MPAB6-REYNAN

1.4K 79 1
                                    

"Anjirr ternyata kak jo cuma tethring, dasar gak modal" ucapku kesal

Lalu aku melangkah ke kasurku melihat line

Dan pesan dari Reynan tadi belum kubalas, boro² ku balas, ku buka saja belum

LINE

Reynan : (2) Message

Lalu aku menarik nafas panjang, membuangnya dengan tenang dan pelan, mengumpulkan semua keberanianku, karena aku takut oleh pesan itu,lalu ku buka pesan reynan

LINE

Reynan :
Jika kamu ingin putus ya sudah

Aku juga sudah bosan denganmu

Pesan dari Reynan membuat hatiku terasa pedih, rasanya hatiku hancur karena setiap kata dalam pesan itu, aku sungguh tidak berharga dalam hati reynan, dia hanya main² denganku, aku menangis, menangisi laki² yang hanya main² denganku, aku sungguh tidak percaya dia melakukan hal itu, terbayang dalam otakku saat pertama kali dia mengungkapkan perasaannya dan aku menerimanya

Flashback on

Disinilah aku disebuah taman yang sejuk, menatap danau dan menikmati senja, menunggu seorang laki² yang membuatku melupakan orang yang pernah hampir membuatku gila

"Ran" ucap reynan sambil duduk disampingku

"Maaf ya membuatmu lama menunggu" ucapnya sambil mengelus rambutku

"Tidak lama kok, kamu mengajaku kesini untuk apa?" Tanyaku to the point

"Ahh iyaa, aku ingin kamu menjadi pacarku" ucapnya yang membuatku terkejut, lalu dia mengeluarkan sebuah kalung dari sakunya

"Will you be mine" ucap reynan dengan senyum merekah Diwajahnya,dia sangat tampan

Aku hanya bisa mengangguk, yah aku menyukainya, dia berbeda dari yang lainnya

"Yesss" ucapnya bahagia lalu memakaikan kalung dileherku

Senja itu menjadi saksi, hatiku bahagia sejak saat itu, sebelum perjodohan itu dan reynan merangkul seorang gadis dengan mesra

Flashback off

"Aaaaah" teriaku frustasi

"Aku membencimu, sangat membencimu" aku menangis, rasanya perih, aku merasakannya lagi, patah hati.

"Aaaaaaah" aku berteriak lagi

"Rann ada apa rann" teriak bunda dari luar sambil gedor² pintu

"Bunda hiks bun hiks jangan hiks terlalu keras gedor pintunya hiks nanti rusak hiks" ucapku sambil menangis

"Iya iya nak ini gak terlalu keras, tapi kamu kenapa? Buka pintunya ran" ucap bunda panik

"Aku gak papa bun" ucapku lemas sambil berjalan menuju meja belajarku, mencari sebuah kotak

"Ketemu" ucapku lemah

Ku buka kotak itu dan terdapat sebuah kalung, kalung yang indah, manis dan sederhana, aku menyukai kalung ini tapi itu dulu

My Perfect Atlet Bultang (Jonatan Christie) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang