Lima.🐧

34 15 6
                                    

Taman belakang sangatlah sepi. Jika jam istirahat, siswa dan siswi lebih memilih pergi kekantin untuk mengisi perut mereka, ada juga yang pergi ke perpustakaan untuk menyiapkan pelajaran selanjutnya. Dan ada beberapa pula yang memilih menetap dikelas dengan alasan tertentu.

Untuk hari ini, Laurent memilih mengisi waktu luang nya di taman belakang.

"Lo ngapain disini?" Tanya Laurent

"Ini tempat umum," Jawabnya.

Dia adalah Angga.

Laurent hanya mengangguk-angguk dan berjalan pelan kearah pohon yang ada disana.

"Lo?" Tanya Angga

"Apa?"

"Ngapain disini?"

"Galau,"

"Sama dong,"

"Kenapa?" Tanya Laurent penasaran.

"Lo sendiri, kenapa?"

Laurent geram. Setiap ia bertanya, selalu ditanya balik.

"Susah move on, lo?"

"Nunggu"

"Nunggu apa?"

"Nunggu yang lagi move on,"

Laurent tersentak. Karna barusan saja ia bilang bahwa Laurent susah move on, dan Angga langsung berbicara seperti itu.

"Kok diem?" Tanya Angga

Suasana menjadi canggung. Laurent yang masih sibuk mengartikan kata-kata Angga, dan Angga yang sibuk berfikir apa yang terjadi dengan Laurent.

"Sabtu ada acara?" Tanya nya lagi.

"Gak ada, kenapa?" Jawab Laurent

"Jalan yuk!" Ajaknya, masih dengan ekspresi sama. Datar.

"Kemana? Ngapain? Sama siapa? Kapan? Jam berapa? Pulang nya kapan?" Tanya Laurent lengkap.

Angga terdiam sebentar. Mungkin sedikit terkejut dengan apa yang Laurent katakan. Bagi Angga, Laurent bertanya dengan sangat cepat, dan bahasa nya sulit dimengerti.

"Ulang," Dengan enteng Angga menyuruhnya.

"Ogah, mikir aja tadi gue nanya apa," Ujar Laurent

"Terserah," Hanya 1 kata yang dilontarkan oleh Angga.

"Gue nanya banyak, jawabannya atu doang. Pelit banget si tu mulut," Oceh Laurent

"Nonton sama gue, jam 10. Selebih nya terserah,"

"Pulang nanti, gue tunggu diparkiran," Sambung Angga.

"Tapi--"

"Cogan gak nerima penolakan." Setelah itu Angga pergi dari tempat tersebut.

Laurent hanya pasrah saja apa yang ingin Angga lakukan. Jika dia membantah pun, Angga akan tetap dalam pendiriannya.

-

"Lo sendirian kan pulang nya? Gue kerumah lo ya, bete dirumah," Ucap Audrey

Mereka sudah sampai dekat parkiran. Mata Audrey menuju ke Angga yang terlihat sedang menunggu seseorang.

"Pantesan diem doang. Yaudah gue gak jadi kerumah lo. Selamat pulang bareng," Goda Audrey.

Laurent sedikit berlari untuk menemui Angga.

"Langsung pulang ya, gue ada urusan," Ucap Laurent.

"Siapa juga yang mau lama-lama," Ucap Angga.

Laurent dibuat tersentak lagi. Menurutnya, kadang Angga membuat orang-orang disekitarnya naik pitam. Seperti apa yang dilakukan Angga padanya.

Laurent langsung menaiki kendaraan Angga, dan mereka pun bergegas untuk keluar dari sekolah.

-

Kriiiiing kriiiiing..

Pagi ini, pukul 10:00. Laurent belum bangun dari tidurnya. Mungkin ia dapar mimpi indah kali ini.

Handphone nya berbunyi, Laurent segera bangun, dan mencari arah suara tersebut.

"Halo, apaan sih? Ganggu banget malem-malem begini," Ucap nya dengan mata tertutup, dan mulut yang masih menguap. Tentunya belum sepenuhnya sadar.

"Gue di depan rumah lo," Ucap seseorang disebrang telepon.

"Ngapain Malem-malem begini didepan rumah gue? Mau maling ya? Maling aja pake bilang-bilang. Lu siapa?" Ucap Laurent semakin tidak jelas.

"Udah siang, Lau. Angga," Ucap Angga dengan penuh kesabaran.

"Oh udah siang. Hah?! Udah siang?! Oh yaudah, gue lanjut tidur ya," Ucap Laurent tanpa dosa

Ia mematikan telpon nya begitu saja.

Angga dibuat geleng-geleng. Pasalnya, tadi Laurent sangat terkejut ketika tahu bahwa sekarang sudah siang, lalu ia bersikap biasa lagi dan melanjutkan tidurnya.

Benar-benar gadis yang aneh. Pikir Angga.

2 jam kemudian...

"Angga? Lo kok gak bilang udah disini? Kenapa gak masuk? Kenapa disini aja? Kenapa gak nelpon gue? Ngapain didepan gerbang doang?" Laurent datang, dan langsung bertanya tanpa dosa.

"Lau, kita udah telat 2 jam sama perjanjian kemaren. Gue nelpon lo, tapi lo matiin, lanjut tidur lagi." Jelas Angga.

Laurent hanya menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.

"Hehehe, iyakah? Maap deh kan lupa," Lagi-lagi berucap tanpa dosa.

Angga tidak mau perpanjang lagi, ia langsung menaiki kendaraannya, dan mengisyaratkan Laurent untuk naik ke-kendaraannya.

-

"Kok lo tau sih gue suka genre film nya? Kirain gue, lo bakal nonton film ala ciwi-ciwi gitu, yang nge-drama," Ucap Laurent sekenanya.

"Iya," Angga tidak habis pikir, ternyata Laurent sangatlah cerewet, dan tidak bisa berhenti bicara.

"Cantik," Puji Angga disela-sela omongan Laurent yang begitu banyak.

"Hah? Ngomong apa tadi?" Tanya Laurent.

Sebenarnya, ia mendengar perkataan Angga, tapi ia hanya ingin Angga bicara dengan jelas didepan mukanya saat ini.

"Gak,"  Angga bernapas lega, karna Laurent tidak mendengar ucapannya.

"Boong," Goda Laurent

"Beneran,"

"Ah, masa sih,"

"Bawel ah"

"Gue tinggal nih" Sambung Angga

"Oke oke. Gue denger kok," Ucap Laurent dengan tersenyum senang.

Dan saat itu, Laurent menyadari satu hal. Bahwa ia telah jatuh cinta pada Angga.

-

A.N

Jangan lupa jejak membaca ^_^

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang