#10 - War Begins

1.3K 239 43
                                    

Sorry for slow-update!!!!!!! Hope you enjoy this chapter readers q yang tercinta💞 Vomment dongskiy jan sepi-sepi :(

🍷🍷🍷

Gue pun keluar dari tenda, tentunya dengan baju yang sudah terpasang rapi di badan gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue pun keluar dari tenda, tentunya dengan baju yang sudah terpasang rapi di badan gue. Gue akui, sekarang udara makin dingin aja. Untungnya gue membawa jaket, jadinya bisa dipakai.

"Kaiii..." Teriak gue berharap Kai menjawab. Sayangnya tidak ada jawaban sekali. Gue jadi semakin cemas dan takut.

Kai dimana sih? Tidak lucu sama sekali kalau saja dia hanya membodohi gue. Jujur, hati gue berdetak cepat sekali dari tadi. Gabungan dari rasa khawatir dan takut.

Dia kemana di tengah hutan gelap tanpa sinyal seperti ini?

Gue juga harus apa kalau dia ninggalin gue sendirian di hutan ini?

Dengan mengeratkan jaket dan juga berbekal lampu minyak yang sudah gue hidupkan. Gue berjalan perlahan menjauh dari tenda sambil meneriaki namanya.

Mobilnya masih ada, berarti Kai masih ada disini. Gue bisa menghela nafas lega selama beberapa detik setidaknya.

"Kai!! Lo kemana?!" Teriak gue lagi dengan suara bergetar karena kedinginan.

Langkah gue semakin maju sambil menengok kanan-kiri yang sebenarnya gelap sekali.

Tak kunjung mendengar jawaban, gue menangis ketakutan.

"Kai! Gak lucu ih!" Teriak gue lagi sambil menangis pelan.

"Kalo ketawan emang mau bercanda gue g-ga segan segan ga ngasih lo jatah lagi!" Teriak gue lagi sambil menangis dan berjalan maju.

Masih tidak ada balasan suara. Rasanya gue menjadi semakin takut.

Gelap sekali. Gue jadi terbayang-bayang dengan hantu dan hewan buas yang bisa membuat gue mati di sini.

Kai... Lo kemana sih? Kenapa lo tega meninggalkan gue sendirian di hutan ini?

Padahal... semalam kita baru aja menghabiskan waktu bersama, tersenyum dan tertawa.

Kai...

Beberapa langkah gue tempuh, berusaha menenangkan otak dan pikiran.

Sampai akhirnya, ada yang membuat nafas gue tercekat dan berhenti melangkah. Gue buru-buru menaruh lampu minyak itu ke arahnya agar lebih melihatnya dengan jelas dan memastikan apa yang gue lihat itu nyata.

Tidak sesuai ekspetasi memang.

Dan itu menyerang jantung gue begitu sakit.

"KAI!" Gue spontan terjatuh ke bawah ketika melihat Kai yang sekarang tergeletak tidak sadarkan diri di bawah pohon.

Kai... Kai gue... Babak belur... Luka... Da lebam... Di wajahnya...

Gue menggerak-gerakkan badan Kai dengan air mata yang jatuh terus-meneus. Membasahi bajunya dan sialnya dia tidak bangun sama sekali.

tough // kaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang