Part 26 (Kebetulan?)

1.9K 113 8
                                    

From: Ghia
Li, gue lagi di lapangan basket bareng temen klub basket lo. Mereka pada ribut minta vc ama lo nih!

To: Ghia
Tumben ga ngantin. Biasanya jam segini lo sibuk ngisi perut

From: Ghia
Ga ada lo jadi ga mood. Males ngantin sendiri. Jadi gimana? Gue vc nih...

Lian mengembangkan seulas senyuman kecil.

To: Ghia
Oke

Lian berguling, membenarkan posisinya menjadi tengkurap dengan bantal yang menyangga dagunya. Tidak berapa lama kemudian, ponselnya berbunyi nyaring, menandakan adanya panggilan masuk ke ponselnya. Ghia, nama itu yang tertera jelas di layar.

Lian menekan tombol hijau sebelum menjauhkan ponsel agar bisa merekam keseluruhan wajahnya.

"LIANNN!!!"

"Kabar gimana kabar?"

"Ish, minggir!"

"Geser dikit napa. Gue ga keliatan nih!"

"Yang belakang ga keliatan tuh. Kasian."

"Shhtt! Ganggu aja lo!"

"Sewot aja sih!"

"YANG PUNYA HP DI SINI, OY! HELLOOOO... PLIS DEH!"

"Lebay."

"Apa?!"

"Ngegas mulu lo."

Ulah teman-temannya tak urung membuat Lian tertawa. Tak bisa dipungkiri bahwa ia merindukan mereka, Ghia dan seluruh teman setimnya.

"Jadi gue dikacangin nih?"

Celetukan Lian membuat Ghia--selaku pemilik ponsel yang kini menjadi bahan rebutan--tersadar. Ia menunjukkan cengirannya.

"Mohon bersabar. Ini ujian."

Lian terkekeh pelan. Ia mengernyit saat menyadari bahwa di belakang teman-teman setimnya masih ada kumpulan adik kelas yang nantinya akan menjadi penerus mereka.

"Itu yang di belakang kelas 10 kan?"

"Iya."

"Cewek semua? Yang cowoknya kemana?"

"Latihan. Lapangannya gantian."

"Oh. Sama... Fargent cs?"

"Iyalah."

"Kameranya arahin ke mereka gih. Gue pengen liat."

Ghia mengangguk kecil, lalu mengganti kameranya menjadi kamera belakang untuk merekam tim cowok yang sedang berlatih di lapangan.

Lian memperhatikan satu per satu wajah yang ada di sana dengan teliti. Berulang-ulang ia melakukannya untuk memastikan penglihatannya tidak salah. Namun tetap saja ia tidak menemukan orang yang ia cari. Hal itu berhasil membuat Lian menghela napas resah sekaligus bingung.

"Guys!"

"What?"

"Iye?"

"Apa?"

"Hm?"

"Iya, Li?"

Lian terdiam sejenak sebelum melanjutkan, "Ashton kok ga ada?"

Suara teman-temannya yang tadinya bersahutan, kini sama sekali tidak terdengar.

Hening.

Lian kembali kebingungan dibuatnya. "Kok pada diem?"

Cause Of Basket, I Fall In Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang