11. bingung

51 5 0
                                    

"Gue ke toilet duluan deh, pingin kencing dari tadi, baayy" aku berlari kecil setelah pamit pada Nita dan Fikha.

"Nanti nyusul kan?"

"Iya!" balasku dengan suara agak kencang. Dan terus berlari ke toilet sambil memegangi perutku.

Tok tok tok..

Aku mengetuk salah satu pintu toilet yg tertutup rapat, memang saat ini toilet sedang penuh, jam istirahat pertama biasa nya banyak yg ke toilet.
"Bentar!" teriak orang dari dalam, tak lama kemudian ia keluar dari dalam toilet itu. tanpa memperhatikan cewek yg baru saja keluar aku langsung masuk kedalam dan mengunci pintunya rapat,

Huh aku menghela nafas, rasanya- lega. Aku berjalan keluar dari toilet bertujuan untuk ke kantin menyusul Nita dan Fikha hari ini Lia belum masuk sekolah ia masih di Jogja dirumah neneknya, katanya neneknya sudah agak baikan jadi mungkin kalau tidak besok, lusa Lia sudah masuk sekolah.

Aku berjalan santai menuju ke kantin mataku terarah pada kak- eh.. Gita yg sedang duduk berdua dengan cowok, ganteng. tapi aku lupa namanya siapa. Oohh.. Kelihatan nya itu seperti yg di gosipkan sarah tadi pagi, katanya Gita baru saja jadian dengan cowok anak kelas XI ips 5.

Ihh.. Doyan berondong ternyata, aku rasanya malu gitu kalau jadian sama adik kelas apalagi umurnya juga berbeda atau tepat nya tua yg cewek. Iihh..

Tapi setelah ku lihat lihat Gita seperti sedang mencari sensasi, karena ia sesekali melirik ke arahku, sepertinya ada seseorang dibelakang ku yg sengaja ingin ia panas panasi.

Aku kepo!

Dan dengan spontan kepalaku ku tolehkan kebelakang, sekitar lima langkah dari jarakku ada seorang cowok dia.. Deon.

Jadi ternyata Gita sedang memanas manasi Deon. Aku jadi semakin bingung dengan cewek yg bernama Gita itu, kemarin dia bilang dia sahabatan dengan Deon tapi dari gerak gerik yg dilakukan nya sudah terlihat jelas jika ia ada rasa dengan ketua osis yg ada di belakangku ini.

"Eh.. Lo!"

Deon memanggilku dan dengan refleks aku kembali menolehkan kepala ku kebelakang. Deon sedikit berlari untuk mensejajarkan langkah kami. Aku mengerutkan kening melihatnya yg saat ini sedang tersenyum menatapku.

Sedang aku, aku membalas senyuman nya hanya dengan meringis kecil.
"Mau ke kantin ya?" tanya nya dengan suara sedikit besar. Aku mengangguk. "Bareng ya?"

Aku menggaruk ubun ubunku pelan, ia menatapku dengan tatapan yg sulit aku mengerti dan sesekali ia melirik kedepan. ke arah Gita. Lalu aku mengangguk.

Sepertinya ada sesuatu yg ganjal!

Setelah sampai di kantin dan memesan makanan aku ingin segera ke meja pojok tempat Nita dan Fikha yg saat ini melambai kan tangan ke arahku. Namun baru beberapa langkah aku berjalan ingin menghampiri mereka, pergelangan tanganku di tahan oleh Deon. Dengan refleks mataku tertuju ke arah pergelangan tangan ku yg saat ini di pegang oleh Deon.
"Kita duduk sini aja!" cegahnya kemudian menarik tanganku untuk menduduki salah satu kursi yg tak jauh dari kami.

"Kenapa nggak gabung temen gue aja?" tanyaku

"Nggak enak duduk bareng cewek cewek!"

"Hah?" aku mengerutkan kening bingung mendengar jawaban yg baru saja diucapkan oleh deon.

"maksud gue. Nggak enak kalau rame nggak romantis!"

Uhuk uhuk.. Ucapkan yg baru saja di lontarkan oleh Deon nyaris membuatku tersedak ludahku sendiri.

"Kenapa?" tanyanya. Aku menggeleng.

"Eh.. Bekal yg lo buat waktu itu enak banget loh, gue suka! Makasih ya!"

"Ohh.." aku mengangguk.

"Lain kali buatin lagi dong!"

Aku menggaruk tengkukku yg tidak gatal "lain kali deh!" cetusku lalu menggeser mangkuk bakso yg baru saja di antar bu Jumin---- pedagang yg berjualan di sekolah--- lalu memberi saus tomat dan kecap kedalamnya sebelum menyuapkan ke mulut.

Sepanjang makan Deon selalu bertanya atau lebih tepatnya sok akrab padaku, sama seperti pada saat ia men chat ku dari aplikasi line. Namun setelah ku lihat lihat ia sesekali melirik ke belakangku.

Aku tak mengerti apa maksud dia saat ini, kelihatan seperti orang yg sedang mencari perhatian.
Aku jadi teringat 2 hari lalu gita pernah menudingku mencari perhatian kepada sahabat cowok nya yg saat ini sedang ada di hadapanku. Lalu kenapa tadi pada saat cowok ini mengajakku bersama sama ke kantin bahkan duduk berdua ia tidak langsung memarahiku?

Walaupun aku tak pernah berpacaran tetapi aku tau tingkah seseorang yg sedang cemburu, jujur saja aku juga pernah mengalami jatuh cinta--- lebih tepat nya, suka terhadap lawan jenis. Cinta monyet dan sebagainya. Dan saat ini terlihat jelas mereka berdua sedang mengalami hal yg sama, itu tebakanku. Tapi aku tidak tau juga.

-

Tbc.

(Not) PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang