7

336 93 26
                                    

Rasanya sesak tepat di dada. Sulit bagiku untuk bernapas.

Mengambil napas panjang sekali lagi sebelum kemudian melirik televisi dengan cepat. Rupanya, Suga menyadarinya. Ia tahu betul bahwa sepasang tungkai di bawah meja ini bergetar pelan.

Ia tahu.

Aku gelisah.

"Cuaca sedang tidak baik. Sugar, jangan lupa mengambil payung di pojok kafe, ya? Oh, kalau bisa, tidak perlu keluar kafe. Hujannya deras sekali. Aku takut kau terserang demam," ia menyelesaikan kalimat dengan tenang. Tangannya terangkat mengusap lembut pelipisku.

"Hei, aku pergi dulu. Pangeran akan menjemput tuan putri." Suga terkekeh kecil. Ia bangkit berdiri, segera meninggalkan kafe.

Di luar hujan, Suga, aku tak mau kau terserang demam.

.
;

Note: Aku cuma hiat seminggu kok :)

himTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang