26. suka dan tidak suka

34 5 0
                                    

Vinda menepuk nepuk rok abu-abunya setelah bangun dari tempat duduknya yg membuat rok nya sedikit terlihat debu akibat ia duduk di bawah pohon bunga yg terlihat besar, yg berada di halaman belakang SMA Bhakti mulia, disini banyak terdapat bunga bunga kering akibat jarang di siram namun tak sedikit juga bunga bunga yg lain tumbuh walaupun hanya di dominasi oleh bunga bunga yg sejenis.

Cewek itu belum keluar dari lingkungan sekolah, padahal jam sudah menunjukkan pukul 3 kurang 15 menit lagi.
Ia sengaja mendekam di halaman belakang sekolah sendirian untuk menghindari seseorang.
Cewek itu celingukan menatap sekeliling "pasti dia udah capek nunggiin gue! Jadinya pulang duluan deh, cusss!! Keluar sekarang aja kali yak??" pikir Vinda kemudian berjongkok untuk memasukkan novel Remaja yg baru saja ia baca untuk mengurangi rasa bosan.

Baru saja cewek itu ingin membalikkan badan namun pandangannya tertuju pada sesosok kaki seseorang yg memakai sepatu kets yg berada tidak jauh dari letaknya berjongkok saat ini, lalu pandangannya merambat ke atas untuk melihat siapa kah orang yg saat ini sedang menatapnya.

"Udah puas ngumpetnya?"

Vinda menyengir kuda meletakkan tasnya di bahu kemudian berdiri ia memutar otak sekilas untuk mencari jawaban yg cocok untuk menjawab pertanyaan yg di lontarkan cowok di depannya barusan.
"Ee, bukan ngumpet kok, itu tadi lagi.. Lagi apa ya?? Emm,, baca novel iya!"

Cowok itu mencebikkan bibir cuek sambil manggut manggut "yaudah yuk balik?" ucapnya mengulurkan tangan untuk menggandeng Vinda.

Vinda menatap uluran tangan cowok itu kemudian beralih menatap wajahnya "nggak usah kak! Gue balik sendiri aja, sama supir!"

"Supir lo idah gue suruh balik!"

"Haah? Kok tega banget sih? Terus sekarang gue balik sama siapa dong?"

"Kan udah gue bilang, gue yg anter!"

Vinda memejamkan mata sesaat mereda gejolak emosinya yg saat ini sudah terpancing kemudian menarik nafas pelan " nggak usah, makasih! Gue bisa pulang sendiri naik angkot!" ujarnya sebelum berlalu meninggalkan cowok yg saat ini hanya menatap nya datar.

Vinda berjalan sedikit berlari, ia tergesa untuk segera meninggalkan sekolah sebelum cowok itu menyusulnya.

Segitu pentingnya kah Vin seorang Deon ngejer lo disaat lo kabur?

Ia menggeleng sekilas mengenyahkan fikiran nya yg seolah berharap agar di kejar cowok itu untuk memaksanya pulang bersama.
Ia melihat kebelakang, tidak ada tanda tanda cowok itu mengejarnya padahal ia sudah jauh keluar dari kawasan sekolah dengan berlari.

Gue semangkin yakin dia nggak pernah serius sama gue!

Cewek itu tersenyum kecut mengingat adegan cowok itu memintanya untuk menjadi pacar cowok itu, dan bahkan saat itu ia tidak menjawab ataupun lebih tepatnya tidak diberi peluang untuk menjawab ataupun hanya sekedar bertanya.

Jadi untuk apa dia minta gue jadi cewek nya kalo sama sekali dia nggak pernah perduli atau sekedar ngerti sama gue?

(Not) PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang