosan. jadi ia seringkali menemani Jungkook bekerja seraya ia bisa mengobrol dan bercanda. Seperti sekarang Yoonbi terpingkal-pingkal mendengar cerita Jungkook. Tertawa lebar sampai perutnya keram.
"Noona apanya yang lucu? aku hanya bercerita"
Jungkook menghela nafasnya. memikirkan cerita yang mana yang membuat Yoonbi sampai tertawa dengan begitu senangnya.
"Jungkook itu lucu sekali, kau kentut dengan berjalan"
Yoonbi berbicara dengan nafas yang pendek karena menahan tawa.
"Noona itu tidak lucu sama sekali"
Wajah Jungkook cemberut. Mengembungkan pipinya dan mempoutkan bibirnya. menatap Yoonbi dengan perasaan kesal.
Yoonbi malah tertawa gemas melihat Jungkook memasang wajah seperti itu.
"Bayangkan saja seorang CEO tampan kentut berjalan di depan karyawan-nya. Jungkook itu lucu sumpah"
Yoonbi masih melanjutkan acara tawanya. Memegangi perutnya dan bergulung-gulung di sofa.
Jungkook terheran oleh selera humor Yoonbi, tapi ia senang sekali bisa melihat Yoonbi bahagia tidak seperti tadi pagi. hanya wajah murung yang terlihat. Meskipun mereka tidak saling menaruh rasa suka, tapi mereka adalah orang yang perhatian satu sama lain terlebih lagi Jungkook.
Tak heran di kantor banyak sekali karyawan yang menyukai Jungkook karena ia sering sekali menyapa dan memuji karyawannya.
"Noona hentikan. aku sangat malu tadi"
Jungkook menatap Yoonbi dengan mata intimidasi membuat Yoonbi menghentikan tawanya sebelum Jungkook marah besar padanya. Ya, Jungkook itu seperti bayi ketika marah. Murung dan tak mau berbicara ketika ia sedang marah.
"Baiklah aku minta maaf"
Yoonbi meminta maaf pada Jungkook. ia beranjak dari tempat duduknya dan menuju ke meja kerja jungkook. mengelus rambutnya dan memegang pipinya gemas.
"Maafkan noona ya adikku tersayang"
Yoonbi meminta maaf seraya memasang senyum terbaiknya.
Meski Jungkook itu bayi tapi ia adalah pria normal yang pasti akan terpesona oleh wajah cantik seorang wanita."Kau memanggilku adik? Hei aku suamimu noona"
Jungkook menatap Yoonbi lekat-lekat. menunjukkan jika ia tidak mau dianggap sebagai adik.
"Ah ya maafkan istrimu ini tuan Jeon"
Yoonbi mengecup pipi Jungkook dan membuat Jungkook terdiam, tak berkutik. Terlalu kaget dengan apa yang baru saja Yoonbi lakukan.
"Kau ingin melanggar kontrak noona?"
"Tidak. Aku hanya gemas"
Yoonbi kembali ke tempat duduknya. sedang Jungkook wajahnya memerah. merinding hebat di tempatnya. menatap Yoonbi dengan perasaan terpesona.
"Jadi apa yang kau bicarakan tadi pagi bersama ayah dan paman?"
Jungkook membuyarkan lamunannya.
"Mereka meminta kita bulan madu"
Jungkook berbicara dengan wajah datar. Kemudian mengalihkan pandangannya kembali menuju berkas-berkas yang ada di meja.
"Apa? Untuk apa kita berbulan madu?"
Mata Yoonbi membulat mendengar penuturan Jungkook.
"Tentu saja untuk membuat mu hamil"
Lagi, Jungkook berbicara seraya ia mengotak-atik kertas kerjanya. Tak menatap Yoonbi.
"Lalu kau menyetujuinya dengan begitu saja?"
Yoonbi menatap Jungkook tak percaya. Sedangkan Jungkook hanya mengangguk singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas-kertasnya.
"Jungkook lihat aku!"
Yoonbi berbicara dengan nada tinggi, membuat Jungkook tersentak kaget dan menatap Yoonbi dengan ekspresi takut. Yoonbi berpikir jika ini adalah pembicaraan yang serius dan ia tidak suka jika lawan bicaranya tidak menghiraukannya saat ia melakukan pembicaraan yang serius.
"Salahkan saja pamanmu yang merencanakan semuanya dengan sepihak"
Jungkook melangkahkan kakinya menuju Yoonbi. mendaratkan bokongnya disamping Yoonbi.
"Jika noona tidak setuju silahkan noona berbicara sendiri dengan pamanmu itu"
Jungkook beranjak dari duduknya.
"Lebih baik kita tidur, ini sudah malam noona"
Jungkook berbicara dengan berjalan. tak mau menunjukkan wajah-nya yang kecewa. lebih memilih tak menatap lawan bicaranya yang sedari tadi hanya bisa memandang punggung-nya yang semakin menjauh dari pandangan.
"Baiklah aku akan menemui paman besok"
Yoonbi pun ikut melangkahkan kakinya menyusul Jungkook.
Awalnya Yoonbi ingin memasuki kamarnya. Ya, meskipun mereka hidup bersama tapi mereka juga memiliki kamar sendiri-sendiri. Bahkan bisa dihitung berapa kali mereka tidur bersama di kamar utama. Sesuai dengan kontrak yang mereka buat, jika salah satu dari mereka tidur di kamar utama, itu berarti ia sedang ingin tidur berdua.
Pun sepertinya Jungkook sedang ingin tidur berdua karena ia masuk ke kamar utama. Yoonbi yang melihatnya pun masuk dan sudah melihat Jungkook yang berbaring di kasur.
"Kau ingin tidur disini?"
Tawar Jungkook dengan menepuk-nepuk tempat disebelahnya.
"Aku harus melakukannya sesuai dengan perjanjian"
Yoonbi pun ikut terbaring disamping Jungkook.
"Noona aku sedang stress sekarang, ingin sekali memeluk seseorang"
Jungkook berbicara menatap Yoonbi. Ada sebuah harapan disana. Ya, di mata Jungkook.
Yoonbi yang mengerti kode dari Jungkook pun merapatkan tubuhnya menghadap Jungkook lalu melingkarkan tangannya memeluk Jungkook.
Mereka sedang berpelukan, tidur dengan saling berhadapan dengan tangan yang mengikat tubuh satu sama lain. Memberi kehangatan.
***
Kok jadi gak jelas gini ya ceritanya 😔
Voment masih dibutuhkan ya guys❤
Tengkyu banget buat yang udah voment 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY ✔
Fanfiction[COMPLETED] Jungkook x OC Fanfiction You're my serendipity I wasn't looking for you I wasn't expecting you but I'm very lucky I met you Andromeda, 2018. ©oneside_