7. Munafik

940 184 48
                                    

Serial HAMASSAAD season 7 – 7

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Serial HAMASSAAD season 7 – 7. Munafik

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2018, 27 Juni

Note: Info for typo(s) are LOVE 💕

-::-

Al Hasan Al Bashri mengatakan,

مِنَ النِّفَاقِ اِخْتِلاَفُ القَلْبِ وَاللِّسَانِ ، وَاخْتِلاَفُ السِّرِّ وَالعَلاَنِيَّةِ ، وَاخْتِلاَفُ الدُّخُوْلِ وَالخُرُوْجِ

"Di antara tanda kemunafikan adalah berbeda antara hati dan lisan, berbeda antara sesuatu yang tersembunyi dan sesuatu yang nampak, berbeda antara yang masuk dan yang keluar."

(Jaami'ul 'Ulum wal Hikam, 2: 490)

-::-

Kantin kampus, seperti hari-hari lainnya, riuh ramai oleh mahasiswa dan mahasiswi yang kelaparan. Beberapa berteriak pada penjual makanan, menanyakan kapan pesanan mereka siap. Beberapa lagi tampak antre dengan sabar ketika membeli gorengan. Gelas-gelas dan botol-botol kosong tertinggal begitu saja di atas meja ketika orang-orang yang mengonsumsi isinya, hengkang dari sana.

Shalih Squad baru tiba setelah menyelesaikan shalat Zuhur di Rabu siang ini. Dan kedatangan mereka berbarengan dengan sekelompok mahasiswa yang baru usai santap siang di satu meja panjang.

"Weh, ngabur aja sia," dumal Fajar, "Beresin tuh bekas makannya!"

"Paan sih? Entar juga ada yang beresin!" dumal satu di antara mereka.

"Eh, ketahuan lo ya, norak," Fajar masih merepet. "Ngga pernah keluar negeri lo? Di luar negeri tuh tiap abis makan di luar, diberesin. Ngga berantakan kayak gini!"

Padahal dia sendiri belum pernah keluar negeri tuh. Fajar cuma pernah dapat cerita dari Ben dan Hamas yang kalau di luar negeri selesai makan memang merapikan tempat makannya jadi pelayan restoran ngga begitu kerepotan pas bersihin meja.

"Yeeuh, beleguk sia!" omel Fajar sebab perkataannya sama sekali tidak digubris.

Ya iya, memangnya Fajar siapa sampai mahasiswa lain mau menuruti apa katanya?

"Udah, udah," ucap Saad. "Kita waelah yang beresin, Akang Fajar nu kasep..."

Fajar mencibir sebal tapi tak urung dibereskannya juga meja tersebut.

"Eh udah gue pesenin ya," kata Shiddiq yang baru saja memesan pecel ayam buat santap siang dirinya dan Fajar juga Saad dan Hamas. Bima mengantre di bagian gado-gado, dan Hamas mengantre di penjual es bubble.

"Syukran, Diq," kata Saad yang kini sudah duduk meski masih membersihkan permukaan meja dengan tisu.

"Gue sama Hamas, nasinya dua kan?" tanya Fajar.

[✓] HAMASSAAD Al AufiyaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang