"Astaga, makalah presentasi gue belom jadi!" Vinda berdecak sambil mengacak acak rambut lurus sebahunya. Fikirannya saat ini sedang kalut presentasi pelajaran bahasa indonesia nya belum jadi bahkan ia belum melakukan apapun karena ia lupa.
"Kan waktunya seminggu sih! Masa lo belum siap?" ini lagi si Fikha temannya lagi pusing ia malahan membuat Vinda tambah pusing.
"Gue lupa, lupa, lupa!" ucap Vinda frustrasi "kalian pun udah tau gue pelupa bukannya lo ingetin!"
"Gue udah ngingetin 3hari yg lalu di grub 'labil'! Lo nggak liat?" Lia membelalak lalu memasukkan buku bukunya kedalam tas bersiap siap untuk pulang.
"Besok di kumpul memang?" tanya Nita dengan suara datar, sambil menutup mulutnya yg perlahan menguap, padahal sepanjang pelajaran bahasa inggris tadi ia sudah tertidur pulas tanpa ada yg mengganggu.
Vinda mengangguk lemah dan berjalan keluar kelas dengan wajah di tekuk, khawatir sekaligus pusing.
"Mana gue nggak mudengan lagi!" Vinda mengerucutkan bibirnya dramatis lalu kembali mengacak rambut nya."Udah, ntar malem deh lo kerjain, kan besok jam terakhir juga! " Nita menepuk pelan pundak sahabatnya sebelum berjalan ke mobil BMW hitam dimana sudah ada supir nya yg menunggu. "Gue duluan!"
"Gue duluan deh, Candra udah nungguin! Bay!" Lia melambai dan berlalu ke motor hijau Candra meninggalkan Vinda dan Fikha.
"Vin----"
"Apa? Lo mau bilang ke gue lo mau duluan, karena kak Galang udah nunggu lo?"
Fikha menyengir kuda sebelum melambai dan pergi menyusul sang pacar yg sudah ada di depan pagar.
"Ini mang kusno kemana sih, kebiasaan banget dateng telat, nunggu gue naik angkot dulu baru deh dateng, terus minta minta maaf. Awas aja kalo gue sampe sesek sesekan kaya kemarin di angkot! Gue bak--"
"Non! Ayo! Saya udah nungguin dari tadi, eh enonnya malah disini ngomong sendiri!"
Vinda terbelalak kaget tiba tiba melihat wajah polos mang Kusno yg tiba-tiba muncul di hadapan nya.
-
Vinda mengetuk ngetukkan pulpen nya ke kepala matanya mengerjap ngerjap sekilas untuk menahan kantuk. Kemarin sewaktu pulang sekolah ia tidak bisa langsung mengerjakan tugas makalah bahasa Indonesia nya karena harus menghadiri acara pertunangan tante kesayangan nya yakni Ratna pratama adik kandung dari papanya Verry pratama. Ia bertunangan dengan pacarnya sejak di bangku kelas satu SMA yg bernama Gevan Raditya. Dan gara gara acara itu pula ia terlupa akan tugasnya, alhasil ia mengerjakan tugasnya sehabis acara pertunangan tantenya yg di adakan di rumah nenek nya itu.
Ia berkutat dengan tugasnya hingga jam 12 malam dan yg paling miris otaknya tidak bisa bekerja dengan baik di saat ia sedang mengantuk, jadi selama 3jam ia mengerjakan hanya terketik sedikit.
"Ini gue rasa kalo gue gak ngantuk udah siap dari tadi!" celetuknya ngawur sambil menguap lebar. Saat ini ia sedang berada di perpustakaan karena menurutnya lebih tenang dan nyaman untuk berfikir. Ia tidak membolos hanya saja keluar dipelajaran Ipa karena bu tuti guru mata pelajaran tidak bisa masuk, ada keperluan katanya dan itu digunakan oleh Vinda untuk mengerjakan tugas nya.
"Sedikit lagi Vin... Sabar!" ia bermonolog. Kemudian menatap puas hasil dari kerjanya.
"Ok. Tinggal di print!""Tapi gue ngantuk, aaa!! Minta tolong Lia aja!" ia mencetuskan ide dan kemudian mencari ponselnya di saku baju.
Setelah mengetikkan pesan singkat di groub mereka berempat (labil) ia menyimpan tugasnya ke flashdisk dan setelah mematikan laptop ia melipat kedua tangannya di depan wajah kemudian tenggelam di sana. Untuk mengobati rasa kantuknya!
Vinda yg sejak tadi menahan kantuk ia tak sadar jika ada dua pasang mata di tempat yg berbeda sedang menatapnya sejak awal dan mereka adalah Deon dan Deny mereka mengamati dalam diam sesekali tersenyum melihat tingkah konyol cewek itu, dari mulai menguap, bicara sendiri, dan mantuk mantuk karena matanya berat.
Deon yg sadar dengan keadaan gadis itu ia berjalan keluar dari perpustakaan dengan sedikit tergesa untuk sampai ke kantin sekolah nya.
Sedang disisi lain Deny mendekat ke arah gadis itu dengan lengkungan manis di kedua sudut bibirnya. Matanya menatap lurus wajah polos Vinda yg sedikit tertutup helaian rambut sebahunya bak tirai.
Pelan tapi pasti Deny mengulurkan tangannya untuk menyibak helaian rambut yg menutupi wajah gadis itu, kemudian menyelipkan nya ke telinga. Namun sepertinya cewek itu merasa terusik dan menyadari itu Deny dengan pelan beranjak dari tempat cewek itu.Ia sempat menatap sekilas sebelum benar benar pergi dari tempatnya.
-
Deon tergesa masuk ke perpustakaan ia sempat menyapa sekilas Bu Ayu penjaga perpus. Sebelum berjalan ke kursi pojok dimana masih ada seorang cewek yg tertidur pulas dengan posisi duduk.
Deon yg melihatnya saja sudah merasakan sakit pinggang dan leher.Ia meletakkan barang yg sempat di belinya di kantin, tadi. Dan kemudian meletakkan nya di meja sisi depan kepala cewek itu.
Tangannya sekilas mengelus kepala Vinda.Lalu kemudian Ia menyunggingkan senyum tipis sebelum beranjak pergi dari keberadaan cewek itu.
***
Gue nggak tau sejak kapan? Tiba-tiba aja gue ngerasa perduli sama lo!
Deon Andreas.
-
Hehe, gaje atau nggak nyambung ya??
Entahlah aku lebih pingin tuh, buat cerita yg manis-manis gula jawa gitu.
Biar berasa!
(Sok sok an lu thor!!)
Komentar nya di tunggu. Biar semangat! Nyelesaiin cerita nya.
Hehe.
Tbc.
See you next chapter! |°з°|
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Perfect
Teen Fiction"Walaupun aku hanya kau anggap pura pura dan mainan saja. Tetapi aku akan tetap berjuang untuk bisa mendapatkan hatimu" ~Alvinda Viona Pratama "Cowok itu membuktikan cintanya dengan perbuatan!!, dan yg di pegang itu ucapannya. Jadi belom saatnya gue...