13. Bahagia (Tamat)

7.8K 582 162
                                    

Mimpi itu selalu sama. Mungkin karena rindu itu tak pernah terbalaskan maka sosok itu selalu datang dalam mimpi Kevin. Selalu menemani Kevin di sana dengan kasih sayang yang tak pernah Kevin dapatkan di dunia nyata. Membuat Kevin terhanyut hingga anak itu berharap dia tak akan pernah terbangun lagi.

Untuk semua yang Kevin inginkan, semua yang tak bisa Kevin lakukan di dunia nyata bersama sosok yang bernama ayah, baiknya kevin bisa melakukannya di dunia mimpi. Dia bisa bermanja dengan ayahnya di sana, bisa bermain sepuas hati dengan ayahnya di sana. Bercakap-capak dengan ayahnya dan menghabiskan waktu dengan sosok ayah yang sangat nenyayanginya. Sosok yang tak pernah memberikan kasih sayangnya pada Kevin di dunia nyata dan sosok yang begitu Kevin cintai. Dan Rasanya bila sudah berada di dunia indah itu kevin tak ingin kembali ke dunia nyata.

Hangatnya tangan yang mengelus pucuk kepala Kevin penuh kasih saat ini, mengusik tidur Kevin dan membuat cowo itu membuka matanya. Membuat bibir pucat Kevin bergerak membentuk senyuman manis. Karena lagi, Kevin kembali menemukan sosok yang begitu dia rindukan berada di sampingnya. Sosok sang ayah yang sangat sulit Kevin gapai.

Ini adalah dunia mimpi, Kevin tau itu. karena akhir-akhir ini Kevin selalu mendapati mimpi yang sama. Mendapati sesuatu yang tak akan pernah terjadi di dunia nyata, melihat sosok ayah yang berada di sampingnya dan membelaya rambutnya penuh kasih setelah Kevin membuka matanya. Sesuatu yang selalu Kevin inginkan dari seorang ayah yang begitu Kevin sayangi. Meski Kevin sadar bahwa ini hanya di dunia mimpi tapi, tak masalah untuk Kevin, Kevin tetap merasa bahagia. Karena setidaknya dia dapat merasakan belayan penuh kasih dari ayahnya di sana, dia bisa bercakap-cakap dengan sang ayah tanpa harus mendengar kalimat kasar dan tatapan kebencian oleh sang ayah. Tidak perlu merasa takut dan bersalah pada sosok ayah atas kepergian Kak Alvin dan Kak Vino. Meski tak nyata, tapi itu sudah lebih dari cukup.

Perlahan, kevin memaksakan tanganya yang lemas bergerak meraih tangan Alex yang sedang mengelus pucuk kepalanya penuh kasih. Kemudian perlahan pula cowo itu meletakkan tangan besar sang ayah di dadanya dan menggengamnya erat. Hangat... Kevin sangat suka kehangatan ini. Kehangatan yang dapat membuat Kevin melupakan rasa sakitnya. Kehangatan yang dulu membuat Kevin iri karena hanya sang kakak nya selalu mendapatkannya dari ayah.

Dulu setiap kali Kak Alvin sakit kakaknya itu selalu mendapatkan belayan hangat dari tangan ayah. Berbeda dengan dirinya yang harus merasakan rasa sakit itu seorang diri. Maka Kevin pun selalu merasa iri pada Alvin meski dia tak pernah mengucapkanya.

Selama ini yang Kevin dapat dari sang ayah hanya pukulan dari tangan besarnya dan hanya cacian menyakitan yang keluar dari mulutnya. Sosok ayah yang sangat Kevin cintai itu hanya mengoreskan luka tanpa mau mempedulikan keingin Kevin yang terlahir sebagai anaknya. Padahal Kevin tak pernah meminta sesuatu yang mahal, dia hanya meminta di puji dan di belay penuh kasih seperti Kak Alvin. Hanya itu yang Kevin butuhkan. Setiap kali rasa sakit itu muncul dan menyiksa tubuh Kevin, Kevin sangat menginginkan elusan tangan hangat sang ayah untuk merendam sakitnya. Tapi sayangnya untuk seorang anak yang dibenci, itu adalah hal yang mustahil Kevin dapatkan. Seberapa keras Kevin berjuang, berapa kali Kevin jatuh bangun, Kevin tak pernah bisa mendapatkanya. Menykitkan. Sangat. Terlebih lagi setelah kepergian Kak Alvin, Kevin semakin merasa tak pantas mendapatkan kasih dan sayang dari sang ayah di dunia nyata. Karena dia, bunda dan ayahnya pun bercerai. Kevin benar-benar anak pembawa sial.

"Ayah... Maafin adek, ya..." Kevin memejamkan matanya. Bibit pucatnya mengeluarkan suara lemah dan menunjukan lengkungan tipis. "Adek gak bisa nepatain janji adek untuk tanding basket sama ayah.. Hari ini seluruh badan adek sakit. Adek gak kuat... Jadi kita gak bisa main di luar... Padahal adek pengen banget main basket sama ayah di luar." Air mata Kevin merosot dari sudut matanya yang terpenjam. Sesuatu yang sangat disayangkan. Padahal Kevin sangat ingin bermain dengan ayahnya di luar. Karena biasanya saat dia bertemu dengan ayahnya di dunia mimpi Kevin selalu merasa tubuhnya sehat, tapi entah mengapa kali ini rasa sakit yang dia rasakan di dunia nyata tak menghilang. Seperti terbawa, Seluruh tubuhnya masih terasa sakit meski dia berada di dunia mimpi.

Longing HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang