Vernon

322 18 3
                                    


Brukk

"Ah.. ma-maafkan aku!" Aku tidak sengaja menabrak pria jangkung bermasker ketika aku mengobrol dengan Yuna. Dan sialnya, itu membuat kopi yang pria itu pegang mengenai bajuku dan bajunya.

Aku segera mencari sapu tangan di sakuku dan membersihkan bekas kopi di kemejanya, tanpa tahu bahwa pria itu menatapku.

Karena merasa diperhatikan, akupun mendongak, dan seketika tubuhku kaku.

"Ver...non?" Ucapku terbata-bata,  mataku berair.

"Darimana kau tahu namaku?" Tanyanya bingung.

"A-ah bukan apa-apa, maaf aku permisi dulu." Setelah itu aku langsung berlari keluar kafe.

.

.

Sesampainya dirumah, aku mengunci diri di kamar. Aku masih kaget dan tidak percaya, pria itu.. Vernon? Astaga.. aku pasti sudah gila.

Karena lelah berfikir, aku jatuh tertidur.

.

.

"Kim (Y/n), Will You Marry Me?" Pria itu berlutut dan membuka kotak kecil berisi cincin yang indah dihadapan gadis bergaun ungu yang anggun.

Gadis yang bernama (y/n) itu menangis terharu dan mengangguk, lalu pria dihadapannya memeluk gaadis itu, bahkan mengangkatnya. Mereka terlihat sangat bahagia.

Kemanapun mereka pergi, lelaki itu tak pernah melepaskan genggaman tangannya, seakan-akan ia takut kehilangan gadis yang dicintainya.

...

Perlahan aku membuka mataku.

"Mimpi itu lagi.."

Kenapa aku selalu memimpikan hal yang sama selama sebulan ini?

Siapa pria itu? Siapa pria yang kusebut 'Vernon' dalam mimpiku? Kenapa.. kenapa terasa begitu nyata?


Tiba-tiba aku teringat pria yang kutemui di kafe tadi. Mungkinkah.. ia benar-benar 'Vernon'?

Teka-teki yang dibawa mimpiku sepertinya benar-benar membuatku gila.

Aku memutuskan keluar dulu, sekedar jalan -jalan untuk menyegarkan pikiran.

Niatnya begitu, tapi dijalan aku malah melihatnya lagi. Aku memutuskan untuk pura-pura tidak melihat sampai ia menahan tanganku.


"Kau.. yang di kafe tadikan?" Tanyanya membuatku menoleh kebelakang.

"Maafkan aku atas kopimu!" Aku langsung membungkuk 90 derajat, takut ia akan membentakku.

"Haha.. kau ini lucu sekali.."

Kok malah tertawa?

"Perkenalkan, namaku Hansol Vernon Chwe, kau bisa memanggilku Hansol atau Vernon. Eh tapi kurasa kau sudah mengenalku." Ia mengulurkan tangannya untuk menjabat tanganku.

"(Y/n).." Aku menerima uluran tangannya.

"(Y/n)? Nama yang cantik."

Deg. Ini ada dimimpiku!

"Oh ya, (y/n), sapu tanganmu tertinggal, tadi sempat kucuci saat aku pulang." Ia mengulurkan sapu tangan yang mungkin terjatuh saat aku meninggalkan Vernon di kafe.

"T-terimakasih,"

"Um, besok kau ada waktu?" Tanyanya.

"Hm.. sepertinya ada."

SEVENTEEN X YOU(Imagine Seventeen)Where stories live. Discover now