Perpisahan yang menyakitkan

33 8 0
                                    

Sabtu pagi, Kota Jakarta diguyur hujan dengan deras.

Suara hujan diluar rumah tak mampu membangunkan pria tampan ini dari tidurnya.

"Ma, jawab aku dia kemana? "

Pria itu terkejut karena teriakan di lantai bawah, segera ia bangkit dari tempat tidur menuju kamar mandi. Setelah selesai mencuci wajahnya dan menggosok gigi, ia segera kelantai bawah.

Belum sempat ia menginjakkan kaki di akhir anak tangga, ia terkejut mendengar perdebatan mereka.

"Jua, biar kan Varen pergi," teriak sang mamah, yaitu Syasya.

Varen pergi.

Jimin segera lari menaiki anak tangga lagi. Ia sampai di depan pintu kamar Varen. Ia memegang handle pintu perlahan.

Ternyata benar, Varen tidak ada.

"Varen, kamu dimana."

"Varen, dengar gak sih ucapan ku kamu dimana, " teriak Jimin karena sudah kehilangan kesabaran.

Ia berjalan menuju lemari baju Varen.

Kret..

Lemari baju itu terbuka lebar, terlihat disana kosong, tidak ada baju.

Shit, dia beneran pergi.

Tanpa berfikir panjang. Jimin berlari menuruni anak tangga dan menghampiri mamahnya.

"Beneran Varen pergi ma? " tanya Jimin.

"Iya sayang, " jawab Syasya terbata.

"Mana kunci mobil aku ma? "

"Kunci mobil kamu papah simpan sekarang. " Reno tiba-tiba menyahuti Jimin.

"Papah tahu, kamu mau menyusul mereka. Sebaiknya, biarkan dia pergi dulu. Seperti dia kangen dengar keluarganya, makanya dia stress"

"Maksud papah kita bukan keluarganya, papah jahat banget."

"Maksud papah bukan gitu Jua. Sebaiknya kamu bersiap, sebentar lagi kamu kan sekolah." bukannya menjawab Jua malah berlari ke kamarnya.

"Kapan mereka berangkat mah, " tatapan Jimin menyendu.

"Barusan sayang."

Tanpa berpamitan Jimin segera keluar rumah, ia tidak perduli dengan teriak orang tuanya.

Disini lah dia, berjalan dibawah guyuran hujan. Hingga ia menemukan taksi yang lewat.

"Pak, kebandara sekarang. " Jimin berusaha menetralkan nafasnya.

Di tempat lain, ada orang menunggu kedatangan seseorang. Ia begitu yakin kalau orang itu akan menemuinya untuk terakhir kali.

begitu tragis cinta aku!!

"Ren, ayok pesawat kita sudah mau berangkat." V menarik tangan Varen untuk berdiri. Varen menyeret kopernya sesekali menoleh kearah belakang.

"Ayok Ren cepat." tanpa menjawab Varen hanya mengikuti langkah V.

"Pak, cepat dong! " bentak Jimin.

Setelah sampai dibandara Jimin langsung keluar dari taksi.

"Heh, kamu belum bayar, " teriak supir taksi tetapi tak di hiraukan Jimin.

Jimin terus berlari. Ia tidak sadar kalau dari tadi ia hanya memakai piyama tidur dan berjalan tanpa alas kaki.

"Maaf, bapak tidak bisa masuk," cegak satpam.

"Pak tapi saya mau lihat seseorang"

"Maaf pak tapi tak bisa, " tegas sang satpam.

Jimin yang mendengar itu hanya mengangguk. "Penerbangan ke Paris jam berapa pak? "

"Lima menit yang lalu pak, " jawab sang satpam.

Lima menit.

"Terima kasih. " Jimin berjalan dengan lunglai. Ia melihat pesawat yang terbang disana, ia yakin pesawat itu menumpangi Varen. Ia berhenti sebentar untuk melihat pesawat itu.

Aku baru nyadar, cinta pertama aku kamu.

"Kak Jimin selamat tinggal," batin Varen sambil melihat kaca pesawat.

Datang akan pergi..
Lewat kan berlalu..
Ada kan tiada..
Bertemu akan berpisah..

Awal kan berakhir..
Terbit kan tenggelam..
Pasang kan surut..
Bertemu akan berpisah..

Hei, sampai jumpa di lain hari..
Untuk kita bertemu lagi..
Kurelakan dirimu pergi..

Meski ku tak siap untuk merindu..
Kutak siap tanpa dirimu
Kuharap terbaik untukmu.

Tes,

Air mata itu jatuh pada mata indah Jua. Setelah ia melihat keadaan rumahnya sepi, Jua segera pergi. Tidak perduli dengan hujan deras.

Kafe mentari, salah satu tempat Jua dan Varen yang spesial, sebab Varen sangat menyukai tempat ini. Selain makanan nya enak dan murah. Penyanyi kafenya juga memiliki suara bagus.

Sekarang penyayi kafe itu menyanyikan lagu, Sampai Jumpa dari Endank

Seperti tahu, Jua sedang mengalami perpisahan tragis. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun sang gadis pergi meninggalkan nya.

"Ren, gak sanggup gue kehilangan lo. Bangsat semua orang. Cukup gue berbaik hati sama mereka, muak gue Ren." lagi-lagi Jua hanya bisa membantin.

Segitu besarnya pengaruh Varen bagi Jua. Hingga ia merubah tata bicaranya. Sebenarnya Jua adalah orang yang keras. Tetapi itu semua ia ubah untuk menarik perhatian Varen.
Tapi apa sekarang Varennya telah pergi, maka dari itu tidak ada alasan lagi ia berkata baik.

Ia akan menjadi Jua yang dulu.

Different (JioVaren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang