Siap-siap drama guys 😂
Gue gak pede ngepost chapter ini soalnya terlalu sinetron wkwkkwkw
ButHappy reading 💞
.
.
.🌼🌼🌼
" Ah tentang kita saat masih duduk dibangku sekolah dasar, aku benar-benar kesal dan marah karena kucingku mati. Itu kucing pemberian dari Mingyu. "
" Aku tidak membunuhnya. " Wonwoo nampak terganggu dengan pembahasan itu. Dia tidak ingin mengingat masa kecilnya yang begitu memberikan kenangan buruk untuknya.
" Aku tahu, aku memaafkanmu. Tapi Wonwoo-ya kali ini aku tidak bisa memaafkanmu.."
Wajah Jeonghan terlihat mengeras, matanya berkilat penuh emosi membuat Wonwoo sedikit memundurkan badannya.
" Kau sudah mengusikku Wonwoo, aku benar-benar kesal. " Jeonghan mendekati Wonwoo. Bibirnya tersenyum, senyuman yang seharusnya seperti malaikat kini lebih terlihat seperti senyuman iblis.
" Mingyu menghindariku, dia melupakan teman kecilnya. Mingyu menolakku karena dia lebih menyukai seorang monster sepertimu. "
" A-ku bu-kan monster "
" Kau monster Wonwoo! "
" Aku sakit hati Wonwoo-ya, aku sudah lama memendam perasaanku pada Mingyu. Tetapi semuanya tidak terbalaskan, tapi kau? Apa yang membuat Mingyu menyukai monster sepertimu? "
" Aku bukan Monster!! "
Jeonghan tertawa, semakin dia mendekat maka Wonwoo semakin memundurkan badannya.
" Monster tetaplah monster! Seorang darah campuran sepertimu tidak pantas bergabung bersama yang lainnya. "
Jeonghan mendorong tubuh Wonwoo, dalam satu kedipan mata tubuh Wonwoo terjatuh kedalam kolam renang Yongnam.
Tubuh kurus Wonwoo tenggelam begitu saja kedalam kolam renang yang cukup dalam itu.
Wonwoo berusaha sebisa mungkin untuk menggerakan tubuhnya, meskipun rasanya sulit tetapi dia berhasil muncul ke permukaan.Nafasnya sesak karena terlalu banyak air yang masuk kedalam paru-parunya. Sementara Jeonghan diam, menikmati pemandangan Wonwoo yang berusaha mencapai pinggiran kolam renang.
" Kemarilah Wonwoo, aku akan membantumu. " Jeonghan menjulurkan tangannya yang langsung diraih cepat oleh tangan Wonwoo.
Jeonghan menarik Wonwoo keluar dari kolam renang.
Wonwoo begitu sulit mengatur nafasnya, dia menangis, tubuhnya menggigil kedinginan. Dia benar-benar ketakutan saat ini.
Sementara Jeonghan lagi-lagi hanya diam memandangi Wonwoo dengan pandangan yang sulit diartikan." Jeonghan-ah ma-afkan a-ku. "
Jeonghan mendecih, dia mengapit dan memcengkram dagu Wonwoo dengan erat.