15. Dituduh Sesat

729 141 55
                                    

Serial HAMASSAAD season 7 - 15

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Serial HAMASSAAD season 7 - 15. Dituduh Sesat

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2018, 13 September

Note: Info for typo(s) are LOVE 💕

-::-

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

[ QS. Al Ahzab : 21 ]

-::-

Fajar menyambut Hamas di teras masjid kampus dengan sebungkus plastik berisi beberapa lembar kaos pesanan Hamas.

"Thank you ye," kata Hamas. Hari masih jam setengah dua belas siang, tapi dia sudah berada di masjid sebab ini hari Kamis, jadi dia ngga bisa ngeloyor ke kantin buat jajan.

"Fajar juga jualan kemeja, bukan kaos doang tuh, Mas," kata Ben yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya. "Gue barusan lihat-lihat katalognya. Bagus-bagus."

"Lah, forward ke gue juga, Jar. Ngapa ke Ben doang dah?" Hamas meletakkan tas ranselnya di teras masjid, dekat dengan tas Fajar.

"Iya, bosku, ini juga baru dapet katalognya. Pas banget ada bos Ben, jadi gue kasih lihat dulu atuh ya biar bisa dipilih-pilih. Hehe," kata Fajar, nyengir lebar. "Otewe share!"

Fajar langsung sibuk dengan ponselnya, sementara Hamas mulai mengeluarkan lembar-lembar kaos di dalam plastik yang Fajar beri tadi.

Sementara itu, dari kejauhan terlihat Saad mendekat.

"Assalamu'alaykum," sapa Saad sembari membuka sepatunya. Dia menghampiri Hamas setelah meletakkan sepatu di rak. "Wah, borong lagi nih."

Hamas membuka satu kaos warna merah dengan kerah. Dibentangkannya kaos tersebut dengan kedua tangan.

"Weh, ini ukuran L ya?" kata Hamas, masih melihat kaos di depannya. "Mana muat, Jar, gue kan pake XL."

Tapi Fajar tidak menyahut. Rupanya dia sudah tidak berada di sana, sudah berpindah ke ruang pengurus masjid usai share katalog ke nomor wasap Hamas.

"Tuker aja atuh, kali aja bisa," kata Saad.

Hamas menggeleng, melipat-lipat---lebih tepatnya digulung-gulung sesuka hatinya, lalu memasukkan kembali ke dalam plastik dengan lipatan yang tidak ada indah-indahnya.

"Buat lau aja neh," kata Hamas, menyurungkan plastik berisi kaos tersebut ke atas pangkuan Saad.

"Lah?"

"Nah, ini baru XL," kata Hamas, cengengesan melihat satu kaos biru navy tanpa kerah.

"Ini beneran buat gue, Mas?"

[✓] HAMASSAAD Al AufiyaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang