8. Sakit

7.5K 619 87
                                    

"Dek bangun udah pagi! Mau sampai kapan lo tidur?!"

Suara ceriah itu dan tangan nakal yang mengacak rambut Kevin mengusik tidur Kevin. Membuat Kevin menggeliat dan membuat Kevin membuka matanya dengan terpaksa. Sungguh, Kevin masih mengantuk saat ini, dia masih ingin tidur lebih lama. Tapi saat sang pengganggu datang mau tidak mau Kevin harus bangun dari tidurnya.

Kevin membuka matanya perlahan-lahan. Sosok seseorang yang tadi mengacak-acak rambutnya kini tengah berdiri tepat di ambang jendela guna membuka tirai jendela dan mengundang masuk cahaya matahari pagi. Membuat mata Kevin silau karena cahaya yang masuk dari jendela langung mengenai wajahnya. Untuk sejenak, Kevin mengerjapkan matanya lagi. Sosok yang sedang tersenyum di hadapannya itu tak dapat Kevin lihat dengan jelas wajahnya. Hingga saat sosok itu mendekat dan berdiri tepat di hadapan Kevin guna mengalingkan cahaya matahari yang mengenia wajah Kevin, saat itu barulah Kevin dapat melihat dengan jelas wajahnya. Wajah yang sangatlah Kevin rindukan selama ini.

"Ayo cepet bangun, gua udah bikin sarapan spesial buat lo!" Perintahnya seraya menarik lengan Kevin dan membuat Kevin bangkit dari posisinya berbaring.

Cowo itu menarik Kevin ke luar kamar dengan senyuman yang terus tergambar indah di bibirnya. Sedangkan Kevin dengan tampang bingung hanya mengikuti apa yang cowo di hadapannya itu. Kevin masih belum mendapatkan kesadaranya setelah dia terbangun, jadi dia hanya diam dengan otak yang terus berfikir keras. Bertanya pada hatinya, apakah yang sedang terjadi ini nyata? Apakah sosok Alvin yang mengajaknya sarapan ini bukan sekedar halusinasinya? Kevin ragu, karena Kevin sadar bahwa sosok yang telah pergi tidak mungkin bisa kembali. Namun Tuhan, bolehkah untuk kali ini Kevin menikmati semuanya. Menikmati detik demi detika waktu yang tidak sempat Kevin lewati dengan Ka Alvin. Meski hanya sebentar, Kevin ingin melepas rindu dengan Ka Alvin. Karena kakaknya itu pergi tanpa mengcapkan selamat tinggal secara langsung pada Kevin

Alvin menarik salah satu kursi dan menyuruh Kevin untuk duduk. Dengan beberapa menu yang terhidang di atas meja makan hal itu tentunya cukup menggoda Kevin membuat perut Kevin terasa lapar, terlebih lagi menu yang ada di atas meja adalah menu buatan Alvin. Makanan yang dulu selalu ingin Kevin cicipi namun tak pernah dia cicipi.

Melihat adiknya yang nampak terkesan, Alvin mengambil posisi duduk di samping Kevin. Dengan penuh semangat dan senyuman yang terus terhias di bibirnya cowo itu mulai menyendok nasi, menyendok lauk yang dia buat lalu memberikanya pada sang adik. Dia menyuruh Kevin makan yang banyak.

"Badan lo keliatan kurus banget, gua gak suka ngeliatnya." koemntar Alvin yang membuat Kevin menoleh. "lo itu gak boleh terlalu maksain diri, gak boleh lupa makan dan harus jaga kesehatan. Apa susah buat ngelakuin itu?" kali ini tangan Alvin iseng mengacak rabut Kevin dan membuat Kevin terpaku." gua pengen liat lo bahagia Dek, jadi jangan siksa diri lo."

********

"Vin! Vin lo bisa denger gua!? Buka mata lo Vin!!" lagi tak ada respon dari Kevin. Meski Bayu sudah mengguncang-guncangkan tubuh Kevin dan menepuk-nepuk pipi adiknya namun tak ada respon sama sekali dari sang adik.

Semua bermula saat Bayu pulang ke apartemenya dan menemukan Kevin yang terbaring di kasurnya. Dengan posisi menyamping memblakangi pintu kamar, awalanya Bayu kiria Kevin hanya sedang tertidur seperti biasanya. Namun saat Bayu ingin menyelimuti tubuh Kevin, pria itu menemukan sesuatu yang ganjil. Wajih Kevin terlihat begitu pucat, dengan bulir keringat yang membajiri sekujur tubuhnya, dan nafasnya sangat lemah. Saat itu pun Bayu langung panik. Dia berusaha membangunkan Kevin, berharap bahwa kesadaran adiknya masih ada meski sedikit. Namun nihil, tak ada respon yang Bayu dapat yang membuat Bayu sangat ketakutan. Pasalnya denyut nadi Kevin sangat lemah dan Bayu takut bahwa kejadian dulu akan terulang lagi.

Tanpa berfikir panjang lagi, Bayu membangkitkan tubuh Kevin dan menggendong adiknya itu di punggungnya. Tak ada hal yang difikirkan Bayu saat ini terkecuali membawa Kevin sesegera mungkin ke rumah sakit. Dia tidak mau kehilangan Kevin, tidak akan!

******

Dengan jarum infus yang tertancap di punggung tanganya serta nasal kanul yang terpasang di hidungnya saat ini Kevin terlihat begitu rapuh. Sama seperti dulu, saat Kevin koma, saat ini Bayu pun merasakan ketakutan yang begitu besar. Dan Bayu pun sadar, ternayata menjadi dokter sekali pun masih tak dapat menghilangkan ketakutanya. Karena di saat seperti ini Bayu pun tidak dapat melakukan apa-apa.

Bayu memejamkan matanya sejenak seraya menghirup nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan. Mencoba mengusir rasa sesak yang mengisi dadanya. Sudah hampir dua jam Bayu duduk di samping Kevin menunggu adiknya itu tersdar. Tapi sialnya sampai saat ini pun Kevin masih belum mau membuka matanya. Mungkin Kevin sedang berjumpa dengan kembaranya yang begitu dia rindukan.

Kondisi Kevin saat ini sangatlah buruk. Kenyataan pahit bahwa adiknya mengidap gagal hati sangat lah menohok hati Bayu. Kebiasaan Kevin dalam mengonsumsi obat pereda nyeri yang ternyata hingga saat ini belum dia tinggalkan berhasil merusak hatinya. Dan Bayu benar-benar merasa bodoh karena telah lalai dan tak dapat menyadarinya dengan cepat. Kalau saja Bayu menyadari lebih cepat, keadaan Kevin pasti tidak akan seburuk ini.

Untuk beberapa bulan ini Bayu memang sedang disibukan dengan pekerjaanya di rumah sakit, jadi meski mereka tinggal bersama sekalipun tapi Bayu tidak benar-benar bisa memantau Kevin. Bahkan Bayu pun samapi saat ini tidak tau bahwa Kevin telah keluar dari tempat kuliahnya, Bayu juga tidak tau bahwa adik angkatnya itu mengambil 3 pekerjaan part time sekaligus dalam sehari.

Ketukan pintu menghancurkan lamuna Bayu, membuat Bayu menoleh ke arah pintu dan menemukan sosok Mika di sana. Wanita paruhbaya yang merupakan ibu dari adik angkatnya itu tampak begitu letih saat ini. Dengan mata yang sembap serta wajah pucatnya wanita itu tampak sangatlah kacau. Karena bagaimana tidak putranya sedang terbaring tak sadarkan diri saat ini bagaimana Mika tak kacau.

Satu jam yang lalu Mika ditelpon oleh Bayu, cowo itu mengabari Mika bahwa Kevin masuk UGD. Dan pada saat itu seperti tersambar petir tubuh Mika langsung lemas. Segala macam pikiran buruk langung mengisi kepalnya. Semua kenangan buruk pun hadir dan mengacukan hatinya. Membuat wanita itu tak dapat menahan tangisnya. Dia terus menangis selama perjalanan ke rumah sakit dan tangisnya semakin menjadi-jadi saat masuk ke dalam kamar rawat Kevin. Hatinya benar-benar hancur saat melihat Kevin terbaring tak sadarkan diri di atas ranjang.

Mika berjalan mendekati Bayu, dengan senyum teduh yang terlukis di bibir pucatnya wanita itu pun menyuruh Bayu untuk pulang. " Kamu pasti capek, biar tante yang gantian jaga Kevin." Ucap Mika dan Bayu pun bangkit dari duduknya.

Mika butuh waktu untuk dapat menerima keadaan Kevin, ya Bayu tau. Karena itu, meski Bayu masih ingin menjaga Kevin tapi dia memilih untuk pergi saat ini. Karena kenyataan pahit atas kondisi Kevin yang buruk pasti sulit Mika terima. Jangankan Mika, Bayu pun masih belum bisa menerimanya.

"Kevin pasti sembuh, dia kan anak yang kuat." Mika berucap guna menghilangkan semua pikiran buruk dalam kepalanya dan Bayu pun menganguk menyetujui ucapan wanita di hadapanya itu.

"ya.. Kevin pasti sembuh. Dia akan sembuh!"

****

Sembari berlari kecil setelah menerima paket dari seorang kurir seorang pria berlari kecil menujuh ruang kerja tuanya. Dengan senyuman yang terlukis lebar di bibirnya pria itu pun memberikan sebuah kotak bungkusan kertas coklat pada tuannya. Sang tuan pun menerima barang yang di berikan oleh pelanyanya itu dan langung membukanya.

Dia mengamati benda yang menjadi isi dalam bingkisan itu dan saat dia tak menemukan cacat di sana dia pun kembali menoleh pada pelanyanya.

"Menurut kamu, apa putra saya akan suka?" Sang pelayan mengangguk mantap dan menimbulkan senyum senang di bibir Alex.

"Den Kevin pasti akan suka banget sama hadiah yang tuan kasih." Jawab sang pelayan dengan yakin. Hal itu pun membuat Alex menjadi tak sabar untuk bertemu dengan putra bungsunya. Dia ingin segera melihat ekspresi senang Kevin saat mendapatkan hadiah yanga akan Alex berikan.

****

Thanks untuk yang udah vote and komen cerita aku
😘😘

18 Des 2019

Longing HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang