8. Arti Kehilangan

984 179 65
                                    

Serial HAMASSAAD season 7 – 8

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Serial HAMASSAAD season 7 – 8. Arti Kehilangan

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2018, 29 Juni

Note: Info for typo(s) are LOVE 💕

-::-

"Miiih, kaos Hamas yang merah ada tulisan anak solehnya mana dah?" teriak Hamas dari dalam kamarnya. Isi lemari pakaiannya sudah berantakan dan sebagian keluar dalam bentuk tak karuan.

"Pake yang lain aja sih, Mas," kata Saad yang heran banget. Si Hamas kan punya banyak kaos. Kenapa keukeuh amat mau pake kaos yang dimaksud.

Iya, kaos dengan tulisan Anak Shalih di bagian dada. Apa banget kan Hamas mah kalau mesen kaos sama Fajar tuh suka yang anti mainstream.

"Miih..."

Karena tidak mendapat jawaban, akhirnya Hamas keluar kamar, turun buat nyari Mami. Bukannya nyari kaos aja. Dasar cowok. Anak Mami.

Sore ini, bakda Magrib nanti, Hamas dan Saad akan pergi ke kajian. Tadi kelas usai sebelum Zuhur. Jadi bakda Zuhur, mereka berdua ke rumah Hamas, stay di sana sampai Asar. Kelar shalat Asar, bersiap ke kajian. Ya gini. Repot.

"Ada?" tanya Saad ketika dilihatnya Hamas kembali.

"Kaga," ucap Hamas. Langkah kakinya mantap menuju lemari pakaian lagi. Menarik cepat satu kaos berwarna merah muda yang lembut. "Oh iyak," Hamas berjongkok, mengambil satu kotak sepatu dari bagian bawah lemari. "Lu mau pake sepatu gue kaga? Nih. Kaga gue pake-pake."

Hamas menyodorkan kotak sepatu tersebut pada Saad yang langsung menangkapnya.

"Ini sepatu lo yang ngga dipake-pake?" tanya Saad. Dia curiga ini Hamas membelikannya sepatu lagi setelah sebelumnya membelikan sandal. "Mas, ini nomor empat dua, masih ada labelnya. Ini sih sepatu baru."

Hamas ketawa. Ya iyalah itu kan memang sengaja dia beli untuk Saad. Kaki Saad ukuran 42, sedangkan kakinya 43.

"Udeh, bawel ah elah. Mau kaga?"

"Antum sengaja beliin buat gue ini mah..."

"Mau kaga?"

"Ya mau!" jawab Saad cepat. "Masa dikasih rezeki, nolak? Tapi jangan sering-sering ya?"

Hamas nyengir senang. "Orang mah bilangnya tuh; Sering-sering ye. Ini malah kebalikan. Aneh lu!"

"Ya jangan sering-sering. Nanti gue malah koleksi sepatu," kata Saad lagi, memasukkan kembali sepatu yang tadi sempat ia keluarkan, ke dalam boks sepatu. "Ngeri, Mas. Ngeri hisabnya."

"Paan dah, ini kan halal, nyet," kata Hamas, mulai mengenakan kaos kakinya.

"Ya iya, semua hal yang antum punya di dunia, ada pertanggung jawabannya," jelas Saad. "Kalau halal dihisab, kalau haram diazab."

[✓] HAMASSAAD Al AufiyaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang