Pukul 17:29.
Chan sama Woojin baru aja nyampe rumah. Dan diselama perjalanan, mereka nggak ada ngomong sama sekali. Chan sok sibuk sama hpnya, sedangkan Woojin sibuk menerka-nerka apa yang sedang dirasakan Chan.
Chan buru-buru masuk ke kamar, tapi tangannya udah ditahan sama Woojin lebih dulu, "you will not go anywhere,"
"Jin, capek. Ngantuk," Chan ngelepasin genggaman tangan Woojin perlahan, "besok aja ya?" tanyanya lembut.
"No. Sekarang."
Chan menghembuskan nafas berat, "okay. Tapi gue ganti baju dulu."
Chan udah masuk kekamar, bahkan sebelum Woojin sempat ngomong.
Chan sengaja ngelambatin pergerakannya, males aja cepet-cepet jumpain Woojin terus ngomongin masalah ini. Lagian apa sih yang mau diomongin?
Chan aja bingung dia kenapa, jadi gimana dia mau ngejelasin?
***
Woojin lagi duduk disofa--- kedua tangannya disilangin didadanya. Chan menegak ludahnya kasar.
Chan duduk diujung sofa, sengaja berjauhan dari Woojin.
"Deketan, jangan jauh-jauh," kata Woojin tanpa melihat kearah Chan.
"Gini aja,"
Chan ngomongnya pelan banget, untung Woojin denger.
Nggak tau kenapa Chan ngerasa takut, padahal dia nggak ada ngelakuin hal yang salah.
Woojin ngelirik Chan, "lu kenapa?"
"Gue nggak pa-pa," jawab Chan pelan, pandangannya lurus kedepan--- memperhatikan tv yang mati.
Woojin mengusap wajahnya kasar, dan kemudian menatap Chan---- tatapannya melembut.
"Gue nggak bakalan tau apa yang lu rasain, kalo lunya nggak ngomong," Woojin menarik dagu Chan lembut---- memaksa Chan supaya menatap wajahnya, "i'm not a cenayang, you know?"
Kayaknya kalo suasananya nggak lagi serius, mungkin Chan udah ngakak kali.
Tapi kali ini nggak. Chan diem aja, natap matanya Woojin dalam-dalam.
Hening untuk beberapa saat. Bibir keduanya terkatup rapat, namun masih tetap menyelami mata masing-masing.
"Well, gue..." ucap Chan akhirnya. Woojin menaikkan sebelah alisnya--- menunggu Chan melanjutkan ucapannya.
"To be honest, gue nggak tau apa yang gue rasain. Ini serius,"
Ada jeda sejenak, "gue cuman ngerasa gerah aja pas lu ngobrol sama Jeongin. You looked happier, you know? Lu keliatan nyaman banget. Ketawa-ketawa sama Jeongin. You ignored me. Dunia serasa milik berdua, gue cuman ngontrak."
Woojin membelalakkan matanya, terkejut dengan ucapan Chan. Dia nggak ngerasa gitu.
Woojin membuka mulutnya, hendak berbicara dan menutupnya kembali setelah mendengar Chan melanjutkan kata-katanya,
"Gue ngerasa insecure aja. Jeongin tuh lucu, gemesin, lembut, loveable banget. Sedangkan gue? Gue nggak ada apa-apanya, Jin dibandingkan Jeongin. Jaaauh,"
"Dan gue langsung inget omongan lu, pas kita main ToD. Inget nggak?"
Woojin mengangguk.
"That's all."
"Udah? itu aja?"
Chan mengangguk pelan.
"Okay, listen to me," Woojin menangkup pipi Chan, "No. Gue lebih bahagia sama lu, yang lu liat itu nggak bener. Gue cuman keliatan lebih bahagia, karna udah lama gak liat Jeongin. Kenapa lu nggak bisa bedain gimana cara gue natap ke Jeongin dan cara gue natap ke lu?"
Chan terdiam, mencoba mencerna semua ucapan Woojin.
"Jeongin emang lucu, gemesin. Tapi lu juga loveable. Ya emang, lu sama Jeongin tuh jaaaauh," Woojin mengusap kedua pipi Chan dengan ibu jarinya, "lu bikin gue nyaman, dan Jeongin nggak. Setiap gue ada disamping lu, I feel loved. Kalian emang beda. Jeongin cuman temen, dan gue anggap sebagai adik. Sedangkan lu," Woojin sengaja menjeda ucapannya dan kemudian tersenyum, "lu pacar gue. My love, my world."
Woojin menahan tawa melihat pipi Chan merona, "I don't need anyone else, I need you. You are all that I need."
Chan langsung saja memeluk badan Woojin erat, memendamkan Wajahnya diceruk leher Woojin.
"Gue nggak butuh yang terbaik, bahkan Jeongin sekali pun. Gue butuhnya lu," Woojin mengusap rambut Chan dan memainkan rambutnya disela jari-jarinya.
"Well, it sounds cheesy," Woojin tertawa renyah. Chan mendongakkan wajahnya dan kemudian mata keduanya bertemu, "I love you, Christopher Bang."
Woojin mendekatkan wajahnya ke wajah Chan, menangkup pipi Chan dengan satu tangan.
Bibir keduanya bertemu, Woojin melumat bibir Chan lembut. Chan memejamkan matanya, mencoba menyalurkan perasaannya.
Tidak ada nafsu, hanya cinta.
Ini gagal banget nggak sih? Huhhhuhh. Mau buat yang menye-cheesy gitu malah jatohnya cringey abis. :(
Woochan biasanya bobrok eh tbth jd sendu gini, paling aq wkwkwkw :(
Dah semoga kalian puas!
Jangan lupa vote+comment & request ya babies! ✌💘
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Of WooChan
FanfictionKeromantisan tak harus selalu ditunjukkan dengan memberikan setangkai bunga. Dan untuk membuktikan bahwa aku sayang kamu tak perlu dengan selalu mengucapkannya. Aku punya caraku sendiri. Dan aku akan mencintaimu dengan caraku.