10

305 86 33
                                    

Kapan?

Suga, kapan kau akan pulang? Ke rumah?

"Ia pantas dicintai, Sugar. Ia pantas untuk kurengkuh, pantas untuk kugenggam tangannya, pantas untuk menerima ciuman di pipi, pantas untuk kaurestui."

Itu suara Suga.

"Sugar, kau mendengarkanku?"

Aku diam, sebab marah.

"Sugar, Sugar, Sugar, Sugar, Sugar."

Berisik!

Aku menyegel bibirnya. Dengan bibirku. Aku ....

Apa yang baru saja kulakukan?

Suga mendorongku, mengusap kasar bibirnya dengan tangan kangan. "Berani-beraninya kau! Kau gadis bisu-"

Tanganku menamparnya. Aku menampar Suga. Mataku berubah bak kaca, lalu mengambil payung di pojok kafe dan melesat pergi.

Dari semua hal yang kulakukan saat ini adalah ... aku sulit untuk menahan agar tak menoleh dan menatapnya.

Ah, bahkan ia tidak memanggil namaku dan menghentikanku menerobos hujan lebat.

.
;

Note:
Idk lol. Ya jadi si sugar itu tunawicara. Makanya dia ga pernah jawab suga yakan. Semuanya bakal berubah sejak chapter ini. Mohon simak baik baik.

himTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang