MPAB4-PERASAAN

1.4K 81 0
                                    


"kenapa? " tanya kak jo heran tetapi dingin

"Gak papa" ucapku sambil menghindari pandangan kak jo dengan melihat ke arah jendela, tetapi kak jo menarik pundakku, membuatku harus menatapnya

Deg deg deg

Dadaku berdetak sangat kencang hingga aku takut kak jo mendengarnya, rasanya aneh, kenapa dadaku berdetak kencang, sama seperti ketika kak heo memegang tanganku saat itu, hal itu hanya bisa timbul saat aku bersama dengan ka heo dan sekarang kak jo, sedangkan saat bersama Reynan memang dadaku berdetak kencang, tapi tidak seperti saat ini, saat bersama kak heo dan kak jo..

Kak jo menatapku dalam lalu melepas pegangannya pada pundakku tanpa berbicara apapun dan melajukan mobil dan baru 10 menit mobil melaju Kak jo menghentikan laju mobil lagi, menepi ke tepi jalan

"kenapa kak?" tanyaku yang tidak dijawab oleh kak jo, justru dia mendekatiku, aku panik, apa dia akan menciumku?!

Deg deg deg, aku belum siap

Lalu kubungkam mulutku dan kugerakan kepalaku kebelakan hingga kepentok kaca mobil

"aduhhh" ucapku sambil terus menatap kak jo

"diamm!" ucap kak jo, lalu memakaikan sabuk pengamanku

"pakai sabuk pengamanmu bodoh! " lalu dia menjauhkan dirinya dari diriku dan melajukan mobil kembali

"Bernafsu sekali" ucap kak jo dengan senyum miring dan fokus kedepan

Lalu aku melepaskan tanganku yang tadi membungkam mulutku, karena kupikir dia akan menciumku, lalu kak jo menyetel lagu punk, dari kecil aku tidak menyukainya

"Ganti lagunya kakkk, telingaku sakit" ucapku sambil menutup telinga

"Ini asik bodoh" ucap kak jo yang masih fokus ke jalan

"kakkkk gantiii" rengeku

"hhh brisik!" ucap kak jo sambil melirik tajam ke arahku

"kakk,tolong" ucapku memohon

"Hmm baiklah" ucap kak jo yang tanpak tidak ikhlas, lalu dia mematikan lagu punk tadi

25 menit kemudian

Setengah jam waktu untuk kami sampai di kafe halimun dan kafe nya sangat besar dan luas, bahkan kafe ini mengalahkan sebuah restoran bintang 3 ,aku baru sadar kalau dibandung ternyata ada kafe seperti ini, lalu kami mengisi daftar hadir dan masuk ke kafe itu, dan sebelum masuk ke cafe kak jo berbisik padaku

"Jangan katakan pada siapapun jika kamu adalah calon istriku,jika kamu bercerita pada siapapun maka kamu akan merasakannya" Ancam kak jo

"Mengerti?!" Tegas kak jo yang ku jawab dengan anggukan

"Joooo!" teriak seseorang yang aku kenali dia adalah kak alfian

Siapa si yang gak tau kak Alfian, yang ganteng ini (づ ̄ ³ ̄)づ

Lalu kak alfian berlari kecil menuju ke arah kami

"Apa kabar lu jo" sapa kak alfian

"Baik, lah lu Al? " tanya kak jo balik

"Gua baik" -Alfian

"Dia siapa jo? " tanyanya sambil melihat ke arahku

"Dia se.. " jawaban kak jo terpotong oleh panggilan dari seorang perempuan

"Sayanggg" teriak seorang perempuan yang lalu memeluk kak jo dan kak jo membalas memeluknya

Satu hal yang ada dibenaku 'cantik' ya perempuan itu cantik dengan gaun berwarna merah dan dandanan yang pas diwajahnya, badannya seksi, tidak sepertiku dadaku tidak berisi, dia juga tinggi sedangkan aku agak pendek, dan tunggu, astagaaa aku belum dandan ~_~

My Perfect Atlet Bultang (Jonatan Christie) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang