Jika masih mencintai masa lalumu, lalu untuk apa kau memintaku menjadi kekasihmu.
~~~Drtttt drttt
Handphone di saku celananya berdering, dia segera mengangkat dengan senang hati telpon dari sahabatnya yang sekarang berbeda universitas dengan dia.
"Eldaaaaaa!" teriak sang penelpon tepat saat telpon diangkat.
"Telinga gue njir." Elda berjalan menuju balkon kamarnya. Bersandar dipagar besi, menatap jalanan dibawahnya.
"Lu beneran jadian sama Arka?"
"Iya, kenapa?"
"Wihh, kok gak ngomong ngomong sih."
"Hehehehe."
"BTW, udah berapa lama?"
"Emm, berapa lama ya? Wait, satu, dua, emmm dua bulan lebih lima hari."
"Udah lama, tapi lu gak ngomong ke gue."
"Jedottttt, ada Arka tuh!" terdengar teriakan dari luar kamar.
"Udahan ya, minggu-minggu mau kencan dulu. Bye bye my bestie."
"Jedotttt!"
"Iya maaaa!"
***
"Aku beli es krim dulu ya," ucap Elda saat melihat penjual es krim.
Arka mengusap-usap kepala Elda. "Iya sayang," jawabnya.
Saat Elda sedang berjalan menuju penjual es krim, salah satu sudut matanya menangkap keberadaan Alwa. Gadis yang pernah menjadi tambatan hati kekasihnya itu berjalan berlawanan arah dengannya. Tapi Elda mencoba tak memperdulikan kemunculan gadis itu dan segera membeli es krim yang menjadi tujuan awalnya.
"Bang, es krim dua ya. Yang satu vanila strowberi, yang satunya lagi coklat."
Setelah menunggu beberapa saat, es krim yang Elda inginkan akhirnya berada ditangannya.
"Berapa bang?"
"Limabelas ribu, neng." Elda memberikan uangnya kemudian pergi menuju tempat duduknya dengan Arka tadi.
Saat dia hampir sampai di tempat Arka berada, dia melihat Alwa di sana. Mereka mengobrol sembari saling melempar tawa. Sama seperti beberapa tahun lalu.
Bahkan, seolah yang Elda lihat adalah Alwa dan Arka yang sedang duduk di gazebo sekolah sembari mengobrol. Atau mereka yang duduk berdua di salah satu meja, di cafe depan sekolah.
Elda mencoba menguatkan hatinya, tapi hal lain meruntuhkan pertahanannya. Entah apa yang diucapkan Arka, tapi Alwa tertawa dan kemudian Arka menggenggam ke dua tangan Alwa. Bibir Arka terlihat mengucapka beberapa kata, dan jawaban Alwa hanya berupa anggukan.
Sudah cukup bagi Elda, Arka belum menyelesaikan perasaannya dimasa lalu. Dan sekarang Elda kembali terluka karena hal itu.
Elda berjalan menghampiri kedua orang itu. Dia menyerahkan es krim coklatnya pada Arka.
"Elda?" ucap Alwa antara menyapa dan memastika apa itu benar Elda.
"Iya, Kak."
"Kamu ngapain di sini?"
"Dia gak ngasih tau Kakak?" jawab Elda sembari melirik Arka.
"Eh, em. Alwa, Elda itu-"
"Saya teman sekampus Kak Arka. Permisi, maaf mengganggu obrolan asik kalian." Elda pergi setelah mengambil handphonenya yang dibawakan Arka.
Continue~

KAMU SEDANG MEMBACA
EldArka (2018)
Short StoryApa hatimu akan mencair setelah aku berjuang? *** Untuk kamu yang aku cinta, aku akan berubah seperti dia demi kamu ~Elda Deanada~ *** Berubah itu untuk Tuhan dek, karena Tuhan ~Arka Diza Pradipta~ A short story by @auliaistk