30. tekanan

41 4 1
                                    

Seorang cewek berpakaian seragam SMA yg sedikit ketat itu menarik keras lengan Vinda kemudian menghempaskan begitu saja tubuh Vinda sehingga membentur tembok yang ada di bagian belakang sekolah.
"Gue Udah nggak bisa sabar ya ngeliat kelakuan lo yang keganjenan itu!!"

Vinda hanya memejamkan matanya pasrah saat ia di tarik paksa ke belakang sekolah oleh 2 orang kakak senior nya yg salah satunya ia kenal. Gita.
Senior itu adalah Gita. Vinda sendiri tidak tahu apa salahnya sehingga ia di tarik paksa seperti ini.
"Gue nggak tau maks___"

"Jangan lo pikir gue nggak tau ya selama ini lo itu sengaja mau ngerebut Deon dari gue!!"

Vinda melotot kaget mendengar ucapan Gita. Apa maksudnya?

"Muka aja polos, tapi kelakuan sama aja kaya cewek murahan!. Gue rasa lo harus kasih pelajaran buat cewek kaya gini nih Git!"

"Gue bener-bener nggak tau apa yg kalian maksud!" Vinda menunduk setelah mengucapkan kata-katanya dengan intonasi pelan.

"Tatap gue?!," tegas Gita dengan suara meninggi. "Dasar cewek murahan! Sok cantik banget sih lo! Lo pikir lo siapa? Hah? Jawab gue!"

Vinda hanya diam menahan degub jantungnya padahal saat ini tubuhnya sedang di dorong dorong oleh Gita.

"JAWAB!!??!"

"gue nggak tau apa yg lo maksud!!" tanpa sadar Vinda menaikkan nada bicaranya sehingga saat ini kedua cewek di hadapannya menatap nya dengan tatapan geram dan terkesan tidak suka.

"Lo berani ngebentak gue?!"

"Habisin aja ni anak Git! Nantangin dia!"

"Sori kak, tapi gue memang bener nggak tau apa yg lo maksud!"

"Lo memang bodoh, pura pura bodoh atau sok nggak tau? Gue rasa lo tau letak kesalahan lo!"

"Gue memang nggak tau"

"Selama ini gue selalu diem ya ngelihat tingkah lo!. Lo pikir dari pertama lo mulai ngedeketin Deon sampe kemarin malem lo berduaan sama dia gue nggak tau?!"

Vinda tersikap mendadak jantungnya berdegub dua kali lebih cepat dari yg tadi, bibirnya bergetar, hatinya memanas jika mengingat apa yg sudah di akui oleh cowok yang diam diam ia sukai itu.
Andai saja cowok itu kemarin tidak meminta ia merahasiakan perasaan cowok itu, pasti saat ini ia sudah membeberkan itu semua, agar masalahnya segera tuntas dan ia tidak akan jadi bahan gosipan di sekolahnya. Dengan ia menjadi pacar atau ralatnya pacar pura-pura dari ketua osis yg memiliki lumayan banyak fans itu saja sudah banyak orang yg menggosipinya dengan cara menjelek jelek kan dirinya. Entah apa maksudnya? Vinda sendiri tidak tahu. Saat orang orang membicarakan nya ia hanya diam. dengan diam ia sudah merasa menjadi menang.
Namun tidak sampai disitu, saat ini ia malahan ditarik ke pojokan belakang sekolah dengan berbagai tuduhan, yang Vinda rasa tidak pantas.

"Lo tau nggak?". Vinda menggeleng lemah dengan tubuh semakin gemetar, tangannya sedari tadi sibuk meremas kuat tali tas ranselnya. Ia tidak tau bagaimana melawan Gita, atau setidaknya menjelaskan masalah ini pada gita.
Ia terlalu takut melawan senior yg di akui berbahaya ini.

" gue nggak sukk____"

Suara dering dari ponsel genggam milik Gita memberhentikan ucapan yg akan ia lontarkan. Diam diam Vinda menghembuskan nafas lega setelah mendengar ucapan Gita dengan seseorang di seberang sana.
Vinda rasa Gita tidak akan lanjut mem bully nya akibat seseorang yg memerintahkan dirinya pulang cepat. Vinda kembali menunduk setelah melihat tatapan tajam dari kedua cewek di depannya.

"Urusan kita belum selesai ya! Dan gue ingetin lagi ke elo, lebih baik lo sama Deon putus sebelum gue berbuat sesuatu yg buat diri lo merugi!"

Itu lah kata kata terakhir yg di ucapkan Gita sebelum ia pergi meninggalkan Vinda yg saat ini menangis dengan tubuh merosot ke lantai. Ia menangis tersedu sedu disana. Antara takut dengan Ancaman gadis itu dan nasib dirinya. Padahal kemarin ia sempat berfikir untuk memperjuangkan cintanya.
Ia bingung apa yg harus ia lakukan?
Bertahan atau menyerah?.

-

Tbc.
See you next chapter!

Jangan lupa tekan bintang di bawah ya! Buat nambahin semangat.

(Not) PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang