Rendezvous

1K 254 44
                                    

Soonyoung mengenakan jubah dan membawa peralatan berburu pagi itu. Ini sudah menjadi rutinitas seorang pria di desa. Mereka harus pergi berburu untuk memenuhi makan malam.

Namun sebelum Soonyoung sempat mencapai pinggir hutan, tetua desa malah menahan jalannya. Ia menatap Soonyoung tajam seakan tengah menyimpan dendam.

"Kau mau pergi ke mana?" cegahnya.

Soonyoung memasang ekspresi bingung. Ini sudah dua hari berlalu sejak misi bumi hangus yang mereka lakukan. Dan sudah seharusnya semua kembali ke tempat semula. Tidak yang perlu dirisaukan lagi.

"Aku harus... berburu," balas Soonyoung.

"Bisakah aku menanyakan sesuatu sebelum kau pergi?"

"Ya?"

Pria itu menarik nafasnya dalam-dalam sebelum bicara. Wajahnya masih menunjukkan amarah.

"Raja itu telah membunuh ayahmu, membuangmu dari istana," geramnya.

"Mengapa kau melepaskannya?"

Soonyoung mengeratkan genggaman pada barang bawaannya. Ia menatap pria itu dengan yakin.

"Aku berencana kembali ke istana dalam waktu dekat," cetusnya.

"Kau-"

"Dan aku ingin raja itu tetap duduk di tahtanya."

.

.

.

» A Man with Red Hair «
Rendezvous

.

.

.

"PANGERAN!" teriak Seungcheol.

Jihoon langsung berlari selepas mendengar pembicaraan di kedai. Ia bahkan melewatkan pesanannya. Seungcheol tidak tahu harus bersikap apa.

Kondisi sang raja merupakan sesuatu yang penting bagi pangeran, namun keadaan pangeran jauh lebih penting dari bagi Seungcheol.

Ia adalah pengawal pribadi pangeran, tugasnya adalah memastikan putra semata wayang raja itu tetap aman.

Namun sekarang ia bahkan kehilangan jejaknya. Entah ke mana pangerannya pergi sekarang. Seungcheol tidak lagi melihatnya saat Jihoon berlari ke dalam hutan.

Seungcheol bukan seorang pelari yang lamban. Namun sebelum berlari, ia tetap harus memastikan semua barang yang mereka bawa tidak tertinggal di kedai. Itu yang membuatnya kehilangan jejak sekarang.

Berulang kali Seungcheol meneriakkan pangeran. Namun tak kunjung berbalas. Hutan tempatnya berada hanya diam. Hanya gesekan sayap serangga yang terdengar di sana.

"JIHOON!" teriaknya lagi, berharap yang dipanggil akan segera muncul.

Namun tidak juga. Seungcheol masih harus mencari lebih keras, lebih jauh ke dalam pepohonan.

. . .

Setelah perjalanan berkuda, sang raja sampai di pusat kota. Istananya berada tepat di tengah. Ia dan seorang pengawalnya melanjutkan perjalanannya menyusuri jalanan kota menuju bangunan megah itu.

Karena hanya dua kali istirahat selama perjalanan, mereka sampai lebih cepat dari perkiraan.

Jimin berhenti tepat di depan gerbang istana dan penjaga langsung membukakan gerbang. Semuanya tampak baik-baik saja.

A Man with Red Hair | SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang