Prolog

21K 1.1K 90
                                    

"Woy, sibuk banget lo. Balik, yok!" Seorang cowo bertubuh tinggi, berwajah manis dengan kemeja putihnya dan tas yang dia kenakan menempatkan dirinya duduk di samping sahabatnya yang masih sibuk dengan buku catatan dan leptop sejak kelas selesai beberapa menit yang lalu.

Padahal tadi kelas terahir, harusnya saat ini menjadi waktu bersantai bagi mahasiswa. Tapi tidak untuk cowo yang satu itu. Tidak ada waktu bersantai untuk dia, bahkan meski ada kelas kosong pun anak itu akan gunakan waktunya untuk belajar dan mengerjakan tugas. Jangankan kelas kosong, waktu istirahat saja kadang dia melewatkannya.

"Lo, itu terlalu rajin bego, harunya lo kerjain tuh tugas nanti-nanti aja. Lagian baru juga di kasih dan kita juga ketemu kelas Bu Endar masih dua minggu lagi. Nyantai aja kali, gak usah rajin-rajin amat." Komentar Iqbal sembari menghela nafas lelah. Dia benar-benar jegah melihat kerajinan sahabatnya. Masalahnya terkadang anak itu sampai tak memikirkan kesahatan.

Sedangkan sahabatnya menjawapi ucapan Iqbal dengan santai.

"Buat lo sih, bisa di entar-entarin, buat gua mah enggak. Lo tau kan gua sibuk. Kalo udah sampe rumah gua gak ada waktu buat ngerjain tugas." Jelas cowo itu tanpa menoleh dan membuat Iqbal tersenyum sendu.

Ya, inilah Kevin yang sekarang, Kevin yang super sibuk. Berbeda dengan dulu saat masih SMA anak itu sering bolos dan tak memikirkan tentang sekolah. Saat ini Kevin berubah menjadi sosok yang bertolak belakang. Gelar bad boy pun berubah menjadi good boy. Dan sosok itu pun perlahan-lahan menyerupai kembarannya. Dia berubah menjadi sosok yang bertanggungjawab, disiplin dan rajin.

Ahh.. Bila memikirkan hal itu Iqbal jadi teringat dengan satu sahabatnya yang telah pergi. Kira-kira bagaimana reaksi Alvin saat melihat kembarannya berubah menjadi serajin ini. Pasti dia sangat senang. Terlebih lagi Kevin yang sekarang sangat hobi pergi ke perpustakaan tempat favorit Alvin. Kalo Alvin masih ada di sini, anak itu pasti akan kegirangan bisa pergi ke perpustakaan dan menghabiskan waktu bersama Kelvin di sana. Tapi sayang, hal itu tak akan pernah terjadi, karena 'dia' Alvin telah pergi jauh ke tempat yang tak akan bisa di jangkau siapapun.

"Jangan ngeliatin gua terus, nanti lo naksir lagi sama gua." Kevin menutup buku catatanya dan leptop, memasuknya ke dalam ransel lalu bangkit berdiri.

"Idih, najis gua naksir sama lo, kaya di dunia ini udah gak ada cewe aja." Iqbal menyauti sebal seraya bangkit mengikuti Kevin. Dan Kevin yang melihat Iqbal kesal malah makin semangat menggoda Iqbal.

"Najis, apa nanjis?" Goda Kevin dengan senyuman nakalnya." Lagian yang gua liat kayanya lo lebih perhatian sama gua ketimbang sama cewe lo. Sampe-sampe cewe lo suka cemburu ke gua. Atau mungkin lo pacaran sama cewe lo cuman buat kedok kalau sebenaraya lo..."

Pletak!

"Anjing. Sakit nyet!"

"Makanya punya mulut jangan lemes, ngomong sekata-kata aja." Omel Iqbal dan membuat Kevin terkekeh."Untung lo sahabat gua, kalo enggak udah gua gantung lo di tiang bendera." Lanjutnya sembari mempercepat langkah meninggalkan Kevin. Melihat Iqbal ngambek Kevin pun buru-buru mengejarnya. Bisa gawat kalo dia ngambek berkelanjutan bisa-bisa gak ada yang nebengin kevin pulang.

"Iya deh, Maaf.. adek ngaku salah. Nanti kakak adek traktir mie ayam, mau gak?" Bujuk Kevin sok manis, kemudian tanganya pun merangkul bahu iqbal.

"Mie ayam doang masa?"

"Enggak, sama ice teh manis, satu paket."

"Yah masa teh manis, yang mahalan dikit napa ice campur, jus jeruk, jus manggah."

"Yaudah, tapi makanya berdua sama gua."

"Najis."

"Lah.. biar so sweet." Kevin terkekeh. Iqbla memutar bola matanya.

Longing HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang