Part 10 (Pacaran?)

2.9K 147 21
                                    

"Lo itu kan..." Lian masih berusaha menggali ingatannya itu lebih dalam.

"Cowok yang pernah lempar gue.pake bola basket waktu mau pemilihan kapten tim baru. Fargent kan.. Apa gue bener?"

Cowok itu terlihat terkejut. "Ya, gue Fargent. Gue emang pernah gak sengaja lempar bola basket ke cewek. Itu elo ya?" Tanyanya. Lian mengangguk.

"Kalo gitu sorry. Gue bener-bener gak sengaja waktu itu."

"Sans aja..."

Ashton yang mendadak merasa dicampakkan, akhirnya angkat suara, "Gue laper... Ada bau enak dari tadi," katanya menyimpang dari topik. Lian mengernyit bingung.

"Oh ya... Lo sih telat. Keburu dingin makanannya. Gue panasin dulu kalo gitu. Pacar lo ajak makan juga sana Ton."

Lian terkikik pelan. Sementara Ashton berkacak pinggang dengan sebelah tangannya menunjuk Fargent yang memasang wajah polos.

"Lo...!! Nama gue A-S-H-T-O-N dibacanya ESTEN. Lo manggil gue apa tadi? Ton? Lo pikir SYAITON...?!"

"Makanya kalo punya nama yang Indo dikit kek.. Sok kebarat-baratan."

"Kalo itu ya jangan salahin gue."

"Terus salahin siapa? Bonyok lo? Mereka lagi gak disini."

Ashton berdecak, "Terus aja lo ngina gue. Gini-gini gue juga kakak lo."

"Cuma beda lahir 1 bulan, 2 minggu, 3 hari, 7 jam, 10 menit, 18 detik bukan berarti lo kakak gue ya.. Gak sudi gue punya kakak kayak lo."

Lian melongo. 'Gak kurang detail tuh..?'

Perdebatan mereka berakhir dengan aksi saling memiting. Lian terkekeh pelan dan kemudian berpikir. Kakak? Ashton kakak Fargent? Kalo gitu mereka...

"Kalian saudara?"

Perkataan Lian membuat mereka berdua berhenti. Fargent menatap Lian bingung.

Fargent menunjuk Ashton tepat di depan wajahnya, "Dia belom kasih tau lo?" Lian menggeleng pelan.

"Wah.. Lo gimana sih? Pacar lo sendiri bahkan gak tau status kita?"

Ashton sedikit bergidik geli mendengar ucapan Fargent yang bisa dibilang berlebihan itu. "Status kita? Sorry, tapi gue bukan cowok maho. Lagian gue udah punya pacar."

"Yang gue maksud bukan status itu. Gue juga masih normal. Sekalipun gue maho, gue juga gak bakal mau sama orang aneh macem alien kayak lo. Lagian-"

"Udah sono lu pergi panasin tuh makanan. Cacing di perut gue udah mulai perang dunia ketiga." Potong Ashton sebelum perdebatan tentang 'maho' ini berlanjut sampe tahun depan. Apalagi setelah melihat Lian yang keliatan agak risih dengan perdebatan gaje ala duo alien ini.

Ashton menarik tangan Lian menuju lantai dua. Lian terpaku di tempat ketika, dia dibawa ke ruang home teater milik keluarga Ashton. Nuansa merah dan hitam memenuhi ruangan dengan tiga sofa panjang serta layar besar dan speaker.

'Gue gak lagi di bioskop kan,' batin Lian kagum.

Di rumahnya juga ada home teater. Tapi jika dibandingkan dengan home teater disini, jelas masih beda jauh kalo dilihat dari segi fasilitasnya yang lebih memadani.

"Gue mau ke kamar. Lo tunggu sini. Kalo lo perlu apa-apa, tinggal minta aja sama pembantu gue di bawah."

"Tunggu..!" Seru Lian. Ashton menghentikan langkahnya.

"Kenapa? Mau ikut?" Tanyanya tanpa berbalik.

Lian melotot. "Jijik, kepedean, dasar ge er. Males banget gue!"

Cause Of Basket, I Fall In Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang