bab 21

1.1K 30 0
                                    

Aku masih ingin berjuang, tapi aku sudah tidak mampu.
~~~

"Elda!"

"Eh, Bu Sri? Ada apa bu?"

"Gak apa apa, ibu cuma mau tanya sesuatu mumpung ketemu kamu di sini."

"Iya, tanya apa bu?"

"Sebelumnya ibu minta maaf, ibu tidak berniat menguping pembicaraanmu dengan temanmu. Tapi ibu dengar kamu mau pindah sekolah, kenapa? Apa karena kamu tidak menang di OSN kemarin?"

Elda terdiam, dia sedang berpikir apakah dia harus memberi tahukan alasan yang sebenarnya pada Bu Sri atau tidak. Tapi setelah dia pikir, lebih baik tidak. "Tidak, Bu. Bukan karena itu. Saya emm, bukan kenapa kenapa. Tapi bisakah ibu rahasiakan ini?"

"Baik lah, kalau begitu. Ibu pergi dulu." Elda mengangguk sebagai jawaban.

"Oh, iya Elda. Saya sangat berharap kamu tidak pindah sekolah. Tolong pikirkan sekali lagi."

Elda terdiam, dia berpikir apa tindakannya benar. Helaan nafas berat terdengar berhembus. Semuanya seolah terasa berat dan menyakitkan.

"Woyy! Ngelamun aja, neng."

"Bangsat, ngagetin orang aja!"

"Lu tadi ngomongin apa sama, Bu Sri."

"Gak apa apa, gak penting. Menurut lu, apa keputusan gue buat pindah sekolah itu salah?"

"Ya, menurut gue itu salah."

***

Arka melamun sekali lagi setelah sekian kali sejak Bu Sri membicarakan tentang kepindahan Elda.

"Arka, apa kamu tau jika Elda akan pindah sekolah?"

"Tidak, bu."

Hanya percakapan singkat tapi percakapan itu terus berputar dikepalanya.

"Harusnya gue seneng," gumam Arka pelan.

Akhhh

"Lu bego apa gimana sih? Ini koridor sekolah, bukan jalan nenek moyang lu. Seenak jidat aja berhenti tengah jalan," cerocos Elda saat dirinya menabrak punggung Arka

Elda berhenti mengomel saat Arka membalik tubuhnya menghadap Elda.

"Eh, Kak Arka." Elda terkejut, dia malu karena kejadian beberapa hari lalu tapi disisi lain Elda juga sakit hati.

"Gue denger dari Bu Sri, lu mau pindah ya? Bagus deh, pergi aja yang jauh. Lagian, kalau lu sakit hati, itu salah lu sendiri yang terlalu banyak berharap."

Setelah mengucapkan kalimat yang menyakiti Elda itu, Arka pergi. Elda menangis sambil berdiri di koridor sepi sekolah. Sore hari ini, ucapan Arka memantapkan niatnya untuk pindah sekolah.

Continue~

EldArka (2018)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang