"Sugar, mengapa televisinya tidak menyala?" Senyum di bibir tak kunjung luntur. Kini, Suga bagaikan boneka yang tersenyum selama revolusi Bumi.
Senyuman itu seharusnya menjadi lengkungan terelok yang pernah mampir di pandangan. Seharusnya.
Namun, tidak.
Lengkungan bak bulan sabit itu mampir dengan sendu. Itu bulan sabit yang meredup.
"Ah, Sugar. Sebenarnya, aku mengajaknya kemari. Seharusnya ia sudah sampai sekarang," kata Suga, masih dengan senyum bak boneka.
Tepat pada detik yang sama, lonceng bel di pintu berbunyi, menandakan kedatangan seorang insan bernapas lain di kafe ini.
Dia.
Suga menggerakkan tungkainya, melangkahkan kaki demi mendekatinya. Gerakan setelahnya sukses membuat Suga menangis di antara helaian rambutnya.
Suga memeluknya. Gadis itu berada di dalam rengkuhan terhangat yang pernah ada di galaksi, di dalam lengan Suga.
Suga menangis di rengkuhannya.
"Kang Sanghee, tolong aku."
.
Kemarin keknya ada yang kurang jelas ya? Coba mungkin kalo him udah bubaran, ntar kurevisi.
Have a nice day~

KAMU SEDANG MEMBACA
him
Fanfictionhe kissed her, hugged her, and loved her. all about her. but he never knew, he also needed C6H12O6. · Us series · Completed · A Min Yoongi fanfiction