Met Gala

1.7K 111 2
                                    

Chapter 8: Met Gala

Lauren, Tanya/Calista, Summer and River's dresses ☝

Tanya POV

~

WOW! Hanya itu yang kata yang terlintas di pikiranku saat ini. Aku tidak tahu kalau acara Met Gala ini sangat penting sehingga begitu banyak wartawan dari berbagai media yang berada di pintu masuk hingga di pinggir area red carpet.

Dan saat aku bilang banyak wartawan, bukan 25-50 banyak. Tapi 100-150 banyak. Insane!

Lauren menjelaskan kalau Met Gala adalah acara penggalangan dana tahunan untuk kepentingan The Costume Institute yang di buat oleh Editor-in-Chief, Vogue Magazine dan di selenggarakan di Metropolitan Museum of Art, New York setiap Senin pertama dibulan Mei sejak tahun 1946. Setiap tahunnya tema Met Gala selalu berbeda. Seperti tahun lalu, temanya adalah Tribute To Rei Kawakubo dan tahun ini temanya Magnificent Night: Awesome Dress.

Sudah hampir 30 menit aku dan Lauren sedang menunggu dua sahabat Lauren yang sampai sekarang belum datang. Kami berdiri di pintu masuk ke dalam museum sehingga dapat melihat jelas ke arah red carpet.

Kakiku mulai terasa pegal memakai high heels setinggi 12 cm berwarna putih dan bajuku juga sangat tidak nyaman. Aku memakai gaun strapless berwarna keemasan yang begitu pas di tubuhku dan panjangnya sampai menutupi mata kakiku. Sementara Lauren terlihat nyaman dengan gaun mininya yang seatas lulut berwarna silver serta sepatu high heels yang juga setinggi 12 cm dan berwarna hitam.

Aku mengerutkan kening saat melihat para wartawan yang tadinya sedang sibuk memfoto para selebritis yang lewat, mereka langsung mengarahkan kamera meraka kepada seorang perempuan berusia sekitar akhir 60an berambut sepundak yang baru keluar dari mobil dan ada lima orang pengawal berbadan besar dan berkaca mata hitam di belakangnya. Perempuan itu mengenakan gaun yang panjangnya sebawah lutut berwarna pink dengan jenis sequin yang begitu mengkilat dipadukan dengan mid high boots berwarna putih.

“Siapa dia?” Tanyaku kepada Lauren yang melihat perempuan itu dengan kagum.

Ia menolah kearahku dan menunjuk perempuan itu dengan jarinya. “That is Anna Wintour.” Jawabnya dengan senyum.

“Anna who?”

Lauren memutar bola matanya. “Anna Wintour. Dia adalah Editor-in-Chief, Vogue Magazine sejak tahun 1988. Ia termasuk orang yang paling berpengaruh di dunia ini terutama di industri fashion.”

Tak berapa lama kemudian, limo berwarna putih berhenti. Setelah pintu limo terbuka, turunlah dua orang wanita yang sangat cantik. Perempuan yang didepan mengenakan gaun berwarna hitam dengan model voluminous tulle skirt yang di padukan dengan high heels berwarna hitam serta choker hitam melingkar di lehernya. Rambutnya berwarna hitam dan panjang dikuncir dengan model ponytail.

Ia menggenggam erat tangan perempuan yang berada di belakangnya. Tinggi mereka hampir sama namun perempuan yang di belakang sedikit lebih tinggi dan ramping. Perempuan tersebut mengenakan setelan crop top dan rok sebawah lutut berwarna biru muda di padukan dengan pumps berwarna beige serta anting berbentuk daun berwarna silver yang menghiasi telinganya. panjang berwarna cokelatnya di biarkan terurai.

Kalau saat Anna Wintour keluar dari mobil para wartawan langsung mengarahkan kamera mereka, kini para wartawan tersebut langsung meneriaki yang aku duga nama kedua perempuan tersebut. Tapi aku tidak begitu mendengar jelas teriakkan para wartawan karena tidak hanya para wartawan, orang-orang yang berada didekat ku juga berteriak. Wartawan berusah melewati para staff keamanan yang berdiri didepan mereka namun tidak bisa.

Love Is A Dangerous Game (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang