Entah mengapa rasanya aku menyukai kak jo, tapi aku ragu, ragu dengan perasaanku sendiri.
"Ayo makan malam" ucap kak jo dan aku hanya mengikuti dari belakang
Lalu aku dan kak jo sampai di meja makan dan duduk bersebelahan
Kami semua makan dengan lahap, setelah makan kami duduk diruang keluarga, bercerita tentang apapun, dan bercanda sesekali tertawa kecuali aku, aku hanya diam, menyimak apa yang mereka katakan, bunda yang melihatku diam, merasa sedih, aku tahu itu, dia bundaku aku tentu tahu saat bunda sedih
Kak jo berada disebelahku, tiba² dia memegang tanganku, karena terkejut aku melotot, tapi aku masih cantik kok walaupun melotot😂, kuarahkan pandanganku pada dirinya, dia tidak menatapku, dia sedang asik menyimak pembicaraan mereka, tapi dia mengengamku dengan erat, dan aku merasa nyaman dalam genggaman tanganya
"Ehmm, mentang² bentar lagi nikah, jadi pegangan tangan mulu dari tadi" ledek oma yang disusul tawa dari yang lainnya
Aku berusaha melepaskan tanganku dari genggaman tangan kak jo setelah oma berbicara seperti tadi, aku malu,pasti mukaku agak memerah, tapi bukannya melepaskan tanganku kak jo justru mengeratkan genggamannya padaku
"Ntar kalo udah nikah, cepet² kasih ayah cucu yaaa" kini giliran ayah
Wajahku pasti sudah sangat merah, seperti kepiting rebus saat ini
"Yah jangan kek gitu, ran jadi malu tuh" ucap bunda sambil terkekeh
Akupun tersenyum, keluargaku memang seperti ini, saat aku sedih pasti mereka menghiburku, apapun caranya, rasanya senang seperti ini, apalagi sekarang ada om arya, tante delfira dan kak jo
"Ini sudah malam ayo tidur" ucap oma, lalu bunda mengantar oma ke kamarnya, yang lainnya kembali ke kamarnya masing² , begitupun dengan aku dan kak jo
Kak jo masih mengandeng tanganku, sampai didepan kamarku kak jo juga belum melepaskan tangannya
"Kak lepaskan tanganku" pintaku
"Aku tidak bisa, kurasa tadi terkena lem" jawabnya bercanda
"Kakk jangan bercanda" ucapku sambil memanyunkan bibirku, berpura² marah
"Jangan marah" ucap kak jo lalu dia terkekeh
"nyebelin" ucapku, dengan bibir masih manyun
Lalu kak jo melepaskan genggamannya, lalu aku langsung masuk ke kamar, tapi upayaku gagal, kak jo memegang lenganku lalu menarikku, dia memelukku, lalu melepaskan pelukannya dan menatapku intens, tatapan kak jo membuatku salting
"kak jangan menatapku seperti itu" ucapku salting, dan memannyunkan bibirku, lalu kak jo mendekatkan wajahnya padaku, dia menciumku, mengigit bibir bawahku lembut
"Jangan cemberut seperti itu, bibir kamu terlalu menggoda jika seperti itu" ucap kak jo sambil berlari memasuki kamarnya meninggalkan aku yang melongo
Lalu aku masuk ke kamar, merebahkan tubuhku dikasur, memegangi bibirku yang tadi dicium kak jo, lalu aku senyum² sendiri, rasanya senang mendapat perlakuan kak jo seperti itu, jarang² kan kak jo seperti itu, biasanya kan dia dingin dan mukanya datar, apa dia bersikap seperti itu karena dia tahu aku sedang sedih
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Atlet Bultang (Jonatan Christie)
Fanfiction18+ "Ahh pelan pelanh kak" -Ran "Ini juga udah pelan" -kak jo "Aaw kak sakit" -Ran "Kak ih sakit, pelan² kak" -Ran "Ish cerewet, ini juga udah pelan" -kak jo "Ashh aaah kakkk sakitth" -Ran "Ntar juga gak sakit" -Kak jo "Ntar perbannya biar kakak yan...