Part 1. Jatuh

10K 858 98
                                    

Warning !!
Baca Another dulu baru baca cerita ini 😊😊

Dikala kesedihan itu datang aku harap kau ada di sini... aku harap aku bisa melihat senyumu dan medapatkan pelukan hangat darimu.

*
**
*****

Di dalam ruang kamar yang gelap itu Kevin hanya duduk termenung memandangi sebuah bingkai foto milik kembarannya. Dengan penampilan yang berantakan, wajah yang pucat, tatapan kosong dan jarinya yang mengeslus lembut foto kembaranya, anak itu benar-benar tampak menyedihkan.

Ini sudah genap dua minggu sejak Mika memberitaukan pada Kevin tentang perceraianya dengan Alex serta tentang Alvin yang telah berpulang, dan sejak saat itu Kevin terus mengurung diri di dalam kamar Alvin.

Dia bagai manusia tak bernyawa. Tak tersenyum, tak berbicara, bahkan dia tak menangis. Yang dia lakukan hanya duduk di depan meja belajar kakaknya, memandangi foto kakaknya lalu saat dia lelah dia akan tidur di sofa di dalam kamar kakaknya sembari memeluk hadiah yang kakaknya berikan.

Dia melakukan sesuatu yang dulu selalu kakaknya lakukan guna menunggu kepulanganya.

Untuk sebuah kenyataan pahit yang harus Kevin terima hal itu sangatlah sulit. Kehilangan seseorang yang begitu Kevin cintai melebihi dia mencintai dirinya sendiri, itu sangatlah berat. Bahkan meski Mika telah mengajak Kevin pergi ke makam Alvin, hingga saat ini pun Kevin masih belum bisa mempercayai ucapan sang bunda. Dia tak bisa menerimanya.

Alvin yang selalu menyayangi Kevin, Alvin yang selalu ada untuk kevin. Alvin yang selalu menunggu Kevin saat Kevin pulang larut malam. Alvin yang  selalu memberi senyuman untuk Kevin. Alvin yang menjadi penyemangat hidup Kevin. Dan tiba-tiba sosok itu menghilang tanpa jejek. Sosok itu menghilang tanpa mengizinkan Kevin melihatnya untuk yang terahir kali atau mengucap salam perpisahan. Sosok itu pergi tanpa membiarkan Kevin memeluknya untuk yang terahir kali.

Tidak.

Kevin tidak bisa menerimanya. Dia bahkan belum sempat meminta maaf pada Kak Alvin. Dia bahkan belum sempat mendapatkan pelukan yang selalu dia rindukan dari Kak Alvin. Dia bahkan belum sempat menepati janji pada Kak Alvin. Masih ada banyak hal yang ingin kevin lakukan bersama Kak Alvin. Masih ada banyak hal yang ingin Kevin berikan untuk Kak Alvin. Dia masih ingin melihat senyuman kakaknya itu. Dia masih ingin menemukan sosok kakaknya itu yang menunggunya pulang saat dia pulang malam di dalam kamarnya. Dia masih ingin mendengar suara hangat kakaknya yang mengajak Kevin makan bersama. Dia masih ingin merasakan elusah hangat tangan Alvin saat mengelus pucuk kepalanya. Dia masih ingin kakaknya berada di sini.

Jadi untuk menghilangkan rasa sakit itu  Kelvin pun terus menekankan pada hatinya bahwa Alvin tak akan pernah meninggalkanya. Alvin hanya pergi sebentar dengan sang ayah, mungkin pergi berlibur. Jadi yang harus Kevin lakukan hanya menunggu, menunggu Kak Alvin pulang dangn ayahnya. Dia hanya perlu menunggu di kamar Kak Alvin hingga kakaknya itu pulang. Sama seperti saat kakaknya dulu menunggunya pulang di dalam kamarnya di setiap malam. Dia hanya perlu melakukan hal itu, dan nanti saat ayahnya dan Kak Alvin pulang. Dia akan langsung berlutut di hadapan mereka dan minta maaf pada mereka. Meminta mereka untuk tidak pergi dari rumah ini dan tetap tinggal bersama. Meminta mereka untuk mengasihaninya sedikit saja dan memaafkan.

Tapi kenyataan sungguh pahit bukan. Karena selama apapun Kevin menunggu sosok itu tak pernah kembali dan hanya kecewa yang Kevin dapatkan.

Satu bulan berlalu... Dua bulan berlalu... Kerapuhan itu masih tampak transparan dan menyakitkan hati Mika. Hingga dibulan ketiga Kevin pun keluar dari tenpat persembunyianya. Dia keluar, mencari Mika dan memeluk Mika erat dengan isakkan tangis yang terdengar memilukan di telinga Mika. Sebuah suara yang mampu menghancurkan hati mika. Sesuatu yang tak pernah Mika saksikan.

Longing HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang