Regret Regret Regret

1.1K 269 19
                                    

Selepas bertarung dengan kelitan demi kelitan, akhirnya Seungcheol berhasil kabur dari pelayan kamar ratu. Ia sedang berharap tidak ada yang mengenali wajahnya. Sejak tadi ia menggunakan jubah bertudung untuk menyamarkan rupanya.

Pria itu sekarang berjalan dengan hati-hati menuju kastil timur, kembali ke kamar pangeran.

Sedikit mengecewakan karena tidak mendapatkan banyak informasi. Namun sepertinya ia sudah menemukan kunci dari gelagat aneh mereka berdua.

Ramalan Pangeran Lee.

Ia hanya perlu mengetahui isinya. Setelah itu, ia bisa-

Seungcheol terhenti sejenak. Sebuah perkataan dari sang ratu tiba-tiba saja terlintas di benaknya. Saat dipasrahi untuk menjaga pangeran di hari ulang tahunnya, wanita itu sempat berpesan kepadanya.

"Saat Jihoon lahir, tepat saat matahari terbenam, peramal istana datang untuk membaca masa depannya. Ketika menginjak usia 17 tahun, ia akan bertemu dengan seseorang. Seorang pria bersurai merah, pembawa malapetaka bagi kerajaan ini."

Seorang pria bersurai merah, pembawa malapetaka bagi kerajaan.

Ia telah melakukan kesalahan yang amat besar. Terlampau besar karena bahkan membiarkan mereka bertemu untuk kali kedua.

Apakah malapetaka itu sudah dimulai sekarang?

.

.

.

A Man with Red Hair
Regret Regret Regret

.

.

.

Jihoon kembali ke kastil timur dalam keadaan linglung. Penasehat Jung memang mengancamnya juga keluarganya tadi. Tapi pria itu melepaskannya begitu saja malam ini, membiarkannya keluar dari ruang rahasia itu tanpa lecet sedikitpun.

Walaupun tubuhnya baik-baik saja, hatinya merasa tercabik-cabik. Bohong bila ia tidak tahu siapa bayi bersurai merah yang ada dalam lukisan itu.

Dia Soonyoung, seseorang yang ia kagumi.

Ayahnya sendiri yang menghancurkan keluarganya. Itu berarti ia adalah anak seorang pengkhianat, yang membunuh raja sebelumnya.

Ia tidak pantas menjadi calon raja.

Tidak pantas untuk mencari calon ratu.

Juga tidak pantas untuk tinggal di kastil ini.

Cklek! Pintu kamarnya terbuka begitu saja, memunculkan wajah Pengawal Choi.

"Pangeran Lee," panggilnya.

Jihoon sedang tidak peduli soal bagaimana Choi Seungcheol menyematkan titel 'pangeran' saat mereka hanya berdua saja. Ia juga tidak bisa berpikir jernih ketika pria itu menghampirinya, menanyakan apa yang terjadi pada dirinya.

"Pengawal Choi," sebutnya pelan.

Seungcheol menyahut sebagai jawaban.

"Sebagai temanku, maukah kau mengabulkan satu permintaanku lagi?" tanya Jihoon.

Dari nada suaranya, laki-laki itu terdengar sangat sedih dan frustasi.

"Apapun untuk pangeran."

Lee Jihoon menarik ujung jubah pengawalnya itu dan meremasnya pelan.

"Bawa aku pergi dari sini."

A Man with Red Hair | SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang