Intense Gaze, Warm Smile

1.1K 220 24
                                    

Chan baru saja kembali dari pembelajarannya. Lelaki belia dan teman-temannya bersama berburu di hutan. Ayahnya menyuruh ikut karena itu akan menjadi kegiatannya di masa dewasa, untuk memenuhi kebutuhan hidup kelak.

Sesampainya di rumah, ibu Chan sudah memasak sup. Namun Chan tidak melihat sang ayah di manapun.

"Ayahmu pergi ke kota," ujar sang ibu menyadari kebingungan anaknya.

"Kami baru saja menangkap rusa dan semua anak dan ayah akan berkumpul untuk merayakannya," kecewa Chan.

Ibunya hanya bisa mengelus kepala anak itu sambil menuangkan sup ke dalam mangkuk.

"Bilang saja ayahmu berhalangan," usulnya kemudian bergegas kembali ke dapur.

Chan menatap supnya tanpa minat. Tapi ia tak bisa berbuat apapun.

"Kenapa abeoji pergi malam-malam?"

.

.

.

A Man with Red Hair
Intense Gaze, Warm Smile

.

.

.

"Mengapa Penasehat Jung memanggil hamba kemari?" tanya seorang pria yang baru saja digiring masuk dalam ruangan.

Ada beberapa orang di sana, duduk mengelilingi meja. Beberapa buah lilin berjejer di atas meja. Suasananya seperti pertemuan rahasia bawah tanah.

"Paman juga bagian dari kami, orang-orang yang mendukung raja sebelumnya," balas Jung Hoseok disambut meriah.

Paman yang diundang, ayah Chan, mengedarkan pandangan nanar. Sesaat ia merasa semua menjadi kelabu dan menyulitkannya untuk memilih.

"Di saat Pangeran Lee kabur dari istana bersama pengawal setianya dan mental ratu yang semakin melemah, kita bisa mengambil alih."

Penasehat Jung meraih gelas anggur di hadapannya dan mengangkat tinggi-tinggi.

"Siapa yang ikut denganku?"

Ruangan itu riuh, menyusul sahutan demi sahutan dari yang lain. Ayah Chan masih terdiam. Ia masih belum bisa menerima perekrutan berkedok kudeta ini.

Bagaimana nasib Chan dan istrinya di rumah?

"Paman?"

Mendadak pikirannya buyar karena panggilan Penasehat Jung. Pria itu mengangkat gelas ke arahnya. Atas dasar formalitas, paman menyambutnya, mengambil minum yang disediakan.

"Ku harap kau akan berdiri di sisiku sampai pergantian tahta, Paman Lee."

Paman Lee mengangguk kikuk.

"Karena aku akan memberikan balas dendam terbaik."

Baru saja Jung Hoseok tersenyum bangga atas usutannya, Paman Lee sudah menaruh gelasnya kembali ke atas meja. Ia kembali meragukan cairan yang disediakan Penasehat Jung.

"Apa kau bisa menjamin semuanya akan baik-baik saja setelah kudeta?"

"Apa maksudmu, paman?" Hoseok menaikkan sebelah alisnya sarkastik.

A Man with Red Hair | SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang