bab 20

1.1K 34 2
                                    

Pada kenyataannya, perjuanganku hanya sia sia.
~~~

Plakkk

Arka terkejut dan segera mengangkat kepalanya. Bahkan dia segera berdiri begitu juga Alwa.

"Saya pikir, setelah saya berjuang maka hatimu yang beku itu akan mencair. Saya pikir, setelah candaan dan kebersamaan kita kemarin, hatimu sudah mencair. Ternyata saya salah. Saya kecewa karena kamu hanya bisa memberi saya harapan!!"

Vera mencoba menarik sahabatnya yang tiba tiba melakukan hal tidak terduga itu.

"Apa maksud lu?"

Elda mengusap kasar air matanya yang sudah keluar. "Saya yang harusnya tanya, apa maksud kamu. Kamu yang sebelumnya cuek sama saya, tiba tiba berubah baik. Saya pikir-"

"Lu pikir gue suka sama lu? Iya? Hah? Gue gak akan sudi suka sama elu. Lu sadar diri, lu tu kayak apa. Lu harusnya juga udah tau, bahkan semua orang tau kalau gue suka sama Alwa. Lu ngaca dong! Lu bahkan gak lebih baik dari Alwa tapi lu bermimpi untuk bisa ngebuat gue tertarik sama elu? Elu yang tomboy gak punya sopan santun, kecentilan, gak tau malu itu. Lu gak akan bisa dibandingin sama Alwa, Alwa jauh lebih baik. Makanya dek kan gue udah bilang, berubah itu untuk Tuhan, karena Tuhan. Dan lu harusnya sadar diri-"

Brakkk

"Udah cukup lu ngehina sahabat gue! Lu itu cuma cowok cupu yang bisanya banding bandingin cewek doang. Lu yang harusnya sadar diri! BANGSATT!"

Vera langsung menarik Elda pergi dari tempat yang sudah dijadikan tontonan oleh pengunjung festival. Dengan keadaan masih menangis sesenggukan, Elda hanya menurut saat Vera menariknya menuju parkiran.

Setelah mereka keluar dari parkiran, Vera melajukan motornya dengan kecepatan hampir 120 km/jam. Dan mereka berhenti di sebuah tebing yang mengarah ke kota. Dari atas tebing itu terlihat lampu yang berkelap kelip.

"Elda, lihat gue?" ucap Vera sembari mengguncang tubuh Elda yang masih saja tak berhenti menangis.

"ELDA!" teriak Vera yang sukses membuat Elda menghentikan tangisnya.

"Hikss, gue sayang sama dia. Tapi kenapa dia gini ke gue?"

"Ada banyak cowok di luar sana. Dan kenapa dari sekian banyak cowok itu lu harus nangisin dia yang sama sekali gak menghargai perasaan lu? Lu bahkan bisa dapetin cowok yang rela berkorban mati matian buat elu, tapi kenapa lu lebih milih cowok brengsek kaya dia? Sadar, Da. Perjuangan lu itu sia sia."

"Mungkin ini karma buat gue yang selama ini selalu permainin perasaan cowok."

Continue~

EldArka (2018)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang