Hopeless Wish

1.4K 303 50
                                    

Setelah dongeng ayahnya itu, Soonyoung malah enggan memejamkan kedua matanya.

"Abeoji, bolehkah aku bertanya sesuatu?" celetuk Soonyoung masih bertahan dalam posisi duduknya.

Ayahnya juga masih setia berada di atas papan kayu itu.

"Aku juga ingin memberitahumu sesuatu," balas ayahnya.

"Mengapa dalam keluarga kita hanya aku yang bersurai merah? Ayah, ibu, dan Chan, yang lain warnanya hitam," tanya Soonyoung sambil memajukan bibirnya.

Ia merasa sedikit kesal karena fakta itu sejak lama namun baru terpikir lagi sekarang karena pengawal pangeran itu menyinggung rambutnya.

"Kau— sebenarnya kau bayi yang dibiarkan hidup. Surai merah itu fitur ibumu."

Soonyoung tercekat. Perkataan ayah— bukan, siapa sebenarnya pria di hadapannya ini? Ia benar-benar tidak tahu.

"S-siapa ayahku yang sebenarnya?" tanya Soonyoung tergagap.

Pria di sebelahnya itu kini telah meninggalkan titel 'ayah Soonyoung' karena menceritakan kebenarannya. Ia menarik nafasnya dalam-dalam sebelum memberikan jawaban bagi anak yang dipeliharanya selama ini.

"Ayahmu raja sebelumnya kerajaan di pinggir hutan ini."

Sebuah fakta yang membuat hati Soonyoung semakin gundah.

"Kau... siapa?"

Pria itu menarik nafasnya lagi.

"Aku pelayan setia ayahmu dulu."

.

.

.

A Man with Red Hair
Hopeless Wish

.

.

.

Keesokan harinya, Pangeran Lee benar-benar menepati ucapannya. Ia menolak untuk keluar dari kamarnya, membuat Pengawal Choi kewalahan sendiri.

"Pangeran, sarapan untukmu. Tolong buka pintunya!" mohon Seungcheol.

Namun, bahkan setelah setengah jam berlalu, sama sekali tidak ada jawaban. Apakah pangerannya ini benar-benar marah karena ia pergi tanpa izin?

Haruskah Seungcheol mengatakan yang sebenarnya?

Seungcheol menarik nafasnya dalam-dalam, berusaha meyakinkan dirinya sendiri untuk membeberkannya. Ini demi kesehatan pangeran juga. Kalau ia tidak makan, maka—

Tok! Tok! Tok!

"Pangeran Lee, hamba Penasehat Jung. Yang mulia raja ingin bertemu dengan anda," sela sosok yang tiba-tiba saja sudah berada di sebelahnya.

Seungcheol agak terkejut melihatnya namun Penasehat Jung membalas keterkejutan itu dengan sebuah senyuman.

Tak lama kemudian, Pangeran Lee keluar dari kamarnya dan menghadap Penasehat Jung. Dari yang Seungcheol perhatikan, kedua matanya tampak sembab.

"P-pa—"

"Ayo, Penasehat Jung," potong Jihoon langsung berjalan meninggalkan Seungcheol yang masih setia membawakan sarapannya.

Penasehat Jung menundukkan kepalanya sejenak, memberi hormat pada Pengawal Choi sebelum ia mengekori pangeran ke kastil tengah, kediaman raja.

Pengawal Choi tetap tinggal di depan pintu kamar pangeran, memandang mereka penuh tanya.

A Man with Red Hair | SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang