That Day (Epilog)

337 31 6
                                    

Kim Yoonbi. Siapa yang telah berfikir Kim Yoonbi mengakhiri hidupnya? Tidak akan. Ia tidak akan pernah melakukan hal bodoh seperti itu.

Kim Yoonbi menenangkan pikirannya di sebuah desa yang sangat terpencil di suatu kota di Korea Selatan. Bertahun-tahun Yoonbi berada disana. Tapi hari ini ia sedang berada di Seoul. Menenangkan dirinya di sebuah taman yang cukup sepi. Tidak ramai. Hanya ada beberapa keluarga yang sedang piknik.

Sudut bibirnya sedari tadi tertarik ke atas ketika ia melihat anak berumur sekitar empat atau lima tahun, satu anak laki-laki dan satu anak perempuan sedang berkejar-kejaran. Ia jadi membayangkan Sian. Ia sampai lupa dengan ice cream yang mulai leleh di genggamannya.

Tiba-tiba saja matanya memanas. Ia mengerjapkan matanya berusaha menahan. Tapi kristal bening itu tidak tahan ingin keluar dari tempatnya.

Ia tersentak kaget saat melihat anak laki-laki itu terjatuh dan menangis. Refleks ia melangkahkan kakinya menuju anak itu dan menolongnya.

"hei jangan menangis. Anak laki-laki tidak boleh cengeng" kata Yoonbi sambil membantu anak itu untuk berdiri.

"dia mendorongku bibi. Hwaaa" anak itu menangis sambil menunjuk anak perempuan yang terlihat sedikit lebih tua darinya yang sedang melongo karena dituduh.

"tidak tidak. Dia terjatuh sendiri" sarkas si anak perempuan tak terima.

"sstt.. jangan menangis lagi. Ini bibi kasih hadiah" kata Yoonbi sambil memberinya ice cream yang tadi ia pegang.

Anak laki-laki itu tersenyum girang. Langsung diam setelah mendapatkan ice cream. Ia terus saja terkekeh tiada henti menunjukkan gigi kelincinya.

Hati Yoonbi kembali bergetar. Ia tersenyum ke arah anak itu. Sungguh anak itu mengingatkannya pada Sian. Persis sekali. Mata dan bibirnya mirip sekali dengan Sian kecil.

Air mata Yoonbi pun menetes.

"yak Jeon Sian, berikan ice creamnya pada bibi. Lihatlah dia menangis" ujar si anak perempuan yang sukses menarik perhatian Yoonbi karena ucapannya.

Jeon Sian? Seriuskah anak itu memanggilnya Jeon Sian? Jeon Sian anaknya?

Yoonbi melirik gelang yang terpasang indah di tangan anak itu. Gelang yang ia berikan saat ia meninggalkan Sian malam itu. Anak yang berada di depannya sekarang memang benar anaknya. Ia tidak salah lagi.

Sian yang awalnya menikmati ice creamnya pun menyerahkan kembali ice cream itu pada Yoonbi.

"ma.. maafkan aku bibi. Bibi jadi menangis" ujar si anak laki laki itu polos

Yoonbi menggeleng lalu mengusap air matanya dan tersenyum pada anak itu.

Ingin sekali rasanya memeluk anak itu. Ia tidak menyangka jika ia akan bertemu dengan anaknya seperti ini. Ia tidak pernah membayangkan akan bertemu anaknya. Tapi kali ini takdir membawanya untuk bertemu darah dagingnya. Bersyukur sekali anaknya tumbuh dengan baik.

"mommy" teriak Sian sambil berlari menuju wanita yang tengah berdiri di depannya.

Deg.

Yoonbi membeku. Rasanya jantungnya seperti berhenti berdetak. Apa ia tidak salah dengar? Mommy? Anaknya memanggil wanita lain dengan panggilan yang seharusnya ditujukan padanya. Apa Jungkook menikah lagi?

Dua anak itu berlari menuju wanita yang langsung berhambur memeluk dua anak kecil itu.

Yoonbi membalikkan tubuhnya. Penasaran dengan wanita yang menjadi ibu Sian sekarang dan tentu saja isteri baru Jungkook―pikirnya.

Wanita itu menundukkkan sedikit tubuhnya dan tersenyum ramah pada Yoonbi. Yoonbi tentu saja membalasnya.

"kau pasti yang memberi Sian ice cream? Terimakasih banyak" ujar wanita itu

SERENDIPITY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang