Part 5 (Temen Gesrek & Nomer Asing)

4.5K 202 8
                                    

Belum selesai keterkejutan gue gara-gara kedatangan Pak Lonard yang tiba-tiba dan hampir kena bola basket, keterkejutan gue ditambah dengan kenyataan bahwa yang berusaha menyelamatkan gue dari bola basket ternyata orang yang bikin gue sebel seharian ini...

Ya, siapa lagi kalo bukan Ashton. Apalagi sekarang jarak gue ke dia deket banget. Tapi yang gue heran kejadian barusan yang menurut gue 'musibah tak disengaja', malah menjadi adegan romantis buat semua calon anggota baru yang ada disini. Mereka gak tau kalo sebenernya gue udah ngerasa jantung gue copot entah dimana gara-gara kejadian yang gue alami ini.

"Cieeee..." teriak semua orang yang ada disini (kecuali gue dan Ashton pastinya). Gue yang seperti baru sadar keadaan disekitar segera menjauhkan diri dari Ashton dengan detak jantung yang masih tak beraturan.

"Lo gak papa? Gak ada yang luka kan?" Tanya Ashton yang menurut gue terlalu 'sok khawatir'. "Udah tau gue masih syok kayak gini lo masih sempet-sempetnya tanya." ujar gue sewot.

"Masih untung gue selamatin lo dari tuh bola. Tapi lo masih aja sewot. Gak ada kata terima kasihnya lagi. Harusnya gue tadi biarin aja lo kena bola." balas Ashton sama sebelnya kayak gue sekarang.

"Gue kan gak minta lo nyelamatin gue tadi."

"Kalo gitu lo cari mati?!"

"Kalo iya emang kenapa?!" Gue bener-bener sebel sama nih cowok. Otaknya tuh dimana sih? Daritadi ngomong gak dipikir dulu apa? Lagian kalo tadi dia nyelamatin gue cuma berharap kata terima kasih doang mending gue milih mati aja kena bola. Gak sudi gue bilang terima kasih ke cowok rese kayak dia. Belum sempet debat sengit antara gue dan Ashton dilanjutkan, suara Pak Lonard sukses bikin gue kicep.

"Ada apa ribut-ribut?" Tanya Pak Lonard dengan suara khasnya yang mampu menggemparkan seisi ruangan itu. Pak Lonard kemudian mengalihkan pandangannya ke arah gue dan Ashton.

"Oh ya... Sudah berapa siswa yang kalian seleksi?" Tanya Pak Lonard.

"Baru 5 anak pak. Ini mau yang ke 6." jawab gue sambil menoleh ke cowok yang hampir nyelakain gue pake bola basket tadi. Cowok itu cuma menunduk seolah gak berani ngeliat ke arah gue.

"Baiklah kalau begitu kalian selesaikan dulu menyeleksi dia dan setelah itu boleh pulang. Saya harus pergi sekarang karena ada urusan yang harus saya tangani." Ujar Pak Lonard sambil melirik ke arlojinya sebelum akhirnya keluar ruangan dengan terburu-buru.

"Iya pak." jawab gue dan Ashton serempak sebelum akhirnya saling memandang sinis satu sama lain.

"Lo lanjutin aja shooting jarak jauh lo yang sempet ketunda tadi. Anggep aja dia gak ada dan kalo perlu lo lempar bola basket lagi aja ke dia. Gue gak akan keberatan kok kalo seandainya dia masuk rumah sakit." seru Ashton sambil menunjuk ke arah gue.

"Apa lo bilang?" Bentak gue sambil melotot. Kesabaran gue udah hampir abis. "Bukan apa-apa." jawab Ashton dengan santainya.

"Dasar lo cowok paling brengsek dan rese yang pernah gue temui!!" balas gue sambil memalingkan wajah. Muka gue udah merah padam nahan emosi dari tadi. "Apa lo bilang?" Sekarang Ashton yang kebawa emosi. "Bukan apa-apa." jawab gue singkat tanpa sedikit pun menoleh.

Seluruh kejadian bareng Ashton di lapangan tadi menjadi yang pertama dan terakhir karena mulai besok gue gak mau ketemu dia lagi. Gue bakal mengundurkan diri dari posisi gue sebagai kapten tim karena gue udah gak betah debat sama cowok rese kayak dia. Gue pulang dengan wajah lesu tanpa semangat sama sekali.

____________________

"Tidak bisa. Setidaknya jika kamu ingin mengundurkan diri, maka kamu harus menunggu sampai selesai olimpiade antar sekolah itu. Karena kemarin saya sudah mendaftarkan nama kamu dan Ashton sebagai kapten tim." ujar Pak Lonard bersikeras.

Cause Of Basket, I Fall In Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang