08. rumpi

61 8 1
                                    

Terkadang semua yg di harapkan terjadi tak bisa terjadi dengan mudah! Semua butuh perjuangan berat agar bisa di capai.

-


"Lo nyontek ya?" teriak diva sambil menutup bukunya dengan tangan, menatap tak suka vino yg sempat mencontek jawaban nya.

Aku sebenarnya sedikit kaget dan tidak suka dengan diva. Apa salahnya sih ngomong baik baik?

"Jangan pelit dong, ntar cantiknya luntur loh!" bukannya membela diri atau pun marah karena di bentak, vino malah cengengesan sambil menggoda diva.

Yg anehnya lagi diva tetap tegar dengan wajah ngamuknya namun dapat dilihat dengan jelas pipinya sudah memerah seperti tomat busuk. Aku terkekeh sambil menyenggol siku lia yg sedang asik mengerjakan tugas kimia yg baru di berikan oleh bu sri karena bu sri ada urusan di luar sekolah.

"Kenapa?" lia menaikkan kedua alisnya.

Tanganku langsung saja menunjuk ke arah vino yg sedang menggeser kursi mendekat ke samping diva.
"Si vino ngegodain miss oces noh!" ujarku sembari terkikik. Miss oces adalah panggilan khusus untuk diva yg tentunya hanya di ketahui oleh kami saja.

"Halahh palingan juga dia cuma mau nyontek, kalo nggak nyontek nggak mungkin dia deket deket kaya gitu!" sahut fikha menghadap ke arah belakang tentunya menghadap ke arah wajahku dan lia.

"Masak sih?" tanya lia. Aku mengangguk juga membenarkan sekaligus meminta jawaban.

"Asal kalian tau ya, si diva itu dari dulu suka sama si vino cuma si vino nya aja yg gak pernah peka!"

"Ahh.. Jelas jelas si diva tadi ngebentak vino, cuma gara gara di contekin kok, nggak mungkin lah! nih ya, kalau orang suka itu pasti dia bakalan baik baik!" sergahku membantah ucapan fikha.

Fikha terkekeh sambil menutup mulutnya "diva memang gitu, tapi coba deh lo liat pasti akhir akhirnya dia ngenyontekin si vino! Cuma kedok aja tuh!"

Lia mengangguk membenarkan "iya, Coba deh lo liat vin!"

Aku pun mengarahkan pandanganku kembali menatap diva, vino, dan teman sebangku diva yg bernama jessica yg ku rasa sedang asik sendiri dengan tugas nya tanpa memperdulikan diva dan vino yg sedang berdekat dekatan.

Benar juga setelah ku lihat, memang benar diva memberikan contekan kepada vino bahkan sesekali tersenyum dengan celotehan jahil vino.

"Ya kan?"

"Iya juga! Berarti cintanya nggak pudar pudar dong, Makanya sampe sekarang dia masih gitu!" jawabku membenarkan pertanyaan fikha.

"Memang ia, Bahkan asal lo tau diva itu dulu pernah kepedean waktu hari valentine-"

"Kepedean kenapa?" tanya lia memotong perkataan fikha tak sabar.

"Kepedean! Mm.. Kan waktu itu kata temen sekelas gue yg anak x¹ itu si vino bawa bunga sama coklat gitu kan bunganya itu cantik banget terus gue kedepan lah buat liat, pas gue sampe depan pintu si diva bilang gini itu bunganya buat gue bukan ya? Terus di jawab sama si jessica buat lo kali, kan kemarin kata lo si vino nanya ke lo kalo cewek biasanya suka apa? Diva terus senyum senyum kepedean gitu, eh ternyata!-"

(Not) PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang