Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Serial HAMASSAAD season 7 – 9. Mencatat adalah Mengikat
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2018, 23 Juli
Note: Info for typo(s) are LOVE 💕
-::-
Kajian kelar di pukul sembilan malam lewat tiga puluh lima menit. Cowok-cowok ganteng yang ada dalam grup whatsApp Shalih Squad ini menuruni tangga masjid, bercengkrama sejenak perihal beberapa hal.
Seperti Bima dan Ben yang sibuk menyusun jadwal baru untuk diskusi lanjutan sekalian belajar tahsin sederhana. Ben bilang, dia sudah bisa melafalkan ta dan la tanpa harus menjulurkan lidah.
"Eh, eh, janjian apaan nih?" tanya Fajar, menyeruak di sisi tengah antara Ben dan Bima.
"Belajar tahsin," kata Bima. "Gabung, Jar?"
"Ah ogah ah," kata Fajar, sedikit lagi mereka mencapai anak tangga paling bawah. "Tahsin sih gue udah khatam. Lagian gue ada kerjaan."
"Kerjaan apa sih, antum sibuk banget," kata Bima, melangkah lebar menyeberangi aspal, menggapai lantai keramik tempat rak-rak sepatu berada.
Fajar cuma nyengir, mengingat ada hasrat besar untuk punya motor sendiri, dia terpaksa kerja sambilan kalau sedang libur kuliah. Lumayan, meski tidak besar, tapi ada pemasukan untuk tabungan beli motor.
"Weh, gultik dulu lah," ajak Hamas ketika mereka sudah mengambil alas kaki masing-masing.
"Bosyen!" tandas Fajar. "Ayam geprek aja lah..."
"Bakso dah bakso," tawar Hamas.
"Ogah," tolak Fajar lagi.
"Gue bayarin," sambung Hamas.
"Oke," Fajar mengacungkan jempol.
Hamas mencibir, tapi tertawa juga.
"Antum kalau gratisan langsung oke," kata Bima, nyengir cakep.
Fajar tertawa. "Kan lo yang bilang sendiri, Bim, rezeki tuh ngga boleh ditolak!"
Saad tertawa mendengar alasan Fajar.
"Bakso mana nih?" tanya Saad.
"Bakso JWR apa BDJ?" tanya Bima.
"BDJ aja enak," kata Fajar. "Yang punya pengusaha muslim."
"Saik, mameeen," kata Hamas, mengangkat tangannya, mengajak Fajar tos. "Seneng neh yang beginian."