X Non baku X
.
Kamu bekerja di sebuah minimarket di dekat rumahmu.
"Soft*xnya satu ya mbak, jadi dua puluh ribu rupiah. Pulsanya nggak sekalian mbak?" Tawarmu ketika pelanggan menaruh belanjaannya diatas meja kasir. Karena tidak mendengar jawaban, kamupun mendongak, "Mbak?"
"Eh.. iya, ngga." Jawabnya gelagapan.
Ia pun mengeluarkan selembar uang 20.000, lalu dengan cepat ia mengambil belanjaannya dan segera keluar dari minimarket.
"Mbak! Struknya ketinggalan!" Panggilmu. Tapi si mbak-mbaknya udah keburu pergi.
"Aneh.."
.
.
.
Jeonghan Pov
"Duh sial.. adek gua minta dibeliin soptek lagi.. Cheol, temenin gua lah."
"Hahahah,, kapan lagi bakti sama adek Han.." Tawa Seungcheol ngakak.
"Diem lu"
-Mini market-
"Selamat datang di Alfamei, selamat berbelanja," sapa seorang pegawai dengan senyumannya yang.. ekhem. Mempesona.
.
Gila.. sontak aku bengong ngalangin pintu masuk,
"Pret, ngapain berhenti tengah jalan sih?" Protes Seungcheol yang hidungnya nyaris menabrak punggungku.
"Cheol.. keknya gua naksir mbak-mbak kasirnya deh.." bisikku sambil meneruskan jalan ke rak tempat Sof*ex.
"Hah? Gila lu, baru juga ketemu.."
"Bodo amat, nanti mau gua pedekate-in ah" sahutku semangat sembari asal mengambil salah satu sof*ex yang ada.
"Soft*xnya satu ya mbak, jadi dua puluh ribu rupiah. Pulsanya nggak sekalian mbak?" Tanya si Mbak kasir.
Diliat dari deket makin cantik ya...
"Mbak?" Panggilnya sambil menatapku. "Eh... iya, engga"
Wait.. tadi dia manggil aku apa? Mbak?
Si Seungcheol udah nahan ketawa gatau dari kapan.
Aku memberikan uangku dan mengambil sof*ex milik adikku lalu segera keluar dari minimarket itu.
Jeonghan Pov end.
Author Pov
Yap! Benar, orang yang kamu panggil mbak itu adalah Jeonghan.
Dan kau tau? Sampe rumah, Seungcheol langsung ketawa ngakak sampe batuk-batuk. Jeonghan sih pasrah aja.
"Jadi, kapan mulai pdkt nya?" Tanyanya setelah puas tertawa.
"Besok."
"Wait, sebelum itu, coba lu cukur rambut deh, lu mau dikira lesbi?" Ceplos Seungcheol yang dihadiahi jitakan dikepalanya.
"Nanti aja pas gue udah mau nembak."
"Terserahlah.."
.
.
.
Esoknya, Jeonghan benar-benar datang lagi ke tempatmu bekerja.
Namun kamu ga sadar kalo itu Jeonghan, sampe hari keempat kamu baru sadar.
"Le Mine*ale nya 3, jadi sembilan ribu rupiah."
Jeonghan memberi selembar uang 10.000 dan secarik kertas, "Mbak, nanti kertasnya dibaca ya," katanya sebelum menerima struk darimu.
Setelah ia keluar, kau yang penasaran pun membuka kertas itu.
Mbak (y/n), nanti setelah kerja temui aku di taman xx boleh? Aku akan menunggumu ^^
-Jeonghan
"Jeonghan? Nama mbak tadi kah? Kok namanya kaya cowo? Trus kok tau namaku?" Tanyamu polos pada dirimu sendiri.
Karena masih ada waktu 2 jam sebelum kamu selesai bekerja, Jeonghan mampir ke salon untuk potong rambut.
.
.
Karena penasaran, setelah beres bekerja, kamu langsung pergi ke tempat yang dimaksud surat itu.
Tapi bukannya mbak mbak pas ngasih surat yang kamu lihat, melainkan kamu malah melihat cowok ganteng lagi duduk di depanmu.
"Mbak (y/n)? Beneran dateng?" Ujarnya senang.
"Umm.. maaf, anda siapa ya? Kembaran Jong..hon kah?" Tanyamu hati-hati. Tanpa kamu sangka, cowo itu malah ketawa ngakak.
"Namaku Jeonghan mbak, bukan Jonghon," ralatnya.
"Dan juga, yang selalu mbak panggil 'mbak' selama ini itu aku." Tambahnya.
"Hah?"
10%
50%
85%
100%
"Ma-masa? Jadi... Mbak itu cowok?"
"Iya.. itu aku.."
"Tapi.. kok mbak-eh masnya beli soptek?" Tanyamu menahan malu.
"Itu buat adikku."
"Oh... maaf.." Katamu sambil menutup wajahmu karena malu.
"Hahahah.. santai aja kali mbak, betewe, mbak tau gak kenapa saya minta ketemu?" Tanyanya.
Kamu hanya menggeleng sebagai jawaban.
"Karena saya mau nembak mbaknya."
.
"Hah?"
.
Loding lagi pemirsah..
10%
75%
100%
"HAH?"
"Iya mbak, saya suka sama mbaknya dari awal saya beliin adek saya soptek. Mbaknya ga harus langsung jawab kok, minggu depan juga boleh, tapi saya minta nomer mbak ya?" Katanya sambil senyum cerah.
Nasibmu? Oh selamat, jiwamu sekarang lagi terbang ke langit ketujuh. Mukamu cengo banget.
THE END
Gimana rasanya kalo ditembak sama cowo cantik kek jonghan? Mau kamu terima gak?
-vrs.