#S.2 - 0.0

4.6K 422 40
                                    

Chanyeol remaja terlihat panik. Bocah itu mencari Yoona disetiap sudut sekolah, kelas, ruang lab bahkan ruang ekskul Yoona tapi nihil. Gadis itu ga ada.

"Lo kenapa? Kok bisa di sekolah gue."

"Liat Yoona ga?"

Baekhyun geleng. "Kenapa sih?"

"Kak nyari kak Yoona ya?"

Keduanya noleh, Chanyeol segera ngangguk. "Dimana?"

"Dibelakang sekolah kak. Deket gudang."

Denger itu Chanyeol langsung lari.

"Aduh bocah itu, sekolah dia bukan tapi lari-lari." Susul Baekhyun.

Chanyeol berlari kayak orang kesetanan dan larian itu terhenti saat melihat punggung seseorang. "Na?"

Yoona noleh. Wajah gadis itu sembab. "Chan."

Chanyeol mendekat lalu memeluk Yoona erat.
"Ayah Chan." Tangisnya pecah. Gadis itu menangis meraung dipelukan sahabatnya. "Ayah gue kritis."

"Udah Na.. jangan nangis lagi."

"Ayah gue bakal pergi Chan."

Chanyeol mengelus rambut Yoona. "Ga na. Kalo lo berdoa begitu, ayah lo bakal pergi beneran. Kita harus optimis."

Yoona menggeleng. "Ayah udah pamit Chan. Ayah udah pamit di mimpi gue semalem."

Chanyeol memeluk Yoona dengan erat.

-1-

Dari tempat duduknya Chanyeol melihat tubuh Jin mematung saat dokter itu mengatakan sesuatu yang berhasil membuat semua orang disana lemas.

Namun dengan cepat bocah itu meraih tubuh Yoona yang siap terjatuh tepat dibelakang Jin. "Naa... Yoona."

Mama Chanyeol dan Ibuk Taeyeon langsung menghampiri Chanyeol dan Yoona.

Gadis itu diam mematung, sejak pemakaman Yoona sama sekali tidak bicara bahkan gadis itu diam dengan tatapan kosong.

"Naa."

Yoona menoleh dan mendapati Chanyeol didepannya.

"Belom tidur?"

Gadis itu menggeleng.

"Temenin gue pipis di wc dapur dong. Gue takut."

"Hah?"

Chanyeol meraih tangan Yoona lalu menariknya kedapur. "Ayok Na. Rumah lo serem sih. Mana Eyang udah tidur, abang juga di luar."

Denger itu Yoona tersenyum dan mengikuti bocah itu.

"Tunggu disini ya."

Yoona mengangguk.

Chanyeol masuk kedalam kamar mandi. "Na."

"Hmm."

"Masih disitu kan?" Tanyanya. Cowok itu pura-pura boker.

"Masih."

"Lo kok ga nangis Na? Abang lo aja nangis?"

Yoona diem.

Canggung. Chanyeol pura-pura ngedan.

"Kalo gue nangis, ayah bakal balik ga?"

Chanyeol pura-pura ga denger.

"Kalo ayah bakal balik, gue bakal nangis sekenceng-kencengnya."

Chanyeol mendesah. "Balik atau ga, lo harus nangis Na."

"Kenapa?"

"Karna nangis itu alami Na. Semua orang yang kesakitan pasti nangis. Dengan elo ga nangis berarti elo ga sakit pas bokap lo pergi. Mungkin orang ngira elo bahagia bokap lo pergi."

"Bukan begitu Chan."

"Gue ngerti. Tapi gue pengen denger lo nangis, tangisin sepuasnya. Kalo emang lo malu, gue bakal didalem sini sampe elo selesai nangis."

Denger itu Yoona kembali sedih. "Chan."

"Gapapa Na. Gue ngerti."

"Ayah gue bener-bener pergi ya?"

"Iya."

Yoona mulai menangis. "Kami yatim piatu ya Chan."

"Na.."

Gadis itu menangis tersedu-sedu.

Mendengar suara tangisan Kyuhyun yang hendak ke wc langsung menghentikan langkahnya, begitu juga Donghae.

"Siapa tuh?" Tanya Donghae.

"Yoona. Dia baru nangis sekarang."

"Kasihan ya."

Kyuhyun mengangguk.

Semenjak malam itu, ada dua cowok yang bertekad buat ngelindungin gadis yang menangis itu dan pada akhirnya, diantara mereka berdualah yang akan selalu bersama gadis itu selamanya.

Geng Komplek Nusa IndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang