bab 24

1.2K 38 0
                                    

Teruslah berlari agar aku dapat terus mengejarmu.
~~~

Galih datang dan langsung mencomot sepotong roti bakar milik Arka. Kemudian Arka membalasnya dengan satu pukulan di kepala Galih.

"Roti bakar mulu makanan lu."

"Gitu juga lu colong. Jis, dasar anak konglomerat gak mau modal."

"Yee, bukannya gak mau modal. Tapi berhemat."

"Gaya lu." Arka sekali lagi memukul kepala Galih. Tapi kali ini dengan buku yang tergeletak di atas meja. Entah buku siapa itu.

"Buku gue!" seketika Arka meletakkan bukunya kembali ke atas meja.

"Eh, sorry. Gue gak tau, Da."

"Kok bisa ada sama elu? Perasaan gue tadi duduk di sana deh." Elda menunjuk meja di samping Arka.

"Mana gue tau, kan bukunya dari tadi di sini. Masa iya, buku bisa jalan sendiri."

"Tapi gue tadi kayaknya duduk di sana."

"Masih aja gak berubah, pelupa," setelah mendengar ucapan Arka, seketika Elda menatap Arka.

"Kakak, inget?"

"Siapa yang gak inget sama pelupa akut yang ceroboh kayak elu," jawab Arka enteng.

Senyum Elda mengembang, terlihat sangat bahagia. Namun, dia kembali menarik bibirnya untuk membentuk ekspresi datar.

"Ekhem, gue pergi dulu. Thanks."

Elda pergi dengan terburu buru. Harap harap cemas semoga pipinya tadi tidak memerah.

"Ah bego, gue udah move on," ucapnya sambil memukul kepaplanya sendiri.

***

"Lu gak mau ngejar dia?"

"Siapa?"

"Elda."

"Lu gila apa ngasih saran gitu ke gue."

"Bukan gitu, nih ya. Kalau lu pikir dia udah gak ada perasaan sama elu, dia gak bakal buru buru pergi kayak tadi. Dan satu lagi Mr. Arka yang terhormat, lu emang gak liat dia salting?"

"Oh iya? Tapi kesempatan gak selalu datang dua kali."

Galih menepuk jidatnya. Dia kesal dengan Arka, yang entah memang lugu masalah cinta atau Arka saja yang bego dan gak paham tentang cinta.

"Gue capek liat elu galau galau mulu mikirin dia. Mending gue aja yang bilang kalau lu suka sama dia."

"Eh, jangan dong. Bego apa gimana sih lu. Gila aja!"

Continue~

EldArka (2018)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang