1. Plan

727 115 46
                                    

Hening-- tak ada suara apapun yang terdengar. hanya ada suara mobil yang sedang melaju.

Dua insan di dalam mobil pun tak bersuara. Satunya sibuk menyetir dan yang satunya lagi menghadap ke arah luar jendela. Lebih tertarik untuk menikmati gedung pencakar langit di luar sana.

Jungkook tak berani mengajak Yoonbi untuk berbicara. Ia tahu istrinya itu sedang berada dalam perasaan duka yang teramat sangat. Ya, mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah setelah mengunjungi makam ibu Yoonbi.

Suara gesekan ban mobil dengan jalan beraspal menandakan jika mereka telah sampai di rumah mereka. Jungkook menghela nafas panjang setelah mengetahui ada satu mobil mewah lagi yang terpakir sempurna di halaman depan rumahnya. Siapa lagi yang datang kesini jika bukan ayah-nya. Jungkook dan Yoonbi harus berakting mengingat pernikahan mereka hanya formalitas di depan keluarganya.

Jungkook mengalungkan tangannya ke bahu Yoonbi dan Yoonbi yang mengerti, melingkarkan tangannya ke pinggang milik jungkook.

Langkah mereka terhenti di ruang tamu dimana sang ayah dan satu orang lagi yang tidak lain adalah paman Yoonbi sedang tersenyum ke arah Jungkook dan Yoonbi yang sedang bergandengan lebih tepatnya berangkulan.

Yoonbi melepaskan tangannya dari tubuh Jungkook dan sedikit merendahkan diri menunjukkan betapa sopannya seorang Kim Yoonbi kepada ayah mertuanya dan pakmannya. Tak lupa ia juga mengeluarkan senyum terbaiknya.
Jungkook pun juga sama. Mereka berdua memang sangat lah sopan.

"Darimana kalian?"

Sang ayah angkat bicara setelah melihat pakaian yang dikenakan dua putra putri-nya itu.

"Apa kau habis dari makam ibu mu?"

Pria yang memakai kemeja biru pun ikut angkat bicara. Menatap Yoonbi dengan tatapan mengintimidasi.

"Sepertinya Yoonbi butuh istirahat"

Jungkook yang melihat Yoonbi sedang tak berada dalam dirinya pun membawa Yoonbi ke kamar. Berharap ia bisa menengkan dirinya agar tidak terfikirkan lagi oleh kematian ibunya.

"Istirahatlah noona, aku akan menemui mereka"

Jungkook merebahkan tubuh Yoonbi di kasur king size di kamar mereka. Menyelimuti tubuh gadis itu dengan hati-hati sampai ke leher. Pun Yoonbi langsung memejamkan matanya.

Jungkook keluar dari kamar utama kembali menuju ruang tamu menemui ayah dan paman-nya.

"Ada apa kalian kemari?"

Tanya Jungkook to the point setelah ia mendaratkan bokongnya ke sofa empuk miliknya.

Sejujurnya Jungkook sedang malas berhadapan dengan ayahnya. Ayahnya adalah orang yang sangat egois ia bisa melakukan cara apapun untuk mendapatkan keinginannya, tak jauh berbeda dengan pria yang disampingnya lagi. Paman Yoonbi. Mereka sama-sama musuh dalam selimut bagi Jungkook.

Sejujurnya ia sangat kecewa kepada ayahnya sendiri karena telah menjadikan dirinya boneka. tapi apa yang bisa jungkook perbuat? pun tanpa ayahnya apa jadinya seorang Jeon Jungkook sekarang?

Secangkir kopi yang telah disuguhkan mendarat di bibir sang ayah, setelah itu meletakkan kembali pada meja kaca yang mengkilat silau.

"Kapan dia hamil?"

Jungkook tertegun, diam ditempat. ia kebingungan harus menjawab apa. pasalnya ia dan Yoonbi sudah bersepakat agar tidak saling menyentuh apalagi berhubungan intim. Mereka hanya boleh menyentuh secara fisik cukup sampai kecupan di bibir tidak lebih dari itu.

"Ayah tidak semudah itu"

Kata itu meluncur dari mulut Jungkook. Ekspresi kalut dan kebingungan pun menjadi satu di wajah inosen jungkook.

"Kau hanya tinggal melakukannya, menyemburkan cairan mu di dalam miliknya"

Kembali Jungkook melongo oleh kalimat yang terlontar dari mulut sang ayah. Sedang pria yang berada di samping ayahnya memasang wajah geram tapi tak menampakkannya. Sayangnya Jungkook mengerti jelas karena ia bisa membaca ekspresi orang.

"Ini sudah 3 bulan sejak mereka menikah, mereka tidak mendapatkan jatah bulan madu. Jadi bagaimana jika kita beri waktu untuk mereka berbulan madu"

Paman Yoonbi mengambil alih bicara. Melontarkan kalimat itu, ia sangat yakin jika Jungkook belum menyentuh Yoonbi. Tentu saja ia pasti akan merasa rugi jika Yoonbi tidak memiliki keturunan dari darah Jeon.

"Kau benar"

Ayah jungkook tertawa diikuti oleh sang paman. Sedang Jungkook hanya pasrah. ia tidak tahu ia harus menolak atau tidak? Lebih memilih tidak menjawab dan menyeruput minuman yang ada di depannya.

"Bagaimana? Kau pasti setuju bukan?"

Pertanyaan itu sukses membuat Jungkook tersedak, memuncratkan isi-nya dan terbatuk-batuk.

"Melihatmu seperti itu kau pasti setuju"

Ayahnya mengambil keputusan sepihak. Merencanakan bulan madu untuk Jungkook dan Yoonbi di Jepang.

"Kau bisa berangkat besok"

Jungkook tertohok mendengar keputusan ayahnya. Bukannya Jungkook menolak. Tidak, Jungkook sebenarnya juga ingin berlibur tapi ini berbeda. Berlibur untuk berbulan madu. Jungkook teringat dengan perjanjian yang ia buat dengan Yoonbi. Dimana mereka tidak boleh menyentuh satu sama lain. Bagaimana jika saat itu Jungkook sedang dalam mode turn on dan tidak bisa menahan libidonya?

Jika seperti itu mungkin Jungkook bisa pergi ke pub dan menyewa one night stand tapi masalahnya mereka akan ke Jepang dan Jungkook tidak menyukai wanita Jepang.

"Ayah a.. aku harus berdiskusi dulu dengan Yoonbi"

Jungkook terbata-bata mengatakannya. Terlihat begitu berfikir apa Yoonbi akan menyetujuinya.

"Kau tahu kan Yoonbi sedang berada dalam kondisi terpuruk sekarang"

Paman Yoonbi mengalihkan fokus Jungkook. Ia teringat dengan kondisi Yoonbi yang kini tengah bersedih. Sepertinya berlibur ke Jepang bukanlah sesuatu yang buruk.

"Baiklah. Aku akan segera mengurusnya Jung"

Paman Yoonbi menekankan kalimatnya dan mengambil ponselnya. menelfon bawahannya untuk segera mengurus bulan madu.

Jungkook hanya bisa diam pasrah. Tak berkata apa-apa sampai kedua pria itu pulang dari rumah-nya.

***

Next?

Voment masih dibutuhkan guys :) ;) thankyou 😍

SERENDIPITY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang