29 juli, 02:15
-
"Gue mau ke perpus dulu deh, mau cari buku sastra!"
"Oh.. Yaudah, kalau gitu kita duluan deh ya?" ucap Lia, lalu aku melambaikan tangan kepada tiga sahabatku. Dan berjalan memasuki perpustakaan.
Buku yg ku cari adalah buku, tentang sastra, tadi bu Yuli---guru bahasa indonesia-- memberi tugas untuk membuat puisi lalu ditampilkan di depan kelas, sebenarnya jika mencarinya di google akan lebih mudah, tapi takutnya banyak yg sama jadi aku memilih mencari bukunya saja di perpustakaan.
"Nah ini nih bukunya" aku mengambil buku kecil berwarna putih yg jelas di depannya tertera, Puisi sastra. Seperti itu kira-kira.
Setelah mengambil buku itu aku berjalan ke kursi yg tak jauh dari tempat ku berdiri tadi. Dan mulai membaca puisi-puisi yg ada di dalam buku itu.Saat ini suasana hening, tepat seperti tempat yg seharusnya memang harus hening. Aku suka suasana seperti ini, namun terkadang aku juga membenci sepi. Tak lama kemudian aku mendengar suara gesekan dari lantai dan kursi.
Sepertinya ada yg duduk di samping ku.
Tapi aku memilih tetap fokus mencari puisi-puisi yg ada di dalam buku kecil ini untuk dibacakan kedepan. Padahal sebenarnya disuruh buat sendiri tetapi semua pada ngejiplak dari buku atau mencari di google.
"Gue minta maaf!"
Aku mengerjap, perlahan menutup bukuku untuk melihat siapa orang yg tiba-tiba menepuk pundakku dan meminta maaf kepada ku. Dari kedengarannya suara cowok yg aku benci.
Aku melirik sekilas dan kembali menatap kearah buku yg ku pegang berlagak fokus dengan bukuku. "Atas dasar apa?" jawabku tak acuh berpura-pura tidak mengerti apa maksud dari permintaan maaf darinya."Gue tau lo jadi bahan cerita an di sekolah gara gara gue!"
Aku menghela nafas kasar dan menutup buku yg tadi sempat ku baca dan perlahan mulai menatap wajah Deon.
"Lo sadar? Tapi kayaknya permintaan maaf lo udah basi deh, udah terlambat!" seruku tajam menekankan kata terakhir."Lo kok nyolot sih? Salah, gue minta maaf? Untung gue sadar" decusnya sinis. Aku membulatkan mata dan berdiri dari posisiku.
"Heh.. Gue tau kok selama ini tuh. Lo deketin gue cuma mau manas manasin kak Gita kan? Ke tebak tau?" ujarku sarkas.
"Lo kenapa mangkin sinis sih? Lagi PMS lo?"
"Susah ya kalau ngomong sama orang yg daya tangkap nya kurang!" cetusku beranjak dari tempat sambil menggenggam buku Puisi sastra tadi, dan berjalan untuk ke meja bu Ayu untuk meminjam buku yg kupegang sejak tadi.
Dasar cowok taunya apa? Modal tampang sudah bisa memiliki banyak fans. Sombong, tidak tau diri, tidak peka, dan yg pastinya egois dan tidak memikirkan orang lain. Sudah dua hari ini aku menjadi bahan gosip, walaupun tadi yg menggosipiku sudah ditegur oleh Nita. Aku tidak tau saat Nita memarahi Sarah, mungkin pada saat aku ke toilet. Tapi aku taunya pas pelajaran terakhir, Lia yg memberitahu ku jika Nita tadi sempat bertengkar dengan Sarah.
"Eh.." Deon menepuk pundakku, "maksud lo apa bilang daya tangkap gue kurang?"
"Sstt.. Deon ini perpustakaan bukan pengadilan agama!" desis bu Ayu, menatap tak suka Deon.
"Ehh.. Iya buk, saya juga tau ini perpustakaan, bukan pengadilan agama" ujar deon dengan cengengesan. Kedengaran lucu sih! Hubungan Perpustakaan dengan pengadilan agama apa? Mengapa di sangkut pautkan?
"Yaudah jangan ribut!" decus bu ayu sambil mencatat namaku di buku besar peminjaman buku.
"Makasih ya buk," ujarku sambil berlalu tanpa menatap sosok cowok yg sejak tadi masih berada di samping ku.
-
"Maksud lo bilang daya tangkap gue kurang apa? Huh?"
Aku diam lebih memilih memperhatikan jalanan untuk menunggu angkot. Tadi mang Kusno sudah jemput tapi ku suruh pulang karena takut kalau ia menunggu ku kelamaan.
"Lo budeg?" dengusnya. Aku masih tidak melihatnya dan masih memilih menatapi jalanan. Halte saat ini sepi bahkan hanya aku dan Deon saja yg ada di sini, entahlah ia untuk apa masih ada disini, padahal ia membawa mobil.
"Memang budeg ternyata" ujarnya lagi.
"Lo ngapain sih masih disini? Ganggu orang tau nggak sih lo? Nanti fans lo liat, dikira gue cewek ganjen lagi!" celetuk ku masih tetap menatap jalanan, saat ini memang jalanan lebih menarik daripada orang yg ada disamping ku.
"Ini juga gue mau balik," sahutnya santai.
"Ya udah sono balik"
"Lo ngusir?"
"Gue nyuruh balik, bukan ngusir!"
"Tapi dari nada bicara lo aja, kelihatan banget lo ngusir gue!"
"Bagus deh kalau lo ngerasa!"
"Tapi gak jadi deh, gue masih pingin disini!"
Aku melirik sekilas dan dan tersenyum miring, "ya udah kalau lo masih mau disini, gue balik duluan deh, bay?" ujarku santai dan berjalan mendekati angkot yg baru saja berhenti dan masuk kedalam nya.
***
Vomment nya di tunggu!
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Perfect
Teen Fiction"Walaupun aku hanya kau anggap pura pura dan mainan saja. Tetapi aku akan tetap berjuang untuk bisa mendapatkan hatimu" ~Alvinda Viona Pratama "Cowok itu membuktikan cintanya dengan perbuatan!!, dan yg di pegang itu ucapannya. Jadi belom saatnya gue...